Recep Tayyip Erdogan Sebut Eropa Panik dengan Gelombang Pengungsi

Reporter

Tempo.co

Senin, 6 Juni 2022 11:45 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di Istanbul, Turki, 21 Agustus 2020. [Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu, 5 Juni 2022, mengklaim sejumlah anggota Uni Eropa dan negara-negara di benua Eropa lainnya sedang panik oleh gelombang pengungsi Ukraina.

Menurut Erdogan, ketika Turki sukses menangani iregular migrasi yang berasal dari Suriah 11 tahun silam, Turki bisa melihat ada kepanikan di Eropa sebagai imbas krisis Ukraina - Rusia. Dia pun berharap dunia bisa mengatasi periode kritis ini secepatnya.
Pengungsi berkumpul di jalan saat akan meninggalkan kota selama konflik Ukraina-Rusia di pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, Ukraina 20 Maret 2022. Ukraina mengatakan tidak menyerahkan kota Mariupol pada Rusia. REUTERS/Alexander Ermochenko
Menurut sebuah laporan yang dipublikasi oleh Amin Awad pada Jumat lalu, sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada akhir Februari lalu, hampir 14 juta warga negara Ukraina kehilangan tempat tinggal. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6 juta warga Ukraina mengungsi ke sejumlah negara tetangga.
Negara-negara anggota Uni Eropa seperti Polandia, Rumania, Rusia dan Hongaria telah menjadi incaran para pengungsi Ukraina.
Selain konflik Ukraina, Erdogan juga terganggu oleh Swedia dan Finlandia yang ingin menjadi anggota NATO. Kedua negara telah memasukkan lamaran menjadi anggota NATO pada pertengahan Mei 2022 lalu dengan menyebut adanya ancaman dari Rusia sebagai alasannya.
Erdogan menegaskan pihaknya akan tetap menghalangi kedua negara tersebut bergabung dengan NATO hingga Finlandia dan Swedia memenuhi permintaan Turki. Sebuah negara yang ingin menjadi anggota NATO harus mendapat persetujuan dengan suara bulat dari 30 negara anggota NATO.
Keberatan dari Turki secara efektif akan menempatkan harapan dua negara nordik tersebut untuk segera bergabung dengan NATO tertahan. Ankara berkeras mereka hanya memberi restu jika Finlandia dan Swedia berhenti menampung orang-orang yang ada sangkut pautnya dengan kelompok Kurdistan Workers Party (PKK) dan organisasi lainnya yang ada kaitannya dengan Kurdi, yang disebut Ankara sebagai teroris.
Sumber : RT.com

Baca juga: AS Komentari Senjata Laser Zadira Rusia di Ukraina, Apa Katanya?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

12 jam lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

1 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

4 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

4 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

5 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya