Sejarah Kelam AS: Ratusan Anak Indian Tewas di Sekolah Asrama pada 1819-1969

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 12 Mei 2022 11:00 WIB

Anak-anak Suku Indian di sekolah asrama untuk penduduk asli Amerika yang didirikan pada abad ke-17 hingga ditutup pada 1969. (Wikipedia)

TEMPO.CO, Jakarta - Investigasi yang dilakukan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat terhadap sejarah kelam sekolah asrama untuk suku Indian penduduk asli Amerika menemukan "situs pemakaman bertanda atau tidak bertanda" di sekitar 53 sekolah, kata Menteri Deb Haaland, Rabu, 11 Mei 2022.

Dab Haaland, anggota kabinet keturunan penduduk asli Amerika pertama, mengumumkan penyelidikan yang dilakukan tahun lalu. Dalam merilis temuan awal selama konferensi pers di Washington, dia berbicara dengan suara tersendat dan air mata meleleh.

"Kebijakan federal yang berusaha menghapus identitas, bahasa, dan budaya asli terus bermanifestasi dalam penderitaan yang dihadapi komunitas suku hari ini," kata Haaland. "Kita harus menjelaskan trauma masa lalu yang tak terucapkan."

Pemerintah AS belum memberikan pertanggungjawaban yang benar tentang warisan sekolah, yang menggunakan pendidikan untuk mengubah budaya sehingga tanah suku Indian dapat diambil paksa. Keluarga suku asli Amerika juga dipaksa menyekolahkan anak mereka ke sekolah khusus itu.

Untuk menyusun laporan Haaland, para peneliti menemukan catatan di 408 sekolah yang menerima dana federal dari tahun 1819 hingga 1969, dan 89 sekolah lain yang tidak menerima uang dari pemerintah.

Advertising
Advertising

Sekitar setengah sekolah dijalankan oleh pemerintah atau didukung oleh gerejai. Banyak anak dilecehkan di sekolah, dan puluhan ribu tidak pernah terdengar lagi nasibnya, kata aktivis dan peneliti.

Laporan tersebut mencatat bahwa "pelecehan fisik, seksual, dan emosional yang merajalela" terjadi di sekolah-sekolah dan didokumentasikan dengan baik, dan sejauh ini penyelidikan telah menemukan lebih dari 500 anak meninggal saat berada dalam tahanan sekolah. Penyelidik mengatakan mereka berharap untuk mengungkap lebih banyak kematian.

Menteri Dalam Negeri AS Deb Haaland. REUTERS/Leah Millis

Haaland mengatakan dia memulai tur "jalan menuju penyembuhan" selama setahun untuk mendengarkan para penyintas sistem sekolah asrama. Tujuan penyelidikan selanjutnya adalah untuk memperkirakan jumlah anak yang bersekolah, menemukan lebih banyak tempat pemakaman dan mengidentifikasi berapa banyak uang federal masuk ke gereja yang mengambil bagian dalam sistem sekolah, di antara isu-isu lainnya.

Dia mengatakan Kongres telah menyediakan 7 juta dolar untuk melanjutkan penelitian tahun ini, yang menurutnya sangat penting untuk membantu penduduk asli Amerika sembuh.

Haaland, mantan anggota kongres dari New Mexico, pada tahun 2020 memperkenalkan undang-undang yang menyerukan Komisi Kebenaran dan Penyembuhan ke bekas sekolah asrama penduduk asli Amerika. Perda itu masih dalam proses.

Berikutnya: Kanada bertindak lebih baik daripada AS

<!--more-->

Deborah Parker, kepala Koalisi Penyembuhan Sekolah Asrama Penduduk Asli Amerika yang membantu Departemen Dalam Negeri dalam penyelidikannya, mengatakan laporan itu hanya menggores permukaan trauma.

"Anak-anak kita punya nama. Anak-anak kita punya keluarga. Anak-anak kita punya bahasa sendiri," katanya pada konferensi pers. "Anak-anak kitamemiliki tanda kebesaran, doa, dan agama mereka sendiri sebelum sekolah asrama Indian dengan kejam merenggutnya."

Para peneliti memeriksa catatan pemerintah dan berbicara dengan penduduk asli Amerika untuk menyiapkan laporan. Hasil merinci sejarah setidaknya dari tahun 1801, ketika sekolah pertama dibuka, dan di mana pendidikan digunakan sebagai senjata.

Urusan penduduk asli Amerika, termasuk pendidikan, adalah tanggung jawab Departemen Perang sampai tahun 1849 dan militer tetap terlibat bahkan setelah warga sipil mengambil alih, kata laporan itu.

Sekolah-sekolah tersebut digambarkan menyerupai akademi militer dalam pengaturan dan ketegasan mereka dan menekankan keterampilan kejuruan. Polisi diminta untuk memaksa keluarga mengirim anak-anak mereka ke sekolah. Makanan tidak diberikan kepada keluarga sebagai cara lain untuk memaksa mereka menyerahkan anak-anak mereka.

"Kondisi ini termasuk metodologi militerisasi dan perubahan identitas - pada anak-anak!" kata Bryan Newland, asisten sekretaris untuk Urusan Indian di Departemen Dalam Negeri, yang mengepalai penyelidikan.

Kondisi di bekas sekolah asrama Indian mendapat perhatian global tahun lalu ketika para pemimpin suku di Kanada mengumumkan penemuan kuburan tak bertanda dari 215 anak-anak di lokasi bekas sekolah di Kamloops untuk anak-anak pribumi, sebagaimana lembaga semacam itu dikenal di Kanada.

Tidak seperti Amerika Serikat, Kanada melakukan penyelidikan penuh terhadap sekolah-sekolahnya melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.

Pemerintah AS tidak pernah mengakui berapa banyak anak yang bersekolah di kamp semacam itu, berapa banyak anak yang meninggal atau hilang atau bahkan berapa banyak sekolah yang ada.

Laporan yang dirilis Rabu termasuk rekomendasi untuk mendanai program-program melestarikan bahasa-bahasa asli Amerika yang coba dihilangkan oleh sekolah-sekolah, dan mendirikan tugu peringatan federal.

Reuters

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

14 menit lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

59 menit lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

2 jam lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

2 jam lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

16 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

16 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

21 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

22 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

22 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya