PM Israel Naftali Bennet Pertama Kalinya Berkunjung ke Bahrain, Bahas Apa?

Reporter

Tempo.co

Selasa, 15 Februari 2022 16:32 WIB

Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett berbicara dalam resepsi yang diselenggarakan oleh Persatuan Ortodoks di Yerusalem menjelang pembukaan kedutaan AS yang baru di Yerusalem, 14 Mei 2018. [REUTERS / Ammar Awad]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett tiba di ibu kota Bahrain, Manama, pada Senin, 14 Februari 2022. Kunjungan tingkat tinggi tersebut adalah yang pertama kalinya sejak adanya kesepakatan yang disponsori oleh Amerika Serikat pada 2020. Kesepakatan itu sebagian didasarkan pada kekhawatiran bersama tentang Iran.

Bennett bertemu dengan Putra Mahkota Bahrain dan Perdana Menteri Salman bin Hamad al-Khalifa. “Para pemimpin akan membahas cara-cara tambahan untuk memperkuat hubungan bilateral, terutama kemajuan masalah diplomatik dan ekonomi, dengan penekanan pada teknologi dan inovasi,” kata kantor perdana menteri Israel dalam sebuah pernyataan.

Perjalanan Bennet akan berlangsung selama dua hari ke Bahrain yang merupakan markas besar Angkatan Laut AS di Teluk. Kunjungan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangan rudal di Uni Emirat Arab oleh pemberontak Houthi Yaman. Israel juga menormalkan hubungan dengan UEA pada tahun 2020.

Berbicara kepada wartawan sebelum lepas landas, Bennett berharap kunjungan itu akan menjadi niat baik dan sikap bersama terhadap ancaman bersama.

Israel telah meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Teluk. Manama menjamu menteri pertahanan Israel pada 2 Februari dan mengatakan seorang perwira militer Israel akan ditempatkan di Bahrain sebagai bagian dari koalisi internasional.

Advertising
Advertising

Hubungan ini telah membuat Raja Bahrain, seorang Muslim Sunni, dikritik oleh oposisi yang dipimpin oleh mayoritas Syiah. Beberapa unjuk rasa di Bahrain terkait solidaritas dengan Palestina juga terjadi menjelang kunjungan Bennet.

Rekaman dan foto yang diposting di akun media sosial kelompok oposisi Bahrain al-Wefaq menunjukkan puluhan pengunjuk rasa berbaris, meneriakkan slogan dan mengangkat bendera Bahrain.

Israel menawarkan untuk bekerja sama dengan mitra Teluk barunya dalam pertahanan udara. Namun Israel belum menentukan apakah ini mungkin termasuk menjual pencegat roket jarak pendek Iron Dome.

Sebelumnya penjualan alat bersenjata telah menimbulkan pertanyaan apakah sistem tersebut akan aman dan tidak dibagikan dengan musuh-musuh Israel. Ada juga kekhawatiran bahwa hal itu akan menimbulkan tantangan komersial bagi ekspor pertahanan AS.

Namun seorang pejabat AS mengatakan Washington tak masalah jika Israel melanjutkan penjualan Iron Dome di Teluk. “Ada banyak minat di Iron Dome di wilayah tersebut," kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Baca: Pertama Kali di Negara Arab, Bahrain Menerima Penempatan Perwira Israel

AL JAZEERA | REUTERS

Berita terkait

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

4 jam lalu

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

Pengadilan tinggi PBB (ICJ) menggelar sidang atas permintaan Afrika Selatan agar Israel dipaksa menghentikan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

7 jam lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

15 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

16 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

17 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

17 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

17 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

20 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

20 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

21 jam lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya