Rusia Kena Sanksi Jerman, Operasional Nord Stream 2 Ditunda

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 23 Februari 2022 15:00 WIB

Kanselir Jerman yang baru terpilih Olaf Scholz dilantik oleh Ketua Parlemen Baerbel Bas selama sesi majelis rendah parlemen Jerman Bundestag, di Berlin, Jerman, 8 Desember 2021. REUTERS/Fabrizio Bensch

TEMPO.CO, Jakarta - Jerman memutuskan menangguhkan rencana membuka pipa Nord Stream 2 yang membawa gas dari Moskow ke Berlin. Kebijakan ini adalah paket sanksi yang dikenakan pada Rusia, setelah Negara Beruang Merah itu mengerahkan tentaranya ke Ukraina.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Selasa pagi, 22 Februari 2022, mengatakan bahwa Nord Stream 2 tidak akan disertifikasi. Scholz menambahkan jika dia telah menginstruksikan agar dilakukan penilaian ulang pengelolaan pasokan energi bagi Jerman.
"Kedengarannya teknis, tetapi ini adalah langkah administratif yang diperlukan agar tidak ada sertifikasi pipa. Tanpa sertifikasi ini, Nord Stream 2 tidak dapat mulai beroperasi," kata Scholz seperti dilansir dari CNA pada Rabu 23 Februari 2022.
Proyek Pipanisasi Nord Stream 2 menghubungkan pasokan gas di Rusia ke pembeli di Jerman. Reuters
Seperti diwartakan Inews, Scholz menyebut Jerman telah memerintahkan penarikan dokumen kunci yang diperlukan untuk sertifikasi pipa dari Rusia.
Keputusan Jerman untuk menunda proyek pipa ini akan memiliki konsekuensi besar bagi pasokan gas Eropa di masa depan. Akan tetapi, ini berarti sebuah kelegaan bagi negara-negara barat termasuk Inggris dan Amerika Serikat, yang selalu menentang rencana tersebut.
Pipa Nord stream 2 yang memiliki panjang 1.200 km ini, berlokasi di bawah Laut Baltik. Pipa itu direncanakan untuk mengalirkan gas dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke Lubmin di Jerman. Proyek ini rampung pada September lalu, namun sejauh ini, pipa itu belum beroperasi.
Proyek yang bernilai 10 miliar euro (setara Rp 162, 5 triliun) telah disusun sebagai upaya mengatasi kekurangan gas dan melonjaknya biaya energi di seluruh Eropa. BUMN Rusia bidang energi, Gazprom, menanggung setengah dari biaya Nord Stream 2, dengan perusahaan energi asal Barat seperti Shell dan ENGIE dari Prancis membayar sisanya.
Pipa ini diharapkan bisa membawa cukup gas alam dari Rusia, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga di Eropa.
Bersama dengan jalur pipa Nord Stream yang ada, yang berjalan paralel dengan Nord Stream 2, saluran-saluran tersebut ditetapkan untuk mengirimkan lebih dari seperempat dari semua gas yang digunakan setiap tahun oleh negara-negara anggota Uni Eropa. Jerman, di sisi lain, adalah konsumen terbesar gas Rusia, menyumbang sekitar 30 persen dari pasokan negara itu.
Sumber: Inews, CNA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

20 jam lalu

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

Tidak hanya di Jerman, Munich juga kota yang paling nyaman berjalan kaki di Eropa

Baca Selengkapnya

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

1 hari lalu

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

Personel Polres Bima Kota mengungkap kasus pengoplosan gas bersubsidi di Kelurahan Jatibaru Barat, Asakota, Bima, NTB

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

1 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

3 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya