Kisah Penetapan Hari Malala Dunia oleh PBB, Perjuangan Aktivis Malala Yousafzai

Selasa, 12 Juli 2022 20:25 WIB

Malala Yousafzai dinobatkan menjadi pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Termuda sekaligus pemenang Hadiah Nobel Termuda oleh Guinnes World Records. Pada 2014, Malala memeroleh penghargaan Nobel tersebut ketika dirinya berusia 17 tahun. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Sekertaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-Moon, menetapkan 12 Juli sebagai Hari Malala Internasional. Perayaan ini sekaligus bertepatan dengan ulang tahun aktivis muda, Malala Yousafzai. Nama Malala Yousafzai dikenal sebagai aktivis pembela pendidikan global dan perempuan. Malala Yousafzai juga menjadi wanita peraih nobel untuk perdamaian dunia termuda.

Melansir dari dnaindia.com, penetapan Hari Malala Dunia berangkat dari perjuangan aktivis Malala Yousafzai yang memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak perempuan. Wanita kelahiran Mingora, Pakistan, 12 Juli 1997 ini telah memulai bergelut di dunia pergerakan perempuan sejak usia dini melalui berbagai media.

Malala Yousafzai memulai menyuarakan kegelisahannya ketika kelompok Taliban menguasai daerah Lembah Swat dan merampas hak-haknya beserta anak-anak perempuan seusianya di desa tempat tinggalnya untuk menempuh pendidikan. Dilansir nobelprize.org, pada 2008, Malala Yousafzai menyampaikan suaranya melalui pidato berjudul ‘Berani-beraninya Taliban mengambil hak dasar saya untuk menerima pendidikan’. Pada awal 2009, Malala mulai membuat blog secara anonim di situs berbahasa Urdu dari British Broadcasting Corporation (BBC).

Semenjak saat itu, nama Malala Yousafzai semakin dikenal oleh publik Pakistan. Bahkan, di tengah perjuangan aktivismenya, Malala Yousafzai menjadi korban penembakan dari Kelompok Taliban. Malala Yousafzai mengalami pembengkakan otak akibat tembakan peluru yang mengenai kepalanya. Kondisinya yang kritis membuatnya mendapatkan perawatan lebih lanjut di Birmingham, Inggris. Malala Yousafzai juga sempat mendapatkan operasi saraf wajah.

Pada 12 Juli 2013, aktivis Pakistan berusia 16 tahun saat itu menyampaikan pidato yang mengharukan di markas besar PBB. Malala Yousafzai menyoroti pentingnya akses pendidikan perempuan secara global dan memanggil para pemimpin dunia untuk mereformasi kebijakan mereka. Karena perjuangannya itulah, 12 Juli diperingati sebagai Hari Malala Dunia sekaligus sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan kepada aktivis muda tersebut.

Advertising
Advertising

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: 25 Tahun Malala Yousafzai: Hak Perempuan, Taliban dan Nobel Perdamaian

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

3 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

3 jam lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

4 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

4 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

4 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

2 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya