WHO Kutuk Krisis Kesehatan di Ukraina akibat Invasi Rusia

Reporter

Tempo.co

Jumat, 27 Mei 2022 16:45 WIB

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta -Majelis Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan mosi mengutuk darurat kesehatan regional yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina. Seperti dilansir Reuters Jumat 27 Mei 2022, sidang WHO juga menolak resolusi saingan dari Moskow yang tidak menyebutkan perannya sendiri dalam krisis tersebut.

Proposal asli, yang diajukan oleh Amerika Serikat dan sekitar 50 lainnya, mengutuk tindakan Rusia. Namun, resolusi itu tidak menangguhkan hak suara Rusia di badan kesehatan PBB seperti yang sebelumnya diminta oleh beberapa pihak.

Kedua resolusi tersebut menyatakan "keprihatinan besar atas keadaan darurat kesehatan yang sedang berlangsung di dan sekitar Ukraina." Tetapi, hanya proposal yang dipimpin Barat yang mengatakan keadaan darurat itu “dipicu oleh agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina".

Kendati demikian, proposal yang didukung Barat hanya disahkan dengan 88 suara setuju dan 12 menentang. Sementara itu, ada lusinan suara abstain dan absen di antara 194 anggota WHO. Adapun proposal Rusia yang disponsori bersama Suriah hanya didukung 15 negara, sementara 66 memilih menentang.

Duta Besar Ukraina untuk PBB di Jenewa Yevheniia Filipenko menyebut usulan tandingan Rusia sebagai "realitas alternatif yang dipelintir". "Federasi Rusia telah gagal dalam upaya sinisnya untuk menipu forum ini," katanya tentang hasilnya.

Advertising
Advertising

Wakil duta besar Rusia untuk PBB di Jenewa Alexander Alimov menyebut proposal Barat "dipolitisasi, sepihak dan bias" versus proposal "konstruktif" sendiri. "Memanipulasi WHO tidak dapat diterima," katanya tentang hasilnya.

China mendukung Moskow dalam dua suara, dengan utusannya Yang Zhilun mengatakan WHO adalah forum yang salah untuk membahas masalah kesehatan Ukraina.

Pemungutan suara kembar, yang jarang terjadi dalam pertemuan WHO, tidak berdampak langsung pada konflik. Namun, dipandang sebagai dukungan multilateral yang semakin jarang atas posisi Kyiv lebih dari tiga bulan setelah dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari.

Negara-negara anggota WHO Eropa telah mengeluarkan resolusi yang dapat mengakibatkan penutupan kantor regional Rusia.

Para diplomat mengatakan kali ini mereka waspada untuk mendorong Rusia terlalu jauh dan mendorongnya untuk berhenti, mengingat kebutuhan untuk bekerja sama dengan WHO dalam pengawasan penyakit.

Resolusi tersebut muncul bersamaan dengan laporan dari Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menyoroti konsekuensi kesehatan yang "menghancurkan" dari invasi Rusia ke Ukraina, termasuk 235 serangan terhadap layanan kesehatan serta korban massal yang lebih luas dan gangguan yang mengancam jiwa terhadap layanan kesehatan.

Baca juga: Korea Selatan Periksa Eks Pasukan Elit yang Bertempur di Ukraina

SUMBER: REUTERS

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

19 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya