Kementerian Pertahanan Inggris Sebut Rusia Gagal di Perang Ukraina

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 10 Mei 2022 21:30 WIB

Tentara Ukraina mempersiapkan mortir di tengah serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, di lokasi yang tidak diketahui di wilayah Kharkiv, Ukraina 9 Mei 2022. Selama seminggu terakhir, pasukan Ukraina merebut kembali beberapa desa di wilayah Kharkiv dari pasukan Rusia. REUTERS/Serhii Nuzhnenko

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Inggris menganggap invasi Rusia ke Ukraina gagal total. Melalui sebuah pernyataan di Twitter, Kementerian Pertahanan Inggris menyebut ketidakmampuan Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan keberhasilan militer di Ukraina saat parade peringatan Hari Kemenangan pada Senin, 9 Mei, 2022, adalah bukti dari kegagalan tersebut.



"Menganggap sepele perlawanan Ukraina dan perencanaan 'skenario kasus terbaik' telah menyebabkan kegagalan operasional (Rusia) yang nyata," cuit akun resmi Kementerian Pertahanan Inggris, seperti dikutip pada Selasa, 10 Mei 2022.

Iryna Vereshchagina mengambil gambar deretan tank dan kendaraan lapis baja Rusia yang dihancurkan Ukraina, di tengah invasi Rusia di desa Dmytrivka, sebelah barat Kyiv, Ukraina 1 April 2022. REUTERS/Zohra Bensemra/


Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, berdasarkan data intelijen, rencana invasi Rusia kemungkinan besar didasarkan pada asumsi yang salah. Dengan kata lain, Moskow sudah salah perhitungan terhadap antisipasi perlawanan dan tantangan dari pasukan Ukraina.

Advertising
Advertising



Perhitungan tersebut dinilai mendorong pasukan Rusia mencoba melakukan fase pembukaan operasi demi mencapai kemenangan cepat dengan biaya minimal.

"Salah perhitungan ini menyebabkan kerugian yang tidak berkelanjutan dan pengurangan berikutnya dalam fokus operasional Rusia," kata Kemhan Inggris.


Sebelumnya, beredar kabar Presiden Putin hendak menargetkan untuk mengakhiri perang di Ukraina tepat di Hari Kemenangan pada 9 Mei 2022. Kantor Kepresidenan Rusia atau Kremlin sudah membantah rencana tersebut karena Rusia tidak pernah menganggap operasi militernya sebuah perang.

Saat berpidato di depan jajaran personel militer Rusia di Moskow pada Senin kemarin, Putin memang sama sekali tidak menyebut nama Ukraina, tidak memberikan penilaian kemajuan dalam perang. Dia juga tidak memberikan indikasi berapa lama perang itu akan berlanjut atau manuver baru militernya.


Putin hanya memberikan semangat perjuangan pada para pasukan yang sedang bertempur di Donbas dan sekali lagi menegaskan bahwa Rusia tidak menginisiasi pertempuran di Ukraina. Melainkan, Barat-lah yang memaksa Moskow melakukan operasi militer.


Presiden Rusia sejak 1999 itu sudah mengatakan berulang kali jika operasi militer di Ukraina sudah tepat. Menurut Putin, pasukannya akan mencapai tujuan mulia.


Negara-negara Barat memprotes keras dengan memberlakukan sanksi dan isolasi di forum internasional. Tindakan Rusia dinilai tidak dapat dibenarkan.


Sumber: Twitter | Reuters

Baca juga: Eks PM Rusia Kasyanov: Pidato Hari Kemenangan oleh Putin Tanda Kegagalan Rusia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

18 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

18 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

22 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

23 jam lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya