8 Fakta Soal Kepemilikan Senjata Api Warga Sipil di AS
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Kamis, 26 Mei 2022 13:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penembakan di Texas yang menyebabkan 19 murid dan dua guru tewas, Selasa, 24 Mei 2022, kembali mendorong pembatasan kepemilikan senjata api di AS.
Namun upaya ini biasanya gagal di Kongres, meskipun sudah banyak jatuh korban.
Menurut lembaga penelitian Pew Research Center, senjata sudah mendarah daging dalam masyarakat Amerika. Amandemen Kedua Konstitusi AS memberi orang Amerika hak untuk memanggul senjata, dan sekitar sepertiga orang dewasa AS mengatakan bahwa mereka secara pribadi memiliki senjata.
Pada saat yang sama, Presiden Joe Biden dan pembuat kebijakan lainnya awal tahun ini mengusulkan pembatasan baru pada akses senjata api dalam upaya mengatasi kekerasan senjata mulai dari meningkatnya tingkat pembunuhan di beberapa kota besar hingga penembakan massal.
Berikut adalah beberapa temuan kunci tentang sikap orang Amerika tentang kekerasan senjata, kebijakan senjata, dan subjek lainnya, yang diambil dari survei terbaru oleh Pew Research Center dan Gallup.
Pertama: Empat dari 10 orang dewasa AS mengatakan mereka tinggal di rumah dengan senjata, termasuk 30% yang mengatakan bahwa mereka secara pribadi memilikinya, menurut survei Pew Research Center yang dilakukan pada Juni 2021.
Data FBI menunjukkan, pada Juli 2020 sebanyak 3,6 juta orang mengajukan izin pembelian senjata, naik 44% dari Juli 2019.
Kedua: Berdasarkan survei Gallup Agustus 2019, perlindungan pribadi menempati urutan teratas daftar alasan kepemilikan senjata api.
Ketiga: Menurut survei Pew Research Center April 2021, sekitar setengah orang Amerika (48%) melihat kekerasan senjata sebagai masalah yang sangat besar saat ini.
Keempat: Sikap tentang kekerasan senjata sangat berbeda menurut ras, etnis, partai dan tipe komunitas. Sebanyak 82% orang dewasa kulit hitam mengatakan kekerasan senjata adalah masalah yang sangat besar. Angka berbeda pada hispanik (58%) dan kulit putih (39%).
Pendukung Demokrat melihat kekerasan senjata sebagai masalah utama (73%) dibanding pendukung Republik (18%). Warga perkotaan (65%) mengatakan hal yang sama, dibandingkan dengan 47% orang pinggiran kota dan 35% dari mereka yang tinggal di daerah pedesaan.
Kelima: Kira-kira separuh orang Amerika (53%) mendukung undang-undang senjata yang lebih ketat, penurunan sejak 2019 (60%), menurut survei Paw Center April 2021. Bagian yang lebih kecil mengatakan undang-undang ini benar (32%) atau seharusnya tidak terlalu ketat (14%).
Berikutnya: Banyak dukungan bagi guru bawa senjata
<!--more-->
Keenam: Menurut jajak pendapat musim semi 2021, sekitar setengah dari orang dewasa (49%) mengatakan akan ada lebih sedikit penembakan massal jika lebih sulit bagi orang untuk mendapatkan senjata secara legal, sementara banyak yang mengatakan ini tidak akan membuat perbedaan (42%) atau bahwa akan ada lebih banyak penembakan massal ( 9%).
Ketujuh: Survei April 2021 menemukan, mayoritas setuju mencegah mereka yang memiliki penyakit mental membeli senjata (85% dari pendukung Partai Republik dan 90% dari Demokrat), pemeriksaan latar belakang calon pembeli diperketat (70% Republik, 92% Demokrat). Mayoritas di kedua partai juga menentang mengizinkan orang untuk membawa senjata api tersembunyi tanpa izin.
Kedelapan: Berdasar survei April 2021, warga di pedesaan AS biasanya menyukai akses senjata yang lebih luas, dibandingkan yang tinggal di perkotaan.
Sebanyak 71% pendukung Partai Republik di pedesaan mendukung izin bagi guru dan pejabat sekolah lainnya membawa senjata di sekolah, dibandingkan dengan 56% dari Partai Republik yang tinggal di perkotaan. Sebaliknya, sekitar setengah dari Partai Republik yang tinggal di perkotaan (51%) mendukung larangan senjata gaya serbu, dibandingkan dengan 31% dari mereka yang tinggal di daerah pedesaan.
Sepertiga dari Demokrat pedesaan (33%) mendukung guru dan pejabat sekolah lainnya membawa senjata di sekolah, dibandingkan dengan 21% di daerah perkotaan.
Pewresearch | Reuters