Gagal Evakuasi Warga Sipil, Palang Merah Berusaha Kembali ke Mariupol

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 2 April 2022 09:30 WIB

Suasana gedung-gedung yang hancur akibat konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan Mariupol di Ukraina 28 Maret 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko

TEMPO.CO, Jakarta -Sebuah konvoi Palang Merah Internasional yang melakukan perjalanan ke Mariupol di Ukraina akan melakukan upaya lain untuk mengevakuasi warga sipil dari kota yang terkepung pada Sabtu 2 April 2022.

Seperti dilansir Reuters, upaya ini dilakukan ketika pasukan Rusia akan berkumpul kembali untuk serangan baru di tenggara Ukraina.

Mariupol, yang dikepung sejak lima minggu pekan terakhir, telah menjadi target utama Moskow di wilayah tenggara Ukraina, Donbas. Ratusan ribu orang terjebak dengan akses makanan dan air yang terbatas.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengirim tim pada Jumat untuk memimpin konvoi sekitar 54 bus Ukraina dan kendaraan pribadi lainnya ke luar kota. Namun, mereka berbalik karena kondisi tidak memungkinkan untuk melanjutkan.

"Mereka akan mencoba lagi pada hari ini untuk memfasilitasi perjalanan warga sipil yang aman," kata ICRC dalam sebuah pernyataan. Upaya evakuasi Palang Merah sebelumnya pada awal Maret gagal karena rute tersebut tidak aman.

Advertising
Advertising

Rusia dan Ukraina telah menyetujui koridor kemanusiaan selama perang yang telah memfasilitasi evakuasi ribuan warga sipil. Kendati demikian, ICRC mengatakan operasi Mariupol-nya telah disetujui oleh kedua belah pihak, tetapi rincian utama masih dikerjakan seperti waktu yang tepat dan tujuan konvoi.

Mediator dari Turki, di mana putaran terakhir pembicaraan damai tatap muka diadakan, dan PBB telah mendesak untuk jeda dalam pertempuran.

Dalam pidato video pagi hari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa pasukan Rusia telah bergerak menuju wilayah Donbas dan timur laut ke arah Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, di mana serangan Rusia sebelumnya merusak daerah perkotaan.

"Saya berharap mereka masih bisa menjadi solusi untuk situasi di Mariupol," kata Zelensky. "Seluruh dunia harus bereaksi terhadap bencana kemanusiaan ini."

Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukan pada 24 Februari untuk apa yang disebutnya "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina.

Barat menyebutnya sebagai perang agresi tak beralasan yang telah menewaskan ribuan orang, mencabut seperempat penduduk Ukraina dan membawa ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat ke titik terburuk sejak Perang Dingin.

Baca juga: ICRC Akan Pimpin Evakuasi Warga dan Pengiriman Bantuan ke Mariupol

SUMBER: REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

12 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

13 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

13 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

18 jam lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

2 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya