Intel Rusia Tuding AS Rekrut Teroris ISIS untuk Perang di Ukraina

Reporter

Tempo.co

Rabu, 18 Mei 2022 19:18 WIB

Anggota Hashed al-Shaabi mengancungkan tanda kemenangan dekat tembok yang bertuliskan lambang ISIS di kota al-Qaim, Irak, 3 November 2017. Tentara Irak dan anggota Hashed al-Shaabi berhasil menguasai kota al-Qaim, yang terletak dekat perbatasan Irak-Suriah. AFP/AHMAD AL-RUBAYE

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Intelijen Asing Rusia (SVR) menuduh Amerika Serikat merekrut teroris untuk berperang di Ukraina. Lembaga itu menyatakan direkrutnya ISIS membuktikan bahwa AS menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan geopolitiknya.

Dilansir dari Russia Today, Rabu, 18 Mei 2022, SVR mengungkapkan dalam sebuah pernyataan bahwa, menurut data intelijen yang diterimanya, Amerika Serikat secara aktif merekrut bahkan anggota organisasi teroris internasional, termasuk kelompok Negara Islam (ISIS) yang dilarang di Federasi Rusia, sebagai tentara bayaran untuk berpartisipasi dalam perang di Ukraina.

Badan intelijen Rusia menunjuk ke pangkalan militer Amerika di Suriah yang disebut al-Tanf, yang terletak dekat dengan perbatasan dengan Yordania dan Irak. Menurut sumbernya, pangkalan ini dan daerah sekitarnya telah berubah menjadi pusat teroris. Di sana sekitar 500 anggota ISIS dan jihadis lainnya dapat dilatih kembali secara bersamaan.

SVR mengklaim bahwa bulan lalu 60 militan ISIS, yang telah dibebaskan dari penjara yang dikendalikan oleh Kurdi Suriah, dipindahkan ke al-Tanf. Mereka dimaksudkan akan dipindahkan ke wilayah Ukraina.

SVR menetapkan bahwa selama kursus pelatihan di al-Tanf para militan diinstruksikan tentang cara menggunakan sistem rudal anti-tank, drone pengintai dan serangan, komunikasi canggih serta peralatan pengawasan. Menurut pendapat SVR, data ini menegaskan bahwa Amerika Serikat siap menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan geopolitiknya, tidak termasuk mensponsori kelompok teroris internasional.

Dinas intelijen menyimpulkan bahwa pemerintah AS tidak mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan semacam itu. “AS juga tidak mempertimbangkan konsekuensinya bahkan ketika menyangkut ancaman terhadap keamanan sekutu Eropa dan terhadap kehidupan orang Amerika.”

Advertising
Advertising

Washington bersikeras bahwa tidak ada tentara AS di Ukraina. Sementara itu, kehadiran pasukan Amerika di wilayah Suriah di pangkalan al-Tanf, yang disebutkan SVR dalam pernyataannya, telah lama dianggap ilegal oleh Moskow dan Damaskus.

Pemerintah AS sebelumnya berjanji bahwa pasukan Amerika akan meninggalkan timur laut Suriah setelah militan ISIS dikalahkan dan Kurdi dilindungi. Penasihat Keamanan Nasional John Bolton menjelaskan bahwa tugas lain pasukan AS di al-Tanf adalah untuk melawan pengaruh Iran di wilayah tersebut.

Pada Oktober 2021, ada laporan menurut sumber pertahanan Israel, sekitar 350 anggota militer dan warga sipil masih menggunakan al-Tanf. Beberapa pasukan Inggris dan Prancis yang digambarkan sebagai ahli intelijen juga terlihat di sana.

Baca: Rusia: 959 Pejuang Ukraina di Mariupol Menyerah

RUSSIA TODAY

Berita terkait

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

2 menit lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

3 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

13 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

16 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

17 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

18 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

18 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

22 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

23 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

1 hari lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya