Gelombang Panas di India, Ribuan Burung Dehidrasi dan Berjatuhan dari Langit

Reporter

Tempo.co

Kamis, 12 Mei 2022 17:30 WIB

Seorang dokter hewan memberikan obat kepada seekor elang setelah mengalami dehidrasi akibat panas di Jivdaya Charitable Trust, pusat rehabilitasi non-pemerintah untuk burung dan hewan, saat cuaca panas di Ahmedabad, India, 11 Mei 2022 REUTERS/Amit Dave

TEMPO.CO, Jakarta -Gelombang panas yang menerjang India sejak beberapa pekan terakhir tak hanya berdampak bagi manusia, tapi juga hewan. Ribuan burung yang kelelahan dan dehidrasi berjatuhan dari langit di beberapa wilayah India.

Salah satunya terjadi di Negara Bagian Gujarat barat India. Tim penyelamat mengambil lusinan burung yang kelelahan dan dehidrasi yang berjatuhan dari langit setiap hari akibat gelombang panas yang menyengat.

Seperti dilansir Al Jazeera Kamis 12 Mei 2022, gelombang panas terburuk di India kali ini telah mengeringkan sumber air di kota terbesar di negara bagian itu, kata dokter hewan dan penyelamat hewan.

Negara di Asia Selatan mengering di musim panas terpanas dalam beberapa dekade, mendorong Perdana Menteri India Narendra Modi untuk memperingatkan meningkatnya risiko kebakaran.

Dokter di rumah sakit hewan yang dikelola oleh Jivdaya Charitable Trust, organisasi nirlaba di Ahmedabad, mengatakan mereka telah merawat ribuan burung dalam beberapa minggu terakhir. Para penyelamat membawa lusinan burung terbang tinggi seperti merpati atau layang-layang setiap hari.

Advertising
Advertising

“Tahun ini adalah salah satu yang terburuk dalam beberapa waktu terakhir. Kami telah melihat peningkatan 10 persen dalam jumlah burung yang perlu diselamatkan,” kata Manoj Bhavsar, yang bekerja erat dengan lembaga tersebut dan telah menyelamatkan burung selama lebih dari satu dekade.

Pejabat kesehatan di Gujarat telah mengeluarkan imbauan kepada rumah sakit untuk mendirikan bangsal khusus untuk serangan panas dan penyakit terkait panas lainnya karena kenaikan suhu.

Semua gelombang panas di India dan Pakistan menurut para ahli terkemuka merupakan dampak langung dari pemanasan global.

Pembakaran bahan bakar fosil dan perusakan hutan telah melepaskan cukup banyak gas rumah kaca ke atmosfer untuk juga meningkatkan frekuensi dan intensitas banyak banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan badai tropis, mereka merinci dalam laporan ilmiah.

“Tidak ada keraguan bahwa perubahan iklim adalah pengubah permainan besar dalam hal panas yang ekstrem,” kata Friederike Otto, seorang ilmuwan di Institut Grantham Imperial College London.

Musim panas ekstrem seperti gelombang panas yang mencengkeram Asia Selatan, termasuk India, pada Maret dan April menjadi peristiwa ekstrem yang paling mematikan, katanya. “Setiap gelombang panas di dunia sekarang menjadi lebih kuat dan lebih mungkin terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia,” kata Otto dan rekannya, Ben Clarke dari Universitas Oxford dalam laporan tersebut, yang disajikan sebagai makalah pengarahan untuk media berita.

Baca juga: Gelombang Panas Menyapu India, Suhu Hampir 51 Derajat Celsius

SUMBER: AL JAZEERA

Berita terkait

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

22 jam lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

Tanda Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai Menurut Dokter

1 hari lalu

Tanda Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai Menurut Dokter

Tanda dehidrasi atau kekurangan cairan yang paling sederhana adalah jumlah serta frekuensi mengeluarkan urine. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Buah, Efektif Cegah Dehidrasi Saat Cuaca Panas

1 hari lalu

7 Rekomendasi Buah, Efektif Cegah Dehidrasi Saat Cuaca Panas

Saat cuaca panas seperti saat ini, menjaga tubuh tetap terhidrasi merupakan hal penting.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

Cuaca panas ekstrem yang terjadi di Asia berpotensi menyebabkan heat stroke. Apa saja yang perlu diwaspadai?

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

2 hari lalu

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

Masyarakat perlu mewaspadai serangan panas atau heat stroke akibat cuaca panas. Ini yang perlu dilakukan menurut Kemenkes.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Mengancam Kesehatan, Ini 5 Dampak yang Wajib Diketahui

2 hari lalu

Cuaca Panas Mengancam Kesehatan, Ini 5 Dampak yang Wajib Diketahui

Cuaca panas bukan sekadar tidak nyaman, tetapi juga mengancam kesehatan.

Baca Selengkapnya