Rusia Dukung China soal Taiwan

Reporter

Daniel Ahmad

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 29 Juli 2022 18:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping di Belt and Roadl Forum di Beijing, Cina pada 15 Mei 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan bahwa Moskow mendukung kebijakan "Satu China" mengenai masalah Taiwan. Ia menegaskan kedaulatan China adalah yang paling utama.

"Posisi kami tentang keberadaan hanya satu China tetap tidak berubah," kata Lavrov kepada wartawan di Tashkent, Jumat, 29 Juli 2022. "Kami tidak memiliki masalah dengan menegakkan prinsip kedaulatan China."

Pernyataan Lavrov itu muncul tak lama setelah Presiden Xi Jinping memperingatkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden agar tidak memprovokasi Beijing soal Taiwan. Saat bercakap dengan Biden melalui telepon pada Kamis, 28 Juli 2022, Xi menyoroti kekhawatirannya atas masalah Taiwan jelang kemungkinan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau tersebut.

"Mereka yang bermain api akan binasa karenanya. Diharapkan, AS akan melihat dengan jelas tentang ini," kata Kementerian Luar Negeri China mengutip ucapan Xi kepada Biden, dilansir dari Reuters, Jumat, 29 Juli 2022.

Xi mengatakan, Washington harus mematuhi prinsip satu-China. Ia menekankan Beijing dengan tegas menentang kemerdekaan Taiwan dan campur tangan pihak luar.

Advertising
Advertising

Biden mengatakan kepada Xi kebijakan AS tentang Taiwan tidak berubah. Gedung Putih memastikan, Washington sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Biden, bagaimanapun menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi di Taiwan.

Gedung Putih mengatakan percakapan panjang dengan Xi adalah bagian dari upaya AS untuk memperdalam jalur komunikasi dengan China. Selain itu Amerika juga ingin mengatasi perbedaan kedua negara dengan tanggung jawab.

Setelah panggilan itu, Taiwan melalui kementerian luar negeri, berterima kasih kepada Biden atas dukungannya. Taiwan menyatakan akan terus memperdalam kemitraan keamanannya dengan Amerika Serikat.

China sejauh ini telah bersikap menahan diri untuk tidak mengutuk Rusia atas invasi Ukraina. Beijing juga menolak menyebut operasi militer Rusia di Ukraina sebagai invasi. Walau begitu, China berharap ada solusi diplomatik dalam menyelesaikan konflik Rusia dan Ukraina ini.

Sebelumnya pada 4 Februari 2022, Presiden Vladimir Putin dan Presiden Xi Jin Ping bertemu di Beijing. Keduanya mengumumkan kemitraan strategis tanpa batas. Kedua negara juga sepakat melawan dominasi pengaruh Amerika Serikat dalam tatanan global.

Pada Senin, 18 Juli 2022, Financial Times mewartakan Pelosi akan kunjungan kerja ke Taiwan pada Agustus 2022. Kementerian Luar Negeri China menanggapi bahwa lawatan kerja Pelosi ke Taiwan sama dengan melanggar kedaulatan dan integritas wilayahnya. Beijing sudah memperingatkan, Amerika Serikat akan menanggung konsekuensinya jika Pelosi nekat ke Taiwan.

REUTERS

Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

6 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

10 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

23 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya