Ukraina Minta Kanada Jangan Kirim Turbin ke Gazprom

Reporter

Tempo.co

Jumat, 8 Juli 2022 15:30 WIB

Proyek Pipanisasi Nord Stream 2 menghubungkan pasokan gas di Rusia ke pembeli di Jerman. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina menentang Kanada yang akan memulangkan sebuah turbin ke Gazprom, yakni sebuah BUMN gas alam milik Rusia. Turbin tersebut digunakan untuk mensuplai gas alam ke Jerman.

Penolakan dari Ukraina tersebut, lantaran Rusia sedang dijatuhkan sanksi-sanksi. Gazprom pada bulan lalu telah memangkas kapasitasnya ke Nord Stream 1 sampai 40 persen. Pengurangan sampai sebesar itu, tak pernah dilakukan sebelumnya.

“Sanksi-sanksi yang diberlakukan melarang transfer segala peralatan yang terkait. Kalau aturan sudah melarang, keputusan sudah disetujui, maka kami pasti akan mengimbau rekan-rekan kami di Eropa agar pendekatan mereka dievaluasi kembali. Sebab jika negara-negara itu tidak mengikuti apa yang sudah diputuskan perihal sanksi-sanksi yang sudah disetujui, maka bagaimana kita bisa bicara soal solidaritas?,” kata sumber di Kementerian Energi Ukraina.

Advertising
Advertising

Kementerian Sumber Daya dan Mineral Kanada enggan mengomentari hal ini. Sikap bungkam, juga diperlihatkan oleh dua menteri di Jerman, yakni Menteri Ekonomi dan Menteri Luar Negeri Jerman.

Sumberi Kementerian Energi Ukraina mengatakan Ukraina telah memberikan informasi bahwa Kanada sudah siap memberikan turbin ke Gazprom. Hanya saja, belum ada keputusan yang dibuat. Kanada dan Jerman, disebut sumber tersebut, tidak mau turbin tersebut menjadi sebuah pengecualian bagi Rusia untuk mencabut suplai gas yang dialirkan melalui pipa Nord Stream 1.

Sebelumnya pada Juni 2022, Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, melobi Kanada agar jangan memulangkan turbin ke Gazprom. Gazprom adalah BUMN bidang gas alam raksasa dari Rusia.

Galushchenko menyebut Rusia masih punya cukup banyak kapasitas melalui rute-rute transitnya untuk menjaga suplai tanpa harus ada turbin dari Kanada ini. Ukraina menuduh Moskow menggunakan suplai gas alam sebagai senjata untuk menekan sekutu-sekutunya di Eropa, yang memilih mendukung Ukraina untuk membela diri dari invasi sejak 24 Februari 2022.

“Masih ada tujuh turbin dan ini hanyalah salah satu diantaranya. Turbin-turbin itu sekarang bisa beroperasi dalam kapasitas penuh,” kata sumber di Kementerian Energi Ukraina.

Sumber: Reuters

Baca juga: Wartawan Jerman Teriaki Kedatangan Sergei Lavrov ke Rapat G20 Bali

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

23 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

1 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

2 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

3 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

3 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

4 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

5 hari lalu

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

5 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya