Plus Minus Boris Yeltsin Presiden Rusia Pertama, Begini Catatannya

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 5 Maret 2022 07:50 WIB

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]

TEMPO.CO, Jakarta - Boris Yeltsin, presiden pertama Rusia setelah Uni Soviet pecah. Ia menjabat dari 1991 sampai 1999. Sebagian besar hidup Yeltsin dihabiskan sebagai anggota Partai Komunis, sebelum akhirnya ia mempercayai reformasi pasar bebas dan sistem demokratis.

Meski sosoknya dua kali menang dalam pemilihan Presiden Rusia, dan berhasil mengantarkan masyarakat kepada sistem yang lebih bebas dan terbuka. Masa jabatannya ternodai dengan sulitnya ekonomi, meningkatnya korupsi dan kejahatan, perang kekerasan di republik Chechnya yang memisahkan diri dan pengaruh Rusia yang berkurang pada peristiwa-peristiwa dunia.

Masa Kanak-kanak Boris Yeltsin

Boris Nikolayevich Yeltsin lahir pada 1 Februari 1931, di Butka, sebuah desa kecil di Pegunungan Ural, Rusia. Yeltsin memiliki kakek dan nenek seorang petani, namun produksinya dicabut paksa oleh kolektivisasi pertanian diktator Soviet Joseph Stalin. Sementara ayahnya ditangkap selama pembersihan era Stalin.

Mengutip laman History di alamat history.com, pada tahun 1937 Yeltsin pindah ke kota pabrik Berezniki, tempat sang ayah menjadi buruh setelah dibebaskan dari kamp penjara Gulag.

Di tempat ini, Yeltsin melakukan pemberontakan bersama pemuda lainnya, sampai ia harus kehilangan dua jari saat menggunakan granat tangan. Pada tahun 1949, Yeltsin meninggalkan Berezniki ke Sverdlovsk (sekarang Yekaterinburg) untuk melanjutkan pendidikan di Institut Politeknik Urals, untuk menjadi Insinyur Sipil.

Setelah lulus, Yeltsin bekerja sebagai pengawas proyek konstruksi perumahan. Dan mulai menjajaki arena politik dengan menjadi anggota Partai Komunis pada tahun 1961 dan tujuh tahun kemudian bergabung dengan Komite Partai Provinsi Sverdlovsk. Setelah ia menjabat sebagai ketua partai dari tahun 1976 hingga 1985, Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev memanggilnya ke Moskow dan menjadikan Yeltsin sebagai ketua partai.

Sosok Yeltsin mulai dikenal saat dirinya mencerca korupsi, dan memecat ratusan pejabat tingkat bawah yang kedapatan culas. Namun, Yeltsin kehilangan jabatan setelah berselisih dengan Gorbachev mengenai langkah reformasi.

Setelah diasingkan ke posisi yang relatif tidak jelas dalam birokrasi konstruksi, Yeltsin memulai kebangkitan politiknya pada 1989 dengan memenangi pemilihan parlemen Soviet yang baru dibentuk dengan hampir 90 persen suara. Tahun berikutnya ia meraih kemenangan telak serupa dalam perlombaan untuk parlemen Rusia, menjadi ketua dan kemudian meninggalkan keanggotaannya di Partai Komunis.

Dengan momentum pembangunannya, Boris Yeltsin mulai menyerukan pengunduran diri Mikhail Gorbachev. Dia pun mengajukan dirinya untuk pemilihan Presiden Rusia, dan memenangkan pemilu dengan 59 persen suara pada Juni 1991.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Jejak Mikhail Gorbachev Pemimpin Terakhir Uni Soviet Sebelum Menjadi Rusia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

11 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

17 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

17 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

22 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

3 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

3 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

4 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

5 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya