Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

25 Tahun Malala Yousafzai: Hak Perempuan, Taliban dan Nobel Perdamaian

image-gnews
Malala Yousafzai, penerima Nobel perdamaian, saat pertemuan dengan remaja perempuan Complexo da Penha yang bekerja pada organisasi sepak bola Street Child United di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil, 11 Juli 2018. REUTERS/Ricardo Moraes
Malala Yousafzai, penerima Nobel perdamaian, saat pertemuan dengan remaja perempuan Complexo da Penha yang bekerja pada organisasi sepak bola Street Child United di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil, 11 Juli 2018. REUTERS/Ricardo Moraes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, tepat pada 12 Juli 1997 silam, merupakan kelahiran Malala Yousafzai, seorang aktivis muda yang vokal menyuarakan perjuangan dan hak-hak perempuan. Malala Yousafzai lahir di Kota Mingora, sebuah kota terbesar di Lembah Swat, Pakistan dari pasangan Ziauddin dan Tor Pekai Yousafzai. Nama Malala Yousafzai semakin dikenal ketika wanita ini menjadi peraih nobel untuk perdamaian dunia termuda.

Malala Yousafzai, Taliban dan Nobel Perdamaian

Malala Yousafzai merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ketika berusia sepuluh tahun, Malala Youfsafzai harus merasakan kekejaman Pasukan Taliban yang merampas haknya dan anak-anak perempuan untuk menempuh pendidikan. Bahkan, pada 2008, Pasukan Taliban menghancurkan sekitar 400 sekolah di Lembah Swat. 

Hal itulah yang menjadi Malala Yousafzai untuk melawan Taliban dengan mengkritiknya. Bersama dengan ayahnya, Malala Yousafzai pemberontakan terhadap Pasukan Taliban melalui pidato yang disampaikannya pada 2008 lalu, berjudul ‘Berani-beraninya Taliban mengambil hak dasar saya untuk menerima pendidikan’ 

Pada awal 2009, Malala mulai membuat blog secara anonim di situs berbahasa Urdu dari British Broadcasting Corporation (BBC). Malala Yousafzai menulis tentang kekejaman yang dirasakannya di bawah pemerintahan Taliban. Malala Yousafzai juga menuangkan keingananya untuk pergi sekolah dan mempertanyakan motif Pasukan Taliban atas tindakan kejinya itu. Malala menggunakan media untuk melakukan kampanye publiknya tentang hak-hak bagi anak perempuan Pakistan untukl bersekolah.  

Namanya semakin dikenal di seluruh Pakistan karena aktif menyuarakan tentang peberian akses pendidikan berkualitas gratis kepada gadis-gadis Pakistan. Aktivismenya menghasilkan nominasi untuk Hadiah Perdamaian Anak Internasional pada 2011. Pada tahun yang sama, dia dianugerahi Hadiah Perdamaian Pemuda Nasional Pakistan.

Akan tetapi, pada 9 Oktober 2012, Malala Yousafzai yang berusia 15 tahun ditembak oleh Taliban. Saat itu, Malala Yousafzai sedang perjalanan pulang dari sekolah bersama kawan-kawannya. Seorang pria bertopeng dan bersenjata menembakkan peluru ke kepalanya  hingga menyebabkannya koma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikabarkan dari laman nobelprize.org, Malala Yousafzai mengalami pembengkakkan otak. Selama sepuluh hari, Malala Yousafzai mengalami koma setelah memeroleh perawatan intensif di Inggris. 
Pada 2013, Yousafzai dapat kembali bersekolah tetapi bukan di negara asalnya, melainkan di Inggris. Melansir malala.org, setelah sembilan bulan pasca peristiwa penembakan oleh kelompok Taliban, Malala Yousafzai berkesempatan memberikan pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika usianya 16 tahun. 

Pada 2014, melalui Malala Fund, organisasi yang dirikan bersama ayahnya, Malala Yousafzai melakukan perjalanan ke Yordania untuk bertemu dengan pengungsi Suriah, Kenya, dan Nigeria memberikan dukukan kepada gadis-gadis korban penculikan kelompok teroris yang membatasi anak-anak perempuan untuk bersekolah. Pada tahun yang sama Malala dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pada 2014. 

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca: Intip Aktivitas Terbaru Aktivis Perempuan Malala Yousafzai

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Miss Universe Pakistan Pertama Dikecam dan Dikritik Pemerintah

18 jam lalu

Erica Robin. Instagram.com/@ericarobin_official
Miss Universe Pakistan Pertama Dikecam dan Dikritik Pemerintah

Miss Universe Pakistan dikecam pemerintah karena dianggap mempermalukan, menghina, dan mengeksploitasi perempuan Pakistan.


Inggris Jadi Pusat Kerja Sama 3 Negara Ini Bangun Jet Tempur Masa Depan

1 hari lalu

Model jet tempur baru dari Global Combat Air Program (GCAP) yang dipimpin oleh Inggris, Jepang, dan Italia, terlihat di acara pertahanan DSEI di London, Inggris, 12 September 2023. Reuters/Sarah Young/File Photo
Inggris Jadi Pusat Kerja Sama 3 Negara Ini Bangun Jet Tempur Masa Depan

Tekad Jepang, Inggris dan Italia makin bulat melanjutkan program pembangunan pesawat tempur baru., masih membuka pintu untuk negara lain.


Dikritik Soal Hong Kong, Cina: di Inggris Orang Miskin Terus Bertambah

2 hari lalu

Petugas polisi membubarkan orang-orang di Victoria Park yang ditutup pada peringatan 33 tahun penumpasan demonstrasi pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen Beijing pada tahun 1989, di Hong Kong, China, 4 Juni 2022. REUTERS/Lam Yik
Dikritik Soal Hong Kong, Cina: di Inggris Orang Miskin Terus Bertambah

Cina mengecam laporan enam bulanan Inggris mengenai Hong Kong, dengan mengatakan bahwa mereka mengabaikan kondisi masyarakat yang "baik".


Menlu Retno Marsudi Sebut Politik Jangan Halangi Solidaritas untuk Afghanistan

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pidato pada pembukaan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra/pras
Menlu Retno Marsudi Sebut Politik Jangan Halangi Solidaritas untuk Afghanistan

Menlu Retno Marsudi menyebut Indonesia akan berkontribusi dalam tiga hal: bantuan kemanusiaan, berbagi praktik baik, dan bantuan pendidikan.


Mau Liburan ke Inggris, Siap-siap Biaya Visa akan Naik Mulai 4 Oktober

4 hari lalu

Jam Big Ben di Inggris. Sumber: Reuters
Mau Liburan ke Inggris, Siap-siap Biaya Visa akan Naik Mulai 4 Oktober

Baik visa turis maupun pelajar ke Inggris akan mengalami kenaikan mulai bulan depan.


Detk-detik Kematian Jimi Hendrix Sang Dewa Gitar

5 hari lalu

Jimi Hendrix. Foto: kaskus.us
Detk-detik Kematian Jimi Hendrix Sang Dewa Gitar

Pada 53 tahun silam, Jimi Hendrix meninggal karena overdosis obat-obatan. Begini profilnya dan detik-detik kematian gitaris legendaris ini.


Begini Asal-usul Beras Basmati

7 hari lalu

Ilustrasi jenis beras (merah, putih, hitam). shutterstock.com
Begini Asal-usul Beras Basmati

Beras Basmati berasal dari negara Asia Selatan seperti India dan Pakistan. Biasanya akan diproses menjadi nasi Biryani.


KPU Pakistan Sebut Pemerintah Sementara Berpihak pada Pesaing Eks PM Imran Khan

8 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berhenti sejenak saat berbicara dengan Reuters selama wawancara, di Lahore, Pakistan 17 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro/
KPU Pakistan Sebut Pemerintah Sementara Berpihak pada Pesaing Eks PM Imran Khan

KPU Pakistan Kmempertanyakan netralitas pemerintah sementara yang ditugaskan menggelar pemilu, karena berpihak kepada pesaing Imran Khan


Sempat Tinggal di Kandang Sapi di Malaysia, 5 Anak Korban TPPO Dipulangkan KJRI Johor Bahru

9 hari lalu

Konsul Jenderal RI Johor Bahru Sigit Suryantoro Widiyanto ikut mengawal pemulangan WNI ke Indonedia melalui Bandara Internasional Kuala Lumpur di Sepang, Malaysia, Kamis, 23 Februari 2023. Berdasarkan keterangan KBRI, tidak hanya WNI yang ditangkap di Nilai Springs yang dipulangkan, tetapi juga 26 WNI dari kelompok rentan lainnya yang ditahan di Depot Tahanan Imigrasi (DPI) Lenggeng. ANTARA/HO-KJRI Johor Bahru
Sempat Tinggal di Kandang Sapi di Malaysia, 5 Anak Korban TPPO Dipulangkan KJRI Johor Bahru

KJRI Johor Bahru memfasilitasi pemulangan ibu dan lima anak korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke Dumai dari Malaysia.


Putra Aung San Suu Kyi Cemas Ibunya Tak Boleh Berobat

10 hari lalu

Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi. REUTERS/Alishia Abodunde
Putra Aung San Suu Kyi Cemas Ibunya Tak Boleh Berobat

Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi, tidak pernah bisa berkomunikasi dengan sang ibu sejak peraih nobel itu ditahan.