Rusia Tuding AS Sengaja Buat Rekaman Pembunuhan Massal di Bucha

Reporter

Tempo.co

Senin, 4 April 2022 15:25 WIB

Tumpukan kendaraan militer yang hancur di jalan, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di kota Bucha di wilayah Kyiv, Ukraina, 1 Maret 2022. Ukraina mengklaim Rusia kehilangan 9.000 tentara, 30 pesawat, 31 helikopter, 42 MLRS, 2 kapal, 217 Tank, 3 drone, 90 artileri, 900 pengangkut personel lapis baja, dalam 8 hari perang. REUTERS/Serhii Nuzhnenko"

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Amerika Serikat sengaja membuat rekaman ihwal warga sipil yang tewas di Kota Bucha, Ukraina. Rekaman itu merupakan bagian dari rencana untuk menyalahkan Rusia.

"Siapa yang menguasai provokasi? Tentu saja Amerika Serikat dan NATO," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah pada Minggu malam, 3 April 2022.

Zakharova mengatakan bahwa kemarahan Barat atas gambar warga sipil yang tewas menunjukkan bahwa cerita itu menjadi bagian dari rencana untuk menodai reputasi Rusia. "Dalam kasus ini, menurut saya fakta bahwa pernyataan (tentang Rusia) dibuat pada menit-menit pertama setelah materi-materi ini muncul, tidak diragukan lagi siapa yang memerintahkan cerita ini," katanya.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kemungkinan kejahatan perang oleh Rusia setelah ditemukan ratusan mayat di Bucha. Mayat-mayat itu dibunuh dengan keji.

Beberapa mayat diikat dan ditembak dari jarak dekat. Mayat-mayat itu berserakan di sekitar kota-kota di luar ibukota Kiev setelah pasukan Rusia menarik diri dari daerah itu.

Advertising
Advertising

Pihak berwenang Rusia mengatakan bahwa foto-foto dan rekaman yang disiarkan dari Bucha adalah provokasi yang dirancang untuk mengganggu pembicaraan damai antara Moskow dan Kiev. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa gambar-gambar pembunuhan massal itu adalah pertunjukan lain yang dipentaskan oleh rezim Kyiv.

Rekaman dan foto-foto warga sipil yang tewas berserakan di seluruh kota mendorong negara-negara Barat menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang di Ukraina dihukum. Rusia, sebaliknya, meminta agar Dewan Keamanan PBB bersidang pada Senin untuk membahas apa yang disebutnya provokasi oleh radikal Ukraina di Bucha.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Rusia menyebut invasi itu adalah operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer Ukraina dan membasmi orang-orang yang disebut nasionalis berbahaya.

Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras. Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia agar Kremlin menarik pasukannya.

Baca: Ratusan Warga Ukraina Tewas di Bucha, Jasad Tergeletak di Jalan

REUTERS

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

4 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

10 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

10 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

14 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

3 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

3 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

4 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

5 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya