Ribuan Demonstran Sri Langka Kuasai Istana, Selfie di Kamar Presiden

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 9 Juli 2022 17:17 WIB

Warga Srilangka menyerbu Istana Presiden di Kolombo, Sabtu, 9 Juli 2022. (Twitter @disclosetv)

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengunjuk rasa di menyerbu kediaman resmi Presiden Sri Langka di Kolombo, Sabtu, 9 Julia 2022. Demo ini bagian kemarahan publik selama berbulan-bulan atas krisis ekonomi terburuk negara itu dalam tujuh dekade.

Beberapa pengunjuk rasa, memegang bendera Sri Lanka dan memakai helm, masuk ke kediaman presiden Gotabaya Rajapaksa, demikian disiarkan saluran berita TV lokal NewsFirst.

Ribuan pengunjuk rasa juga mendobrak gerbang sekretariat presiden di tepi laut, yang telah menjadi tempat protes duduk selama berbulan-bulan, dan memasuki tempat itu, tanpa bisa dicegah petugas keamanan.

Personel militer dan polisi di kedua lokasi tidak mampu menahan massa, yang meneriakkan slogan-slogan meminta Presiden Rajapaksa mundur.

Dua sumber kementerian pertahanan mengatakan Presiden Rajapaksa dipindahkan dari kediaman resmi pada hari Jumat untuk keselamatannya menjelang rapat umum yang direncanakan selama akhir pekan.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe pada Sabtu mengadakan pertemuan dengan para pemimpin partai untuk membahas situasi dan mencapai resolusi cepat, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

Dia juga telah meminta Ketua DPR memanggil anggota parlemen bersidang, kata pernyataan itu.

Advertising
Advertising

Wickremesinghe juga telah dipindahkan ke lokasi yang aman, kata sumber pemerintah kepada Reuters.

Massa kuasai istana

Puluhan demonstran berada dalam kediaman Presiden, setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, di tengah krisis ekonomi di Kolombo, Sri Lanka, pada 9 Juli 2022. Negara pulau berpenduduk 22 juta jiwa itu sedang mengalami kelangkaan devisa parah. News Cutter via REUTERS

Siaran langsung Facebook dari dalam rumah presiden menunjukkan ratusan pengunjuk rasa, beberapa terbungkus bendera, masuk ke ruangan dan koridor, meneriakkan slogan menentang Rajapaksa.

Ratusan lainnya berseliweran di halaman di luar gedung bercat putih era kolonial itu. Tidak ada petugas keamanan yang terlihat.

Setidaknya 21 orang, termasuk dua polisi terluka dan dirawat di rumah sakit dalam protes yang sedang berlangsung, kata sumber rumah sakit kepada Reuters.

Negeri pulau berpenduduk 22 juta orang itu berjuang di bawah kekurangan devisa yang parah hingga membatasi impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan, menjerumuskannya ke dalam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan pada tahun 1948.

Krisis terjadi setelah Covid-19 menghantam ekonomi yang bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja luar negeri, dan telah diperparah oleh penumpukan utang pemerintah yang besar, kenaikan harga minyak dan larangan impor pupuk kimia tahun lalu yang menghancurkan pertanian.

Banyak yang menyalahkan kemunduran negara itu pada Presiden Rajapaksa. Protes yang sebagian besar damai sejak Maret menuntut pengunduran dirinya.

Ribuan orang memadati distrik pemerintah Kolombo, meneriakkan slogan-slogan menentang presiden dan membongkar beberapa barikade polisi untuk mencapai istana presiden Rajapaksa, kata seorang saksi mata.

Polisi melepaskan tembakan ke udara tetapi tidak dapat menghentikan massa yang marah di sekitar kediaman presiden, kata saksi itu.

Meskipun kekurangan bahan bakar yang parah telah menghentikan layanan transportasi, para demonstran memadati bus, kereta api dan truk dari beberapa bagian negara menuju Kolombo untuk memprotes kegagalan pemerintah melindungi mereka dari kehancuran ekonomi.

Ketidakpuasan terus memuncak dalam beberapa pekan terakhir karena negara yang kekurangan uang itu berhenti menerima pengiriman bahan bakar, memaksa penutupan sekolah dan penjatahan bensin dan solar untuk layanan penting.

Sampath Perera, seorang nelayan berusia 37 tahun naik bus yang penuh sesak dari kota tepi laut Negombo, 45 km utara Kolombo, untuk bergabung dalam protes.

"Kami telah berulang kali mengatakan kepada (presiden) Gota untuk mundur tetapi dia masih berpegang teguh pada kekuasaan. Kami tidak akan berhenti sampai dia mendengarkan kami," kata Perera.

Dia termasuk di antara jutaan orang yang terhimpit oleh kekurangan bahan bakar kronis dan inflasi yang mencapai rekor 54,6% pada bulan Juni.

Ketidakstabilan politik dapat merusak pembicaraan Sri Lanka dengan Dana Moneter Internasional (IMF) mencari bailout $3 miliar, restrukturisasi beberapa utang luar negeri dan penggalangan dana dari sumber multilateral dan bilateral untuk mengurangi kekeringan dolar.

Reuters

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

18 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Lion Air Pembawa Jemaah Umrah Surabaya Alihkan Pendaratan ke Kualanamu, Ini Penjelasan Manajemen

12 Maret 2024

Lion Air Pembawa Jemaah Umrah Surabaya Alihkan Pendaratan ke Kualanamu, Ini Penjelasan Manajemen

Lion Air yang membawa jamaah umrah dari Surabaya ke Jeddah, Arab Saudi, mengalihkan pendaratan ke Bandara Kualanamu, karena Notam dari Sri Lanka.

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

8 Maret 2024

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

4 Maret 2024

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

3 Maret 2024

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

3 Maret 2024

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

12 Februari 2024

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.

Baca Selengkapnya

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

8 Februari 2024

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Pakistan Blokir Layanan Telepon Seluler saat Pemilu Dimulai

8 Februari 2024

Pakistan Blokir Layanan Telepon Seluler saat Pemilu Dimulai

Pakistan pada Kamis 7 Februari 2024 menghentikan layanan telepon seluler di seluruh negeri sebelum pemilu

Baca Selengkapnya