Ini Baru Namanya Penjajahan Modal Asing

Reporter

Editor

Sabtu, 21 Februari 2009 13:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sir Allen Stanford, milioner asal Texas, Amerika Serikat, boleh disebut "memiliki" negeri kecil di Karibia, Antigua. Selain kekayaan Stanford lebih besar dari ekonomi Antigua, Stanford juga memiliki pegawai yang jumlahnya hanya kalah dari jumlah pegawai negerinya.

Saat ini Stanford sedang menghadapi sejumlah sangkaan mulai dari penipuan sebesar US$8 miliar (Rp 95 triliun) sampai mengaitkan dengan sejumlah bisnis obat bius.

Bisnis pasar modal dan olah raga yang dibuat Stanford selama 30 tahun ini berantakan. Otoritas keuangan Amerika Serikat mulai mengulik-ulik dan FBI sudah terlibat.

Bagi Antigua, ini sangat besar artinya. Perdana Menteri Antigua, Baldwin Spencer, menyebutnya: "Orang ini memiliki tagihan pada seluruh negeri ini."

Saat orang sampai Antigua, semua memang tampak kehadiran Stanford. Begitu keluar bandara Antigua, ada stadion Stanford Cricket Ground. Di belakangnya ada Bank of Antigua milik Stanford. Bank of Antigua itu sendiri sekarang bangkrut karena penariban dana besar-besaran oleh para nasabah yang panik sehingga Bank Sentral Karibia Timur mengambil alih.

Tidak jauh dari sana ada bangunan megah Stanford International Bank, yang menjadi sasaran penyelidikan penipuan. Di sampingnya kantor redaksi harian terbesar Antigua, the Sun, yang dimiliki Stanford.

Agak jauh dari sana, sampai ke dermaga yang oleh Stanford direncanakan akan dibangun sehingga dari terminal kedatangan bandara bisa langsung naik perahu ke pulau-pulau Karibia.

Di negeri seluas kota Surabaya dengan penduduk hanya 70 ribu jiwa itu, jumlah warga yang bekerja untuk Stanford mencapai 1.300 orang. Saat ekonomi Antigua dan Barbuda bernilai US$1,2 miliar (Rp 14,2 triliun), kekayaan Stanfrod diperkirakan setidaknya US$2,2 miliar (Rp 26 triliun).

Allen Stanford, lahir di Texas pada 1950, memang dari kecil rajin cari uang. Saat umurnya 13 tahun, ia membersihkan tanah untuk rumah dengan bayaran kayu yang ia temukan. Kayu itu ia jual dan mendapat US$400.

Pada 1970, ia masuk Baylor University, kampus tertua di Texas, untuk mempelajari ekonomi. Tapi saat yang lain sibuk belajar bukut teks, Stanford sibuk mencari uang dengan mengajari menyelam.

Dua tahun setelah lulus kuliah, pada 1975 Stanford masuk perusahaan yang didirikan kakeknya, Stanford Financial. Perusahaan ini bekerja di bidang asuransi dan perumahan dengan sekitar 10 ribu nasabah di Texas.

Keberhasilan mereka dimulai pada 1983 saat harga rumah di Texas turun sampai 22 persen dalam empat tahun. Selama setahun itu, hanya Stanford Financial yang membeli rumah. Dalam 10 tahun, rumah itu harganya sudah jauh lebih tinggi dan mereka untung besar. Uang itu diputar di pasar modal dan Stanford makin sejahtera saja.

Agar pajaknya lebih sedikit, ia menempatkan uangnya di luar negeri. Semula ia menyimpan di Montserrat, negara tetangga Antigua. Tapi saat pemerintah Inggris mulai mengutak-atik asal dana, ia pindah di Antigua pada 1990.

Saat itu Antigua diperintah oleh Vere Birds dan kemudian dilanjutkan anaknya, Lester Birds. Saat itu Birds mulai mengubah ekonomi Antigua dari agraris--sebagai penghasil tebu--menjadi tempat cuci uang atau penyimpanan uang. Keluarga Birds juga dicurigai berbisnis dengan kartel narkotika dari Kolumbia dan Afrika Selatan saat masih menganut apartheid.

Di saat Birds membutuhkan dana untuk membangun Antigua ini Stanford datang. Stanford membangun rumah sakit baru di Antigua, agar Birds didukung rakyat. Stanford memberi utangan pemerintah Antigua. Dan Stanford bisa membeli tanah di sekitar bandara dengan harga miring.

Pada 1996, pemerintah Amerika menekan Antigua agar memperketat peraturan cuci uang. Segera saja Stanford mengirim konsultan kepada pemerintah Antigua. Akhirnya, undang-undang cuci uang di Antigua malah makin buruk.

Pada 2003, Stanford dituduh menyuap dua politikus agar bisa membeli tanah di ibu kota, St. John's. Stanford membantah ia menyuap. Benar, ia mengaku memberi uang kepada politikus, masing-masing US$ 40 ribu (Rp 476 miliar). Tapi itu bukan suap melainkan untuk mendukung kerja mereka di konstituennya.

GUARDIAN/NURKHOIRI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya