Dunia Dibayangi Krisis Pangan, Apa Itu Krisis Pangan dan Sebabnya

Reporter

Fathur Rachman

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 23 Juni 2022 18:13 WIB

Ilustrasi Orang-orangan sawah. AFP PHOTO/ADEK BERRY

TEMPO.CO, Jakarta -Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) mengeluarkan peringatan keras kepada berbagai penyebab krisis pangan yang membayangi banyak negara.

Melansir fao.org, FAO dan WFP menyatakan kelaparan akut akan terjadi di 20 titik panas. Mereka memperkirakan ketahanan pangan dunia akan memburuk pada Juni sampai September.

Lantas, apa itu sebenarnya krisis pangan dunia yang sedang melanda banyak negara?

FAO menjelaskan bahwa krisis pangan merupakan kondisi ketika bahaya pangan akut dan malnutrisi menjaring meningkat tajam. Dampaknya mulai dari skala nasional hingga pada tingkat internasional.

Padahal dalam Deklarasi Roma, disebutkan salah satu hak asasi manusia yang perlu dipenuhi adalah mendapatkan pangan yang cukup.

Advertising
Advertising

Ketahanan pangan dinilai tidak aman ketika ketersediaan pangan lebih kecil dibandingkan permintaan atas kebutuhan masyarakat. Hal ini membuat kondisi ekonomi menjadi tidak stabil.

Penyebab terjadinya krisis pangan bermacam-macam. Yang pertama dapat terjadi karena adanya pelambatan produksi pangan.

Lalu, krisis pangan dapat terjadi karena latar belakang alami atas kelangkaan dan kenaikan bahan baku industri. Akibatnya, kondisi ini akan memperburuk krisis pangan dalam waktu dekat atau panjang,

Dalam catatan Koran Tempo, krisis pangan membuat sejumlah pelaku kelimpungan. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Shinta Kamdani menejalaskan bahwa terjadi keluhan harga bahan baku impor untuk industri makanan dan minuman.

Penyebab lain krisis pangan karena adanya situasi iklim yang tidak menentu. Ketahanan pangan sendiri dipengaruhi oleh barang komoditi yang berfluktuasi dan terjadi secara musiman.

Misalnya, untuk negara berkembang seperti Asia dan Afrika, beberapa bahan baku kualitasnya akan memburuk ketika musim panas. Hal ini menyebabkan anjloknya permintaan, namun barang yang tersedia sedikit.

Selain itu, penyebab lain dari krisis pangan adalah konflik antar negara. Sejak akhir Februari 2022, terjadi perang Rusia Ukraina yang antara lain militer Rusia memblokade Laut Hitam. Hal ini menghambat Ukraina mengekspor gandum dan biji-bijan komoditas utama mereka.

Selain itu, konflik ini membuat warga Ukraina mengungsi dari sumber pendapatan dan bahan baku. Dengan persediaan makanan yang kurang, maka harga pangan juga melambung tinggi yang bisa menandai awal krisis pangan. Secara global, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) memprediksi akan meningkatnya tingkat pengungsian untuk warga yang meninggalkan rumah mereka.

FATHUR RACHMAN
Baca juga : AS Bangun Silo untuk Ekspor Gandum Ukraina, Hindari Ranjau Laut Hitam

Berita terkait

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

6 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

8 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

9 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

15 hari lalu

Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.

Baca Selengkapnya

Perang dengan Rusia, Pendapatan Zelensky Naik Empat Kali Lipat

33 hari lalu

Perang dengan Rusia, Pendapatan Zelensky Naik Empat Kali Lipat

Zelensky membukukan kenaikan pendapatan di tengah perang dengan Rusia.

Baca Selengkapnya

BRIN Bangun Data Geoinfomasi untuk Membantu Program Ketahanan Pangan

44 hari lalu

BRIN Bangun Data Geoinfomasi untuk Membantu Program Ketahanan Pangan

BRIN sedang membangun data Geoinfomasi untuk membantu program ketahanan pangan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Kedubes Rusia Buka Suara Soal Hubungan dengan RI Usai 10 WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina

45 hari lalu

Kedubes Rusia Buka Suara Soal Hubungan dengan RI Usai 10 WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina

Kedutaan Besar Rusia buka-bukaan tentang hubungan dengan Indonesia setelah kabar 10 WNI menjadi tentara bayaran di Ukraina.

Baca Selengkapnya

10 WNI Disebut Jadi Tentara Bayaran di Ukraina, Apa Itu Tentara Bayaran?

46 hari lalu

10 WNI Disebut Jadi Tentara Bayaran di Ukraina, Apa Itu Tentara Bayaran?

Kedubes Federasi Rusia di Jakarta merilis data dari Kementerian Pertahanan Rusia ada 10 WNI yang menjadi tentara bayaran asing di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Gaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

49 hari lalu

Gaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengumumkan Australia akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

57 hari lalu

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?

Baca Selengkapnya