Dubes EU: Sanksi Barat Akan Pengaruhi Kemampuan Rusia Lanjutkan Perang

Reporter

Antara

Kamis, 31 Maret 2022 07:38 WIB

Duta Besar Uni Eropa Bapak Vincent Piket pada konferensi pers virtual EHEF 2020, 18 November 2020/EHEF

TEMPO.CO, Jakarta -Duta Besar Uni Eropa (EU) untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan bahwa sanksi yang diterapkan negara-negara Barat pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan Rusia untuk melanjutkan perang dengan Ukraina.

"Kami melihat (sanksi) ini akan berhasil. Sanksi akan merampas stabilitas keuangan Rusia untuk melanjutkan perang, jadi kami berharap (sanksi) ini akan berhasil," kata Piket dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Rabu 30 Maret 2022.

"Kami melihat dampak (sanksi Barat) terhadap Rusia dalam beberapa hal, seperti sistem keuangan Rusia yang sedang dalam masalah besar," ujarnya.

Piket menyebutkan sejumlah dampak dari sanksi yang diterapkan Barat terhadap Rusia, antara lain membuat Rusia terkunci dari sistem aliran transfer uang internasional, nilai mata uang ruble telah turun 30 persen dan bursa saham Rusia hampir tutup. Selain itu, perusahaan-perusahaan Rusia tidak dapat berdagang, dan pesawat-pesawat Rusia tidak dapat terbang ke wilayah udara sejumlah negara Eropa.

"Kami akan mempertahankan (sanksi) selama diperlukan dan menambahkan sanksi jika diperlukan. Tentu saja, kami juga sangat berharap bahwa kami tidak harus bertindak sejauh itu," katanya.

Advertising
Advertising

Dia juga menjelaskan bahwa tujuan utama dari sanksi EU adalah untuk mengurangi dan menetralisir kapasitas Rusia untuk membiayai peperangan dan juga membuat dampak logistik yang luar biasa pada kapasitas Rusia untuk berperang di Ukraina.

"Sanksi kami (untuk Rusia) berada pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya karena krisis yang kami lihat di Eropa saat ini juga belum pernah terjadi sebelumnya sejak Perang Dunia II," katanya.

Piket menambahkan bahwa sanksi EU itu juga ditujukan kepada banyak individu elite Rusia, sekitar 800 di antaranya dari kalangan Kremlin dan mereka yang terkait dengan sektor bisnis Kremlin.

"Sanksi-sanksi tersebut ditujukan untuk perusahaan sistemik di sektor keuangan dan logistik, penerbangan, bank. Dan ada produk-produk yang tidak ingin kami jual ke Rusia, khususnya produk-produk yang dapat digunakan untuk memperparah perang," ujarnya.

Baca juga: Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Ukraina, PBB Tunjuk Tiga Pakar HAM

SUMBER: ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

9 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

12 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

14 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

17 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

2 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya