Bos Moderna Sebut Virus Corona Kian Melemah, Pandemi COVID-19 Segera Berakhir?

Reporter

Tempo.co

Kamis, 17 Februari 2022 17:19 WIB

Vaksinator menunjukkan vaksin Moderna yang nantinya akan diberikan sebagai vaksin dosis ketiga atau booster di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Matraman, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, hingga saat ini masih terus dilaksanakan. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster ditargetkan rampung pada pekan kedua Agustus 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan bahwa masuk akal untuk menyatakan bahwa pandemi virus Corona hampir berakhir. Kemungkinan 80 persen virus yang menyebabkan COVID-19 akan menjadi kurang ganas.

Pernyataan Bancel bertentangang dengan para ahli yang memperingatkan bahwa belum bisa dipastikan virus tersebut akan berkembang menjadi kurang mematikan.

Bancel menjawab pertanyaan saat diwawancara CNBC's Squawk Box Asia pada hari Rabu, 16 Januari 2022 tentang apakah dia percaya bahwa pandemi itu dalam tahap akhir. "Saya pikir itu adalah skenario yang masuk akal," ujarnya.

Bancel mengatakan dia berpikir ada sekitar 80 persen kemungkinan ketika virus berevolusi menjadi semakin kurang ganas. Bila virus Corona menjadi kurang ganas, Bancel berharap orang-orang yang berusia di atas lima puluh tahun dan mereka yang berisiko tinggi sakit parah, bakal kuat melawan COVID-19 setiap tahun. "Virus ini akan tinggal bersama manusia selamanya, seperti flu, dan kita harus hidup dengannya," katanya.

Tetapi Bancel memperingatkan bahwa masih ada peluang 20 persen bahwa mutasi berikutnya dapat membuat virus lebih ganas dibandingkan varian Omicron. "Saya pikir kita beruntung bahwa Omicron tidak terlalu ganas, tetapi kita masih kehilangan ribuan orang yang sekarat setiap hari di planet ini," katanya. "Virusnya tidak dapat diprediksi."

Advertising
Advertising

Para ahli mungkin setuju tentang ketidakpastian virus, namun prediksi Bancel dinilai terlalu optimistis. Francois Balloux, direktur di University College London Genetics Institute, mengatakan di Twitter bahwa tidak ada teori yang berarti bahwa virus yang menyebabkan COVID-19 bermutasi menjadi kurang ganas.

Sementara itu, Ashish Jha, dekan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Brown, mengatakan bahwa tidak ada jaminan varian masa depan akan kurang ganas. "Lonjakan besar bisa mematikan," katanya. Jha juga mengatakan sebelum ditemukan varian apa pun di masa depan, orang harus didorong untuk divaksinasi.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal di Organisasi Kesehatan Dunia, memperingatkan bahwa berbahaya mengasumsikan Omicron akan menjadi varian terakhir yang muncul selama pandemi. Tedros juga menyangkal pandemi segera berakhir.

Baca: Jepang Lambat Berikan Booster, Kematian Akibat Omicron Dikhawatirkan Naik

BUSINESS INSIDER

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

2 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

5 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

4 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

9 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

13 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya