Joe Biden Jamin Amerika Akan Bela Taiwan Jika Diserang Cina

Reporter

Daniel Ahmad

Senin, 23 Mei 2022 19:00 WIB

Presiden AS Joe Biden memberi hormat saat menaiki Air Force One saat ia berangkat dalam perjalanan untuk menghadiri KTT G7 di Inggris, perjalanan luar negeri pertama kepresidenannya, dari Pangkalan Militer Gabungan Andrews, Maryland, AS, 9 Juni 2021. [REUTERS/Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersedia menggunakan kekuatannya demi membela seandainya Taiwan diserang Cina. Biden mengatakan ini merupakan komitmen yang dibuat Amerika Serikat.


"Ya (Tentu saja kami akan membantu Taiwan). Itu komitmen yang kami buat," kata Biden saat ditanya oleh wartawan dalam konferensi pers di Tokyo bersama Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 23 Mei 2022.


Biden mengatakan, pihaknya sudah setuju dengan kebijakan one-China. Amerika juga telah menandatangani semua perjanjian yang dimaksudkan dibuat dari sana.

"Akan tetapi segala kemungkinan kesepakatan itu dapat diambil dengan paksa. Jika diambil paksa begitu saja, itu sungguh tidak sesuai," kata Biden.

Biden menambahkan, langkah Amerika ini (membela Taiwan) merupakan harapan supaya peristiwa seperti itu tidak akan terjadi atau dicoba oleh pihak mana pun.

Seorang pejabat di Gedung Putih mengatakan, tidak ada perubahan kebijakan terhadap Taiwan. Sedangkan Kementerian luar negeri China mengatakan Amerika Serikat seharusnya tidak membela kemerdekaan Taiwan.


Pembantu keamanan nasional presiden bergeser di kursi mereka dan tampaknya mempelajari Biden dengan cermat ketika dia menjawab pertanyaan tentang Taiwan. Beberapa orang melihat ke bawah saat dia menyebut 'komitmen yang jelas terhadap pertahanan Taiwan'.


Cina menganggap Taiwan sebagai wilayahnya di bawah kebijakan "one-China". Beijing kerap mengatakan, urusan Taiwan adalah masalah paling sensitif dan penting, dalam hubungannya dengan Washington.

Advertising
Advertising

Ucapan serupa bukan pertama kali dicetuskan oleh Biden. Pada Oktober 2021 lalu, Biden membuat komentar serupa tentang sikap membela Taiwan. Pada saat itu, juru bicara Gedung Putih mengatakan Biden tidak mengumumkan perubahan apa pun dalam kebijakan Amerika, sedangkan seorang analis menyebut komentar itu sebagai kesalahan.


Terlepas dari desakan Gedung Putih bahwa komentar Biden pada Senin, 23 Mei 2022, tidak mewakili perubahan kebijakan Amerika, Grant Newsham, pensiunan kolonel Korps Marinir Amerika yang sekarang menjadi peneliti di Forum Jepang untuk Studi Strategis, mengatakan arti ucapan Biden sangat jelas.


"Pernyataan ini layak ditanggapi dengan serius," kata Newsham. "Ini adalah pernyataan yang cukup jelas bahwa Amerika tidak akan duduk diam jika Cina menyerang Taiwan."


Washington diwajibkan oleh undang-undang untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri. Manuver itu telah lama mengikuti kebijakan "ambiguitas strategis" yang berisi apakah akan campur tangan secara militer untuk melindungi Taiwan jika terjadi serangan Cina.


Baca juga: WHO Sebut Cacar Monyet Meluas, Lebih dari 100 Kasus di 12 Negara

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

2 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

4 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

8 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

15 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

1 hari lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

1 hari lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

1 hari lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

1 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

1 hari lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya