Tolak Bersalaman dengan Dubes Israel, Pejabat Bahrain Dipecat

Reporter

Tempo.co

Senin, 25 Juli 2022 13:27 WIB

Bendera Israel dan Bahrain terlihat di pesawat Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid di Bandara Internasional Bahrain di Muharraq, Bahrain, 30 September 2021. [REUTERS/Hamad I Mohammed]

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebudayaan dan Purbakala Bahrain dipecat dari jabatannya setelah menolak berjabat tangan dengan duta besar Israel pertengahan bulan lalu, Doha News melaporkan pada Senin 25 Juli 2022.

Sheikha Mai binti Mohammed Al Khalifa, yang terkenal karena menentang normalisasi hubungan Bahrain dengan Israel, dipecat setelah insiden yang terjadi pada 16 Juni di rumah utusan Amerika Serikat untuk Bahrain, Stephen Bundy.

Sejumlah duta besar dan pejabat telah berkumpul di rumah Bundy untuk resepsi pemakaman menghormatin meninggalnya ayahnya. Selama acara tersebut, Sheikha Mai dilaporkan diperkenalkan kepada duta besar Israel tetapi menarik tangannya, dalam apa yang dianggap sebagai penghinaan bermotif politik.

Menurut laporan, Sheikha Mai kemudian meninggalkan rumah duta besar AS dan meminta agar foto-foto dirinya dalam acara itu tidak dipublikasikan. Beberapa hari kemudian, Raja Hamad bin Isa mengumumkan bahwa Sheikh Khalifa bin Ahmed bin Abdullah Al Khalifa telah ditunjuk sebagai presiden baru Otoritas Kebudayaan dan Purbakala Bahrain.

Sheikha Mai, yang juga mengepalai Pusat Penelitian dan Kebudayaan Sheikh Ibrahim, dilaporkan sedang berada di luar negeri pada saat pengumuman tersebut. Tahun lalu, Sheikha Mai menjamu Ilan Pappe, seorang profesor dan penulis anti-zionis, di pusat simposium yang dikritik sebagai "pukulan" bagi upaya normalisasi.

Advertising
Advertising

Bahrain dan Uni Emirat Arab memperbaiki hubungan dengan Israel pada September 2020 dalam kesepakatan yang ditengahi AS selama bulan-bulan terakhir pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump. Maroko dan Sudan mengikutinya tidak lama kemudian.

Negara-negara tersebut sebelumnya menolak untuk menjalin hubungan dengan Israel sebagai protes atas pendudukan Israel atas Palestina. Kesepakatan itu menghancurkan konsensus Arab yang sudah lama ada bahwa tidak boleh ada normalisasi dengan Israel sampai mencapai kesepakatan damai yang komprehensif dengan Palestina.

Baik Otoritas Palestina (PA) dan Hamas, yang mengatur Jalur Gaza, telah mengutuk kesepakatan normalisasi Bahrain dengan Israel sebagai "tikaman dari belakang" untuk rakyat mereka.

Baca juga: Israel Akan Gelar KTT Perdana dengan Negara-Negara Sekutu Arab, Siapa Saja?

SUMBER: MIDDLE EAST EYE

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

9 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

11 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

12 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

17 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

18 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

18 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

19 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

19 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

20 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya