TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia berupaya untuk selalu konsisten menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan Afghanistan. Termasuk hak akan pendidikan.
Dalam jumpa pers virtual Kementerian Luar Negeri, Rabu, 22 Juni 2022, Retno menyatakan, dia telah membahas dorongan pemenuhan hak perempuan Afghanistan ini beberapa kali dengan Taliban dan negara-negara mitra, termasuk anggota Organisasi Kerja sama Islam atau OKI.
Perempuan menjadi subjek yang tertindas oleh rezim Taliban Afghanistan. Seperti diwartakan Al Jazeera, sejak merebut kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban telah membatasi akses perempuan ke pendidikan, pekerjaan pemerintah, dan kebebasan bergerak.
Taliban juga memerintahkan perempuan di Afghanistan untuk menutupi wajah mereka di depan umum. Langkah itu dinilai jadi satu tindakan paling keras yang dikenakan pada mereka di tengah gelombang pembatasan pada wanita.
Pada Maret 2022, Pemimpin Tertinggi Taliban Haibatullah Akhunzada memerintahkan sekolah menengah untuk anak perempuan ditutup. Keputusan itu hanya beberapa jam setelah dibuka kembali untuk pertama kalinya sejak Taliban kembali berkuasa.
Guna membantu pendidikan bagi masyarakat Afghanistan, Indonesia telah berkolaborasi dengan Qatar dengan menyepakati sebuah Letter of Intent tentang Providing Humanitarian and Development Assistance for Afghan People.
Retno sendiri sempat bertemu dengan perwakilan Taliban, Amir Khan Muttaqi pada akhir Maret di Doha, Qatar. Dia menyampaikan keprihatinannya atas penutupan akses sekolah untuk perempuan di Afghanistan.
“Dalam pertemuan tersebut, saya menegaskan bahwa pendidikan perempuan sangat penting bagi masa depan Afghanistan,” ujar Retno.
Di pertemuan lain, antara menteri luar negeri negara tetangga Afghanistan di Cina pada akhir Maret lalu, Retno juga mengingatkan Taliban soal prioritas kemanusiaan dan hak perempuan Afghanistan.
Baca juga: Taliban Perintahkan Semua Perempuan Afghanistan Gunakan Burqa
DANIEL AHMAD