Ada Perang Geng, China Dorong PBB Melarang Impor Senjata Api Kecil ke Haiti

Reporter

Daniel Ahmad

Jumat, 15 Juli 2022 17:00 WIB

Pimpinan Geng 400 Mawozo, Lanmo Sanjou, ketika menuntut tebusan untuk misionaris yang disandera, Oktober 2021. (Youtube/hcabarbieri.it)

TEMPO.CO, Jakarta -China meminta Dewan Keamanan PBB melarang impor senjata api kecil ke Haiti. Sumber mengatakan, Beijing menyarankan PBB juga memberi sanksi kepada para pemimpin geng dan mengirim pasukan polisi regional ke negara Karibia itu.

Usulan itu muncul saat anggota Dewan mempertimbangkan untuk memperbarui misi politik PBB ke Haiti yang akan berakhir pada Jumat malam, 15 Juli 2022 seperti dilansir France24.

Hal ini disebabkan meningkatnya konflik antar geng mematikan di Haiti. Akibatnya, warga mengalami kekurangan bahan bakar dan harga pangan naik.

Sumber diplomatik China mengatakan bahwa PBB harus mendorong otoritas politik di Haiti untuk bertindak, dan menempatkan mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan itu dengan sanksi hukum.

Menurut draf teks yang dilihat oleh wartawan, sanksi individu itu akan mencakup larangan perjalanan dan pembekuan aset.

Advertising
Advertising

"Situasi di Haiti tidak bisa lebih buruk. Saat kami melakukan negosiasi di sini, kekerasan geng meningkat di Port-au-Prince," kata juru bicara misi China untuk PBB seperti dikutip France 24.

"Embargo senjata terhadap geng kriminal adalah tindakan minimum yang harus dilakukan Dewan dalam menanggapi situasi yang mengerikan ini," tambahnya.

Dalam kesempatan terpisah, Amerika Serikat mengatakan tidak menentang gagasan China, tetapi sanksi itu harus tepat.

AS menyatakan, tidak masuk akal untuk menerapkan embargo senjata tanpa komite sanksi atau sekelompok ahli PBB untuk mengawasinya. AS juga menambahkan bahwa informasi lebih lanjut tentang sanksi yang diusulkan terhadap individu diperlukan untuk membahas gagasan tersebut.

Setidaknya 89 orang telah tewas di Port-au-Prince saja selama pekan ini. Kekerasan geng sudah berlangsung selama berhari-hari. Badan-badan bantuan mengatakan wilayah itu berbahaya untuk diakses.

Kemiskinan yang menghancurkan dan kekerasan yang meluas menyebabkan banyak warga Haiti melarikan diri ke Republik Dominika, yang berbatasan dengan negara itu, atau ke Amerika Serikat.

Dewan Keamanan sedang memperdebatkan apakah akan memperpanjang misi politik khusus PBB ke Haiti atau BINUH, hingga 2023. Pemungutan suara awalnya dijadwalkan pada Rabu lalu. Namun, dengan anggota Dewan memperdebatkan proposal China, voting dapat didorong kembali ke hari ini.

China ditengarai telah mengambil peran yang semakin menonjol dalam isu-isu yang berkaitan dengan Haiti di PBB dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena Port-au-Prince telah mengakui Taiwan.

Baca juga: Perang Geng Haiti Kian Mengerikan, Hampir 90 Orang Tewas dalam Sepekan

SUMBER: FRANCE 24

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

8 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

13 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

21 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

21 jam lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

22 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

3 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

3 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

4 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

4 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya