Nama Turki Jadi Turkiye, Erdogan: Mewakili dan Mengungkap Peradaban Turki

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 9 Juni 2022 12:50 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara kepada negosiator Rusia dan Ukraina sebelum pembicaraan tatap muka mereka di Istanbul, Turki 29 Maret 2022. Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Ankara -Turki secara resmi mengganti nama negara, yang semula Turkey dalam Bahasa Inggris menjadi Turkiye, dibaca “Turkeyyay”. Perubahan itu telah disetujui secara internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB.

Usut punya usut, upaya penggantian nama ini telah didesuskan sejak Desember tahun lalu. Perubahan nama ini ditenggarai oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan merilis memorandum pada Desember 2021 lalu. Dia meminta publik menggunakan nama ‘Turkiye’ dalam setiap bahasa untuk merujuk negaranya.

Erdogan juga mengimbau perusahaan di Turki menggunakan label “Made in Turkiye” untuk barang ekspor. Selain itu, dia juga menginstruksikan lembaga negara agar menggunakan ‘Turkiye’ dalam korespondensi mereka.

Lalu, apa alasan Erdogan mengganti nama Turki atau Turkey menjadi Turkiye ini?

Menurut Erdogan, kata Turkiye merupakan nama yang mewakili sekaligus mengungkapkan sisi terbaik dari budaya, peradaban, dan nilai-nilai rakyat Turki.

“Turkiye diterima sebagai merek payung untuk negara kita di tempat-tempat nasional dan internasional,” kata Erdogan, Desember lalu, dikutip Tempo.co dari Aljazeera. “Turkiye adalah representasi dan ekspresi terbaik dari budaya, peradaban, dan nilai-nilai rakyat Turki.”

Selain itu, Turkey sendiri dalam Bahasa Inggris memiliki arti ayam kalkun. Bahkan dalam Kamus Cambridge, kamus paling populer untuk pelajar Inggris, mendefinisikan Turkey sebagai “sesuatu yang gagal” atau “orang bodoh atau konyol”. Nama Turkey sebenarnya telah digunakan sejak pertama kali negara itu menyatakan kemerdekaan pada 1923. Padahal, dalam bahasa Turki, nama Turki sebenarnya memang ditulis Turkiye.

Advertising
Advertising

Ketua Economics and Foreign Policy Studies atau EDAM, yayasan riset di Instanbul, Sinan Ulgen mengatakan hal inilah yang menjadi alasan utama Turki mengubah namanya. “Alasan utama mengapa Turki mengubah namanya adalah untuk menghilangkan asosiasi dengan burung itu (kalkun),” kata dia. Selain itu juga karena kata Turkey diartikan sebagai sesuatu yang negatif.

Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan PBB menerima surat dari Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Antonio Guterres itu meminta Turkiye sebagai pengganti Turki, untuk digunakan secara internasional, kata dia kepada Anadolu Agency, Rabu, 1 Juni 2022. Cavusoglu mengumumkan pengajuan resmi surat tersebut kepada PBB dan organisasi internasional lainnya pada Selasa, 31 Mei 2022 lalu. Dujarric mengatakan, perubahan nama negara itu mulai berlaku sejak surat tersebut diterima.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca : Erdogan Sindir Swedia dan Finlandia: Pendukung Terorisme Tak Boleh Ada di NATO

Berita terkait

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

3 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

1 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

3 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

4 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

4 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

5 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

7 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza

Baca Selengkapnya