WHO Desak Asia Tenggara Perkuat Pengawasan Cacar Monyet dalam Populasi Berisiko

Reporter

Tempo.co

Senin, 25 Juli 2022 13:07 WIB

Seorang perawat melakukan vaksinasi cacar monyet di Northwell Health Immediate Care Center di Fire Island-Cherry Grove, di New York, AS, 15 Juli 2022. REUTERS/Eduardo Munoz

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara anggota untuk memperkuat pengawasan dan tindakan kesehatan masyarakat terhadap penyakit cacar monyet. WHO pada pekan lalu telah menyatakan darurat kesehatan atas penyakit cacar monyet.

"Cacar monyet telah menyebar dengan cepat dan ke banyak negara yang belum pernah melihatnya sebelumnya, yang merupakan masalah yang sangat memprihatinkan," kata Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara WHO Poonam Khetrapal Singh dikutip dari The Hindustan Times Senin 25 Juli 2022.

“Dengan kasus terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, diharapkan pemerintah di kawasan dapat mengurangi penyebaran penyakit lebih lanjut dengan upaya terfokus di antara populasi berisiko,” ujar Singh, menambahkan langkah-langkah itu harus sensitif dan tanpa stigma atau diskriminasi.

Lonjakan infeksi telah dilaporkan sejak awal Mei di luar negara-negara Afrika Barat dan Tengah di mana penyakit itu telah lama mewabah. Secara keseluruhan, 98 persen orang yang terinfeksi adalah laki-laki gay atau biseksual, dan sekitar sepertiga diketahui telah mengunjungi tempat-tempat seks di tempat seperti pesta seks atau sauna dalam bulan sebelumnya.

Secara global, lebih dari 16 ribu kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 75 negara. Di Wilayah Asia Tenggara, sejumlah kasus cacar monyet telah dilaporkan. Sebanyak enam kasus dari Singapura dan satu dari Thailand. Kasus di Thailand seorang warga Nigeria yang tinggal di negara itu telah dikonfirmasi positif terkena cacar monyet. Ia sempat kabur ke Kamboja, sebelum akhirnya dikembalikan ke Thailand.

Advertising
Advertising

Keputusan untuk menyebut cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) diumumkan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Pengumuman itu dilakukan sehari setelah ia mengadakan pertemuan komite darurat Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) untuk meninjau wabah multinegara.

"Meskipun risiko cacar monyet secara global dan di kawasan sedang, potensi penyebaran internasional lebih lanjut adalah nyata. Selain itu, masih banyak yang belum diketahui tentang virus tersebut. Kita harus tetap waspada dan bersiap untuk menggelar respons intens untuk mengurangi penyebaran cacar monyet lebih lanjut,” kata dia.

Virus cacar monyet ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui kontak tidak langsung atau langsung. Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau lesi yang menular, termasuk tatap muka, kulit ke kulit dan tetesan pernapasan.

Dalam wabah saat ini di negara-negara dan di antara kasus cacar monyet yang dilaporkan, penularan tampaknya terjadi terutama melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual. Penularan juga dapat terjadi dari bahan yang terkontaminasi seperti linen, tempat tidur, elektronik, pakaian, yang memiliki partikel kulit yang menular.

Baca juga: Darurat Cacar Monyet: Amerika Serikat Terparah, Bagaimana Indonesia?

SUMBER: THE HINDUSTAN TIMES

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

3 hari lalu

5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

Meskipun sigma male dan alpha male memiliki sedikit kesamaan, namun sangat jelas ada perbedaan kunci yang membedakan keduanya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sigma Male?

3 hari lalu

Apa Itu Sigma Male?

Sigma male adalah pria yang memiliki kepribadian memilih untuk menjalani kehidupannya di luar struktur tatanan dominasi sosial masyarakat.

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

3 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

4 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

7 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

13 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya