Diancam Kim Jong Un Hukuman Mati, Warga Nekat Akses Informasi dengan Smartphone

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 28 April 2022 16:30 WIB

Seorang pria menggunakan ponselnya saat dia duduk di sepanjang sungai Taedong di Pyongyang, Korea Utara, 12 September 2018. REUTERS/Danish Siddiqui

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melarang keras warganya mengakses informasi dari luar melalui smartphone atau gadget lain.

Tahun lalu, Korea Utara secara terbuka mengeksekusi setidaknya 10 orang yang tertangkap menggunakan jaringan telepon seluler Cina untuk berkomunikasi dengan dunia luar, tulis mirror.co.uk, 23 Juni 2021.

Namun beberapa individu yang paham teknologi berhasil menghindari kontrol ketat pemerintah pada ponsel pintar, kata sebuah kelompok yang berbasis di AS seperti dikutip Reuters, kamis, 28 April 2022.

"Skala peretasan tampaknya masih kecil, tetapi perubahan baru-baru ini pada hukum Korea Utara menunjukkan otoritas nasional melihatnya sebagai masalah serius," demikian pernyataan Lumen, sebuah organisasi nirlaba berbasis di AS yang didirikan untuk memberi warga Korea Utara akses ke informasi tanpa sensor dalam laporan yang dikeluarkan minggu ini.

Sebagian besar pengetahuan yang diperlukan untuk meretas telepon berasal dari warga Korea Utara yang dikirim ke Cina untuk bekerja, seringkali dalam bisnis outsourcing perangkat lunak, kata laporan itu.

Advertising
Advertising

Ponsel pintar telah menjamur di Korea Utara, tetapi sangat sedikit orang yang diizinkan mengakses internet global. Perangkat di negara tersebut wajib memiliki aplikasi pemerintah dan kontrol lain yang memantau penggunaan dan membatasi akses.

Bekerja sama dengan ERNW, sebuah layanan Keamanan TI independen yang berbasis di Jerman, penulis laporan tersebut memeriksa smartphone dan tablet Korea Utara untuk kontrol pemerintah, dan mewawancarai dua pembelot yang mengatakan mereka dapat menghindari pembatasan itu sebelum meninggalkan negaranya.

Penelitian tersebut membalikkan asumsi bahwa, terputus dari internet, warga Korea Utara tidak memiliki pengetahuan dan alat untuk dapat melakukan perlawanan yang efektif terhadap mekanisme kontrol informasi negara, laporan tersebut menyimpulkan.

Tujuan peretasan adalah untuk melewati keamanan telepon dan dapat menginstal berbagai aplikasi, filter foto, dan file media yang seharusnya tidak diizinkan.

Laporan tersebut mengatakan nilai jual kembali ponsel juga dapat ditingkatkan dengan mengakses dan menghapus tangkapan layar yang diambil secara otomatis dengan “Trace Viewer”, sebuah aplikasi di setiap ponsel pintar Korea Utara yang mengambil tangkapan layar acak dan menguncinya dari pengguna, untuk mencoba dan menghalangi kegiatan terlarang.

Laporan Lumen mengatakan ada kemungkinan pakar IT pemerintah menanggapi teknik yang dijelaskan oleh peretas dengan menonaktifkan antarmuka USB yang digunakan untuk mengakses telepon.

Korea Utara juga menonaktifkan akses Wi-Fi pada perangkat dan hanya memperkenalkannya kembali baru-baru ini, setelah kontrol seperti kartu SIM, kata sandi, dan perangkat yang didukung telah dirancang untuk memastikan Wi-Fi hanya dapat digunakan dengan tujuan yang disetujui, kata laporan itu.

Berita terkait

Begini Cara Mengaktifkan Fitur Batasi Penggunaan Smartphone di Android

21 jam lalu

Begini Cara Mengaktifkan Fitur Batasi Penggunaan Smartphone di Android

Android menyediakan fitur yang bisa digunakan penggunanya untuk membatasi penggunaan smartphone dalam sehari agar tidak menjadi kecanduan.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Power Bank: Mengenali Berbagai Jenis-jenisnya

2 hari lalu

Power Bank: Mengenali Berbagai Jenis-jenisnya

Power bank solusi praktis untuk mengisi daya ponsel saat bepergian atau dalam situasi mati listrik

Baca Selengkapnya

Survei Klaim Ponsel Oppo Paling Diminati di Indonesia Awal Tahun Ini, Berkat Oppo Reno 11 5G

6 hari lalu

Survei Klaim Ponsel Oppo Paling Diminati di Indonesia Awal Tahun Ini, Berkat Oppo Reno 11 5G

Ponsel Oppo meraih 17,99 persen dan menyabet posisi pertama sebagai merek paling diminati masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

7 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Realme C65 Masuk Indonesia, Ponsel 2 Jutaan dengan Sertifikat Anti Lemot

8 hari lalu

Realme C65 Masuk Indonesia, Ponsel 2 Jutaan dengan Sertifikat Anti Lemot

Realme C65 yang debut di Indonesia sejak 2 Mei 2024. Dengan jaminan lag-free 2 tahun, bagaimana harga dan spesifikasinya?

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

8 hari lalu

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

Laga timnas putri Korea Utara U-17 lawan Korea Selatan menjadi laga pembuka Piala Asia Putri U-17, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

10 hari lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

11 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

11 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya