Gempa Afghanistan Telan Seribu Lebih Korban Jiwa, Ilmuwan: Penyebabnya Masih Misterius

Kamis, 23 Juni 2022 14:32 WIB

Kondisi rumah warga yang hancur akibat guncangan gempa di Provinsi Paktika, Afghanistan, 22 Juni 2022. Pejabat Taliban memprediksi jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah seiring informasi mengalir dari desa-desa terpencil. BAKHTAR NEWS AGENCY/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Kabul -Afghanistan diguncang gempa kuat bermagnitudo 6.1 pada Rabu dini hari, 22 Juni 2022. Lebih dari 1.000 orang dikabarkan tewas dan 1.500 korban terluka. Sebagian besar kematian yang dikonfirmasi berada di Provinsi Paktika, di mana 100 orang tewas dan 610 terluka, kata kepala otoritas manajemen bencana pemerintahan Taliban, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Departemen Meteorologi Pakistan mengungkapkan, pusat gempa berada di provinsi Paktika sekitar 50 kilometer barat daya kota Khost.

Getaran gempa Afghanistan terasa hingga 375 kilometer yang menjangkau ibu kota Pakistan, Islamabad. Gempa dirasakan lebih dari 500 kilometer oleh sekitar 119 juta orang di Pakistan, Afghanistan, dan India, kata Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) lewat cuitan di Twitter.

Apa Penyebab Gempa Afghanistan?

Mengutip Web DW, Afghanistan rawan gempa karena terletak di wilayah pegunungan Hindu Kush, yang merupakan bagian dari sabuk Alpide. Ini merupakan wilayah paling aktif kedua secara seismik di dunia setelah Cincin Api Pasifik. Sabuk Alpide membentang sekitar 15 ribu kilometer, dari bagian selatan Eurasia melalui Himalaya dan ke Atlantik. Wilayah seismik aktif ini mencakup sejumlah pegunungan, seperti Pegunungan Alpen, Pegunungan Atlas dan Pegunungan Kaukasus.

Selain itu, kerak bumi sangat labil di Afghanistan karena di sana lempeng tektonik Arab, India, dan Eurasia bertemu. Kerak bumi terdiri dari 15 lempeng tektonik, yang menciptakan gempa bumi ketika bergeser satu sama lain di perbatasan. Batas antara lempeng India dan Eurasia ini terdapat di dekat perbatasan Afghanistan dengan Pakistan. Dikutip dari Al Jazeera, Pegunungan Afghanistan dan wilayah Asia Selatan yang lebih luas di sepanjang pegunungan Hindu Kush telah lama rentan terhadap gempa bumi yang menghancurkan.

Pada 2015, gempa bumi besar yang melanda timur laut negara itu menewaskan lebih dari 200 orang di Afghanistan dan negara tetangga Pakistan Utara.

Pada 25 Maret 2002, serangkaian gempa bumi berkekuatan hingga 6,1 menghancurkan beberapa kota di wilayah Hindu Kush di Afghanistan. Pada tahun 1998, gempa bumi berkekuatan 6,1 dan getaran berikutnya di timur laut terpencil Afghanistan menewaskan sedikitnya 4.500 orang. Daerah pegunungan ini sering dilanda gempa bumi, dengan kira-kira lima gempa berkekuatan 5,0 atau lebih besar terjadi setiap tahun, seperti dikutip dari laman earthobservatory.nasa.gov.

Advertising
Advertising

Gempa bumi pada Rabu, 22 Juni 2022 terbentuk ketika lempeng India menumbuk dengan keras lempeng Eurasia. Tabrakan ini mengguncang dan mendorong tanah ke atas. Tumbukan lempeng tektonik ini dapat menyebabkan Pegunungan Himalaya semakin tinggi. Tercatat, hingga kini pegunungan Himalaya masih terus meninggi sekitar satu sentimeter setiap tahun.

Pegunungan Hindu Kush memiliki jumlah gempa bumi yang signifikan setiap tahun. Kendati begitu, sebenarnya pegunungan ini tidak secara langsung berada di garis patahan. Hal ini membuat para ilmuwan bingung. Faktanya, jarak pegunungan bermil-mil jauhnya dari zona lempeng tektonik Eurasia dan India bertabrakan.

Melansir dari National Geographic, tetapi ahli geologi tidak memiliki pemantauan seismik yang terperinci dari rentang Hindu Kush karena letaknya yang terpencil dan dekat dengan konflik, sehingga sulit untuk memahami kekuatan di balik gempa di sana. “Ini memalukan,” kata ahli geofisika di Universitas Stanford Greg Beroza. “Kami tidak memiliki banyak data di bagian dunia itu.”

Lebih rumit lagi, U.S. Geological Survey (USGS) mengatakan gempa di wilayah ini biasanya terjadi 210 kilometer di bawah tanah. Gempa dalam seperti ini masih menjadi misteri bagi para peneliti. Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh lempeng tektonik yang saling bergesek, tetapi para ilmuwan tidak yakin apa yang menyebabkannya gempa terjadi pada kedalaman ratusan kilometer.

Menurut Beroza, percobaan laboratorium yang meniru tekanan pada kedalaman seperti itu menunjukkan bahwa batu “seharusnya berubah bentuk seperti Silly Putty,” tidak pecah cukup cepat untuk menghasilkan gelombang seismik.

Para peneliti menduga bahwa batuan jauh di dalam patahan secara kimiawi “mengatur ulang diri” menjadi bentuk yang lebih padat untuk menahan tekanan yang luar biasa dengan lebih baik. Dalam prosesnya, batuan dapat mengeluarkan air. “Yang dapat bertindak seperti pelumas untuk patahan dan akhirnya memicu gempa bumi,” kata Beroza ihwal kasus gempa Afghanistan.

HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Menlu Retno Suarakan Pentingnya Hak Perempuan Afghanistan


Berita terkait

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

38 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

55 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

57 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

1 Februari 2024

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

Ini menjadi pembunuhan kedua terhadap kandidat terkait dengan partai mantan PM Pakistan Imran Khan

Baca Selengkapnya

Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

1 Februari 2024

Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

Lebih dari 7,5 juta anak balita akan menerima vaksin polio di 21 dari 34 provinsi di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Pesawat Sewaan yang Angkut Pengusaha Rusia Jatuh di Afghanistan, Dua Tewas

22 Januari 2024

Pesawat Sewaan yang Angkut Pengusaha Rusia Jatuh di Afghanistan, Dua Tewas

Enam warga Rusia yang naik pesawat carter dari Thailand, jatuh di Afghanistan.

Baca Selengkapnya