Krisis Sri Lanka, Listrik Padam selama 13 jam dan Rumah Sakit Berhenti Beroperasi

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 31 Maret 2022 18:30 WIB

Seorang anak laki-laki ikut ambil bagian dalam membuat nasi pongal selama festival panen Tamil di Thai Pongal, sebuah upacara syukur di mana para petani berterima kasih kepada roh alam, matahari dan hewan ternak atas bantuan mereka dalam memberikan panen yang sukses, di sebuah kuil Hindu di Kolombo, Sri Lanka 14 Januari 2021. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Jakarta -Sri Lanka tengah dilanda krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan 1948. Negara Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang itu sampai mengumumkan pemadaman listrik 13 jam setiap harinya secara nasional mulai Kamis, 31 Maret 2022.

Minimnya penjatahan listrik di Sri Lanka terjadi sejak awal bulan. Tidak adanya minyak untuk pembangkit listrik tenaga panas disebut jadi penyebab masalah ini.

Pejabat menyebut, lebih dari 40 persen listrik Sri Lanka dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air, tetapi sebagian besar reservoir hampir habis karena tidak ada hujan.

Bukan hanya itu, akibat lainnya, banyak rumah sakit yang menangguhkan operasi rutinnya setelah kehabisan obat-obatan. Dua rumah sakit baru saja menangguhkan operasi rutin karena mereka sangat kekurangan pasokan medis vital, anestesi, dan bahan kimia untuk melakukan tes diagnostik. Stok yang mereka miliki hanya tersedia untuk kasus darurat.

Fasilitator medis terbesar di negara itu, Rumah Sakit Nasional Sri Lanka di ibu kota, mengatakan pihaknya juga telah menghentikan tes diagnostik rutin. Seorang pejabat menyebutkan, bagaimanapun, bahwa fasilitas tersebut terus menerima pasokan listrik dari jaringan nasional.

Regulator kelistrikan negara itu telah mendesak lebih dari satu juta pegawai pemerintah untuk bekerja dari rumah guna menghemat bahan bakar.

“Kami mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk mengizinkan sektor publik, yaitu sekitar 1,3 juta karyawan, untuk bekerja dari rumah selama dua hari ke depan sehingga kami dapat mengelola kekurangan bahan bakar dan listrik dengan lebih baik,” Janaka Ratnayake, ketua Utilitas Publik Komisi Sri Lanka, mengatakan dikutip dari Aljazeera, Kamis, 31 Maret 2022.

Krisis terjadi karena Sri Lanka disebut kekurangan mata uang asing untuk membayar, bahkan melakukan impor penting. Cadangan devisa yang turun hingga 70 persen dalam dua tahun terakhir, yakni US$2,31 miliar atau Rp33 triliun per Februari, membuat Sri Lanka berjuang untuk mengimpor kebutuhan pokok, termasuk makanan dan bahan bakar.

Pemadaman listrik yang berlarut-larut pada Rabu, menurut Ratnayake, sebagian disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah untuk membayar pengiriman 37 ribu ton diesel yang sedang menunggu pembongkaran.

Dampak lain dari krisis di Sri Lanka ini protes di seantero negeri meluas. Ratusan pengendara memblokir jalan-jalan utama di beberapa kota. Sementara puluhan lainnya berdemonstrasi di luar Bank Sentral Sri Lanka di Kolombo menuntut pemecatan Gubernur Ajith Cabraal.

Pejabat dari Ceylon Petroleum Corporation milik negara mendesak pengendara yang mengantre untuk pergi dan kembali hanya setelah diesel impor dibongkar dan didistribusikan. Harga bahan bakar juga telah berulang kali dinaikkan, dengan biaya bensin hampir dua kali lipat dan solar naik 76 persen sejak awal tahun.

Kesulitan Sri Lanka saat ini diperparah oleh pandemi COVID-19, yang berdampak buruk pada pariwisata dan pengiriman uang. Banyak ekonom juga menyalahkan salah urus pemerintah termasuk pemotongan pajak dan defisit anggaran selama bertahun-tahun.

Kantor statistik Sri Lanka pada Rabu mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,7 persen untuk tahun kalender 2021, sebelum krisis mulai menggigit – naik dari rekor kontraksi 3,6 persen pada tahun sebelumnya.

Baca juga: Sri Lanka Batalkan Ujian Sekolah Jutaan Siswa karena Kehabisan Kertas

SUMBER: ALJAZEERA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

3 hari lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

3 hari lalu

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghapus pembagian kelas rawat inap BPJS Kesehatan. Nilai iuran yang baru belum ditentukan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

4 hari lalu

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

4 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

7 hari lalu

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

Jelajahi keajaiban Sri Lanka dari Sigiriya, Anuradhapura, Kandy, Ella, Galle, Mirissa, Nuwara Eliya, Yala

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

7 hari lalu

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

Kebijakan bebas visa untuk menarik jumlah wisatawan ke Sri Lanka

Baca Selengkapnya

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

7 hari lalu

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia

Baca Selengkapnya

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

8 hari lalu

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

Polisi menghentikan kasus hukum ayah di Bekasi berinisial N yang menghantam anak kandungnya berinisial C, 35 tahun dengan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya