Cina Bergantung pada Teknologi Ukraina, dari Kapal Induk sampai Jet Tempur

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 4 Maret 2022 07:00 WIB

Pilot mengoperasikan jet latih lanjutan JL-10 Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di Pameran Penerbangan dan Dirgantara Internasional China, atau Airshow China, di Zhuhai, provinsi Guangdong, China, 28 September 2021. REUTERS/Aly Song

TEMPO.CO, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina kemungkinan akan mengancam salah satu hubungan strategis Cina yang paling rahasia namun penting dalam beberapa tahun terakhir, yakni pemanfaatan sumber daya Ukraina dalam pengembangan teknologi militer Tiongkok.

Selama ini, Ukraina menjadi pemasok penting baik teknologi, peralatan dan sumber daya manusia untuk pengembangan peralatan militer Cina termasuk jet tempur, meski dibayang-bayangi tekanan Amerika Serikat. Dukungan Cina kepada Rusia dalam konflik saat ini, tampaknya akan makin mempersulit hubungan dagang kedua negara, kata analis militer dan diplomat seperti dikutip Reuters, Kamis, 3 Maret 2022.

Frustrasi Ukraina atas hubungan Beijing yang berkembang dengan Moskow dan ketidakpastian atas bentuk ekonomi dan pemerintah pascaperang dapat mengancam hubungan itu, kata mereka.

“Ukraina selalu menjadi tempat berburu yang baik bagi teknisi militer Cina. Ada banyak hal di sana, dan dalam beberapa kasus lebih mudah untuk mendapatkannya daripada dari Rusia,” kata analis militer Cina yang berbasis di Moskow, Vasily Kashin dari Universitas HSE.

"Hubungan seperti itu akan benar-benar hancur," katanya, mencatat kemarahan pemerintah Ukraina atas dukungan diplomatik Cina untuk Rusia di tengah ketidakpastian pasca-perang lainnya.

Advertising
Advertising

Kapal induk kedua Cina Shandong misalnya, badan kapalnya menggunakan teknologi Ukraina, demikian dilaporkan The Economic Times, 30 Mei 2020.

Di luar akuisisi profil tinggi dari badan kapal yang dibangun sebagian dari salah satu kapal induk terakhir Uni Soviet dan badan pesawat jet tempur Su-33, Cina telah membeli mesin untuk pesawat latih, kapal perusak dan tank serta pesawat angkutnya dari Ukraina, demikian hasil pelacakan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI_.

Atase militer yang berbasis di Asia mengatakan, Ukraina telah lama dicurigai sebagai sumber dari beberapa sistem komando, kendali dan teknologi lain yang digunakan dalam pengembangan misil Cina, termasuk sejumlah teknisi telah bekerja secara pribadi di sana.

Pekerjaan ini diperkirakan terus berlanjut bahkan jika hubungan resmi memburuk atau menjadi sulit, kata mereka.

"Satu keuntungan tradisional bagi Cina di Ukraina pada umumnya adalah situasi keamanan yang lebih lancar daripada Rusia, sehingga memungkinkan untuk melakukan sesuatu secara tidak resmi," kata seorang atase militer.

Kementerian Pertahanan Cina tidak menanggapi permintaan komentar.

Berikutnya: Teknologi Ukraina dari amfibi sampai jet tempur

<!--more-->

Data SIPRI tidak menyebutkan nilai transaksi setiap kesepakatan, tetapi berdasarkan angka yang diberikan selama dekade terakhir, Cina setiap tahun menghabiskan setidaknya antara 70 juta-80 juta dollar AS untuk belanja teknologi ke Ukraina.

Program jangka panjang termasuk kesepakatan bernilai 317 juta dollar untuk menyediakan kendaraan serbu amfibi dan 380 juta dolar untuk mesin turbofan pesawat latih tempur JL-10 Cina, menurut data SIPRI.

Kesepakatan penting lainnya adalah penjualan 30 turbin gas untuk 15 kapal perusak Type-052D - mesin yang sekarang diproduksi Cina di bawah lisensi dan mungkin juga telah diadaptasi dan ditingkatkan untuk kapal yang lebih modern.

Namun teknologi yang diperoleh teknisi dan insinyur militer Cina telah memungkinkan pertumbuhan desain dan kemampuan manufaktur asli negara itu sendiri, membuatnya kurang bergantung pada Ukraina daripada sebelumnya.

Shandong merupakan kapal induk kedua Cina yang mulai beroperasi pada 2019. Kapal induk ini telah meningkatkan desain dibandingkan pendahulunya, seperti hanggar raksasa dan fasilitas penyimpanan amunis, bahan bakar jet dan juga menyediakan lebih banyak ruang untuk pesawat di dek. Navalnews.com

“Cina sangat bergantung pada teknologi Ukraina pada 1990-an dan awal 2000-an, tetapi itu semakin berkurang, terutama karena Cina telah mengembangkan kemampuan desain dan manufakturnya sendiri,” kata Siemon Wezeman, peneliti transfer senjata senior di SIPRI.

"Mungkin masih ada beberapa teknologi yang diincar Cina, terutama yang terkait dengan kedirgantaraan dan rudal ... dan secara tradisional mereka (Ukraina) menghasilkan kualitas, itu mutakhir," kata Wezeman kepada Reuters.

Rusia tetap menjadi sumber teknologi militer terpenting Cina, tetapi Ukraina telah menyediakan beberapa item yang mungkin enggan atau lambat diberikan oleh Moskow. Ukraina di era Soviet adalah pusat pembuatan kapal militer dan kedirgantaraan.

Data SIPRI menunjukkan perdagangan Rusia-China yang jauh lebih besar, mencakup mesin turbofan lebih canggih untuk pesawatnya, radar dan rudal permukaan-ke-udara, anti-kapal dan anti-tank canggih serta senjata angkatan laut dan pesawat angkut.

Tetapi Moskow tidak selalu memberikan teknologi terbarunya kepada tetangga besarnya. Sebagai contoh, pesaing Cina di Laut China Selatan, Vietnam, mampu memperoleh kapal selam listrik diesel Kilo yang jauh lebih canggih dari Rusia selama dekade terakhir dibanding yang didapat Cina.

"Dugaan saya adalah bahwa Ukraina selama beberapa tahun mengisi ceruk penting bagi Cina, karena mungkin lebih mudah untuk mendapatkan produk dan teknologi tertentu yang mungkin kurang diminati Rusia untuk menjualnya," kata konsultan strategis berbasis di Singapura, Alexander Neill. “Tetapi desain dan kapasitas manufaktur asli Cina sendiri telah meningkat dan sebagian besar Ukraina mungkin telah memenuhi tujuannya.”

Keterlibatan Amerika Serikat yang semakin intensif di Ukraina pascaperang juga dapat memperumit perdagangan dengan Cina. Tahun lalu saja, Ukraina menghentikan pengambilalihan pembuat mesin pesawat lokal Motor Sich oleh China Skyrizon karena kekhawatiran AS akan transfer teknologi paksa.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

4 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

6 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

9 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

10 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

11 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

11 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

11 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

15 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

16 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

17 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya