Tetra Pak Angkat Kaki dari Rusia

Reporter

Tempo.co

Rabu, 27 Juli 2022 13:15 WIB

Tetra Pak Index 2019 memaparkan hubungan yang jelas antara kesehatan konsumen dengan lingkungan.

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan swasta bidang pengemasan, Tetra Pak, pada Selasa, 26 Juli 2022, mengumumkan akan angkat kaki dari operasionalnya di Rusia setelah 62 tahun beroperasi di Negeri Beruang Merah tersebut. Tetra Pak mantap untuk melepaskan bisnisnya di sana.

Dalam keterangannya, Tetra Pak mengatakan managemen setempat akan menjalankan operasional di Rusia sebagai perusahaan yang baru yang tidak ada kaitannya lagi dengan Tetra Pak.

Sejumlah perusahaan asal negara-negara Barat sudah meninggalkan Rusia atau mengumumkan niat mereka untuk meninggalkan negara itu. Langkah itu dilakukan setelah Moskow mengirimkan ribuan tentara ke Ukraian pada 24 Februari 2022. Rusia menyebut hal itu sebagai sebuah operasi militer.

Advertising
Advertising

Perang Ukraina telah menuai kecaman luas hingga Rusia dijatuhkan sanksi.

Sebelumnya pada Maret 2022, Tetra Pak sudah menghentikan semua investasinya dan proyek-proyeknya di Rusia. Bukan hanya itu, Tetra Pak juga membatasi operasionalnya untuk barang-barang penting untuk sekadar menjaga keberlanjutan dan meminimalkan dampak pada para pegawainya.

“(Keluar dari Rusia) karena dampak akumulatif dari sejumlah larangan ekspor yang diberlakukan ke Rusia sehingga rantai suplai menjadi tidak stabil. Dampaknya, perusahaan harus keluar tanpa opsi lain selain angkat kaki dari negara ini,” demikian keterangan Tetra Pak

Menyusul adanya transfer kepemilikan ini, perusahaan yang baru nantinya akan mengoperasikan bisnis sebagai perusahaan independen di bawah nama yang baru dan tidak akan terafiliasi lagi dengan Tetra Pak.

Industri pengemasan di Rusia saat ini sedang terseok-seok di bawah pemberlakuan sanksi-sanksi. Kekurangan suplai telah membuat kemasan karton jus yang warna-warni, sekarang hanya berwarna dominan putih.

Tetra Pak, yang juga memproduksi kartor jus, kekurangan bahan warna untuk membuat kemasan menjadi berwarna-warni. Begitulah bagaimana rantai suplai telah terkena dampaknya.

Dalam acara St Petersburg International Economic Forum pada bulan lalu, saat seorang jurnalis memperlihatkan jus yang kemasannya polos, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kedaulatan dan kemerdekaan lebih penting bagi Rusia, bukan kesengsaraan kemasan.

Sumber: Reuters

Baca juga:Taman Pintar Yogyakarta Punya Wahana Baru, Proses Kemasan Susu UHT Jadi Genting

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

5 jam lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

6 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

10 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Klaim Neraca Perdagangan Surplus tapi Ekspor Turun

1 hari lalu

Zulkifli Hasan Klaim Neraca Perdagangan Surplus tapi Ekspor Turun

Mendag Zulkifli Hasan klaim neraca perdagangan surplus tapi ekspor turun.

Baca Selengkapnya

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

1 hari lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

1 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya