Tolak Rencana Inggris Buang Pencari Suaka ke Rwanda, PBB: Mereka Bukan Komoditas

Reporter

Tempo.co

Jumat, 15 April 2022 11:11 WIB

Para migran tiba di Pelabuhan Dover dengan kapal Pasukan Perbatasan setelah diselamatkan saat melintasi Selat Inggris, di Dover, Inggris, 17 Desember 2021. REUTERS/Henry Nicholls

TEMPO.CO, Jakarta -PBB mengatakan pihaknya menentang kesepakatan Inggris untuk mengirim pencari suaka yang melintasi Selat Channel ribuan mil jauhnya ke Rwanda.

Seperti dilansir TRT World Jumat 15 April 2022, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengecam keras perjanjian kedua negara. UNCHR mendesak London menahan diri dari memindahkan pencari suaka dan migran gelap ke Rwanda untuk diproses.

Badan tersebut mengatakan orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan tidak boleh diperdagangkan seperti komoditas.

"UNHCR tetap dengan tegas menentang pengaturan yang berusaha untuk mentransfer pengungsi dan pencari suaka ke negara ketiga tanpa adanya perlindungan dan standar yang memadai," kata Gillian Triggs, asisten komisaris tinggi UNHCR untuk perlindungan.

"Pengaturan seperti itu hanya mengalihkan tanggung jawab suaka, menghindari kewajiban internasional, dan bertentangan dengan isi dan semangat konvensi pengungsi.”

Advertising
Advertising

UNHCR mendesak London dan Kigali untuk "memikirkan kembali" rencana tersebut dan memperingatkan bahwa alih-alih menghalangi orang untuk melakukan penyeberangan berbahaya, "pengaturan eksternalisasi ini hanya akan memperbesar risiko" dengan menyebabkan migran gelap mencari rute alternatif.

Rwanda telah menerima hampir 130.000 pengungsi dari berbagai negara, termasuk Republik Demokratik Kongo, Burundi, Afghanistan dan Libya.

Pemerintah Inggris sedang berusaha untuk menekan jumlah rekor orang yang menyeberangi Selat Channel yang berbahaya dari timur laut Prancis dengan perahu karet kecil.

Tahun lalu, lebih dari 28.000 migran dan pengungsi menyeberang dari daratan Eropa ke Inggris. Kedatangan migran dengan perahu reyot telah menjadi sumber ketegangan antara Prancis dan Inggris, terutama setelah 27 migran tenggelam ketika sampan mereka tenggelam pada November lalu.

Baca juga: Kirim Pencari Suaka ke Rwanda, Pemerintah Inggris Tuai Kecaman

SUMBER: TRT WORLD | REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

40 menit lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

10 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

14 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

15 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

21 jam lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

23 jam lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

2 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

2 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

2 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya