Vladimir Putin Disebut Ingin Kuasai Ukraina

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 15 Juni 2022 17:00 WIB

Kondisi fasilitas produksi daging setelah diserang Rusia di Mykolaiv, Ukraina, 30 Mei 2022. State Emergency Services of Ukraine/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin dituding masih ingin menguasai sebagian besar wilayah Ukraina, jika tidak bisa semuanya. Namun, Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Amerika Serikat Colin Kahl pada Selasa, 14 Juni 2022, mengatakan Presiden Putin terpaksa harus mempersempit tujuan taktisnya dalam perang.


"Saya masih berpikir dia memiliki desain di sebagian besar Ukraina, jika tidak seluruh negara. Yang ingin saya katakan, saya tidak berpikir dia bisa mencapai tujuan itu," kata Kahl, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 15 Juni 2022.

Prajurit Ukraina menembak dengan sistem peluncuran roket ganda BM-21 Grad, di Wilayah Luhansk, Ukraina 26 April. REUTERS/Serhii Nuzhnenko

Berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Pusat Keamanan Amerika Baru, Kahl menambahkan, Rusia mungkin saja membuat keuntungan taktis di sana-sini. Akan tetapi Ukraina pasti bertahan.
"Saya tidak berpikir Rusia memiliki kapasitas untuk mencapai tujuan muluk itu," imbuhnya.
Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022. Sudah lebih dari 100 hari, peperangan antara kedua negara masih terus berlangsung.
Puluhan ribu warga sipil dan militer jatuh dalam perang. Jutaan warga Ukraina mengungsi keluar dari negaranya. Konflik di Eropa timur ini juga berdampak pada meningkatnya ancaman krisis pangan dan energi global.

Di medan perang, tentara Ukraina melakukan perlawanan keras sehingga tentara Rusia yang sudah bergerak maju ke utara Ukraina mendekati Kyiv, dipaksa mundur lagi ke timur. Pasukan Ukraina saat ini memperjuangkan setiap meter wilayah dari Sievierodonetsk di Luhansk.

Negara-negara Barat membantu Ukraina dengan menjatuhkan sanksi ke Moskow. Pasokan senjata dan bantuan-bantuan kemanusiaan juga diberikan pada Ukraina oleh negara-negara sahabat.
Moskow selalu membantah melakukan operasi militer dengan membunuh warga sipil. Rusia meyakinkan apa yang dilakukan di Ukraina adalah demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
REUTERS

Baca juga: Kiat Mudik Lebaran Hemat dengan Kendaraan Pribadi

Advertising
Advertising

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Kunjungi Korban Banjir di Sumbar usai Lawatan Luar Negeri

2 hari lalu

Prabowo Kunjungi Korban Banjir di Sumbar usai Lawatan Luar Negeri

Prabowo mengunjungi korban banjir Sumbar seusai lawatannya dari Qatar dan Uni Emirat Arab. Ia menyatakan turut berduka cita atas musibah itu.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

4 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

5 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya