Beijing Minta G7 Jangan Ikut Campur pada Pemilihan Pemimpin Hongkong

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 11 Mei 2022 07:00 WIB

Bendera Tiongkok dikibarkan saat upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2022 di Stadion Nasional, Beijing, Cina, Jumat, 4 Februari 2022. Upacara pembukaan olimpiade musim dingin tersebut berjalan meriah meski sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia memboikot acara dengan tidak mengirim pejabat politiknya. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian luar Negeri Cina Zhao Lijian tidak terima dengan ekspresi keprihatinan negara-negara G7 atas proses pemilihan kepala eksekutif Hong Kong, yang baru. Zhao menyebut gestur G7 merupakan suatu bentuk intervensi ke urusan dalam negeri Cina.


Zhao mengatakan, negara serta lembaga dari Barat tertentu telah berkolusi untuk menodai pemilihan kepala eksekutif Hong Kong.

"Sebuah campur tangan ceroboh dalam urusan dalam negeri Cina, yang dengan tegas ditentang dan dikecam keras oleh Cina," kata Zhao dalam jumpa pers rutin Kementerian Luar Negeri Cina, seperti dikutip Reuters, Selasa, 10 Mei 2022.

Advertising
Advertising

John Lee dalam kampanye di Hong Kong, 6 Mei 2022. REUTERS/Tyrone Siu

Sebelumnya dalam sebuah pernyataan bersama Kementerian Luar Negeri negara-negara G7 yang dibagikan pada Senin, 9 Mei 2022, menyebut bahwa proses pemilihan kepala eksekutif baru di Hong Kong adalah sumber keprihatinan serius.


Dalam pernyataan tersebut, mereka menggarisbawahi kekhawatiran yang lebih luas akan kebebasan mendasar di bekas jajahan Inggris itu. Negara anggota G7 adalah Prancis, Jerman, Kanada, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.


Zhao mengatakan negara-negara G7 tersebut memilih untuk mengabaikan perbaikan dalam demokrasi Hong Kong. Dia juga mengkritik negara-negara yang terkesan sok mengajarkan demokrasi di Hong Kong.


"Negara dan lembaga terkait harus menghormati kedaulatan Cina," kata Zhao.


Pemimpin Hong Kong yang baru, John Lee, disahkan untuk menduduki jabatan tertinggi di kota itu pada Minggu, 8 Mei 2022 oleh sebuah komite yang terdiri dari para loyalis pro-Beijing. Hong Kong saat ini sedang berusaha mandiri setelah beberapa tahun terjadi pergolakan politik.



Sumber: Reuters

Baca juga: Eks PM Rusia Kasyanov: Pidato Hari Kemenangan oleh Putin Tanda Kegagalan Rusia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

16 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

18 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

23 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

2 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya