Kasus Lama Penyadapan Australia pada Pejabat Timor Leste Mencuat Lagi

Reporter

Terjemahan

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 13 Februari 2022 09:34 WIB

Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus dugaan Australia mengawasi panggilan telepon para pemimpin politik di Timor-Leste pada 2000, kembali mencuat dalam dokumen yang diajukan ke Pengadilan Banding Administratif (ATT) oleh senator independen Rex Patrick, Rabu lalu, 9 Februari 2022.

Australia juga diduga menyadap kantor Kabinet negara tetangganya itu pada 2004 sebelum negosiasi penting mengenai cadangan minyak dan gas yang menguntungkan.

Dokumen tersebut termasuk tuduhan bahwa menteri luar negeri saat itu Alexander Downer mengatakan kepada staf Partai Buruh pada tahun 2000 bahwa Timor-Leste adalah "buku terbuka" untuk Australia.

Ada juga klaim oleh presiden pertama Timor-Leste, Xanana Gusmao, bahwa seorang diplomat senior PBB memperingatkan dia tentang mata-mata Australia.

Pemerintah Australia selalu menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal apakah penyadapan itu terjadi.

Advertising
Advertising

Namun mantan mata-mata Australia yang dijuluki Witness K telah dijatuhi hukuman percobaan tiga bulan karena berkonspirasi untuk mengungkapkan informasi rahasia tentang dugaan operasi mata-mata selama negosiasi perjanjian minyak dan gas antara Australia dan Timor Leste dalam sidang Juni 2021.

Saksi K dan pengacaranya Bernard Collaery didakwa pada 2018, lima tahun setelah penggerebekan di rumah mereka di Canberra atas kasus tersebut.

Collaery telah memilih untuk melawan tuduhan konspirasi di pengadilan, tetapi Saksi K mengaku bersalah atas tuduhannya.

Senator Patrick mengajukan gugatan untuk mengakses dokumen kabinet yang menguraikan pendekatan Australia terhadap negosiasi dengan para pemimpin Timor-Leste sementara negara yang baru lahir itu membuat transisi menuju kemerdekaan penuh.

Dokumen-dokumen itu termasuk pernyataan sumpah dari Gusmao dan satu lagi dari Philip Dorling, seorang akademisi yang juga bekerja sebagai jurnalis, pejabat urusan luar negeri, dan penasihat politik.

Dalam dokumen itu terungkap rincian baru tentang bagaimana Australia memata-matai salah satu tetangga termiskinnya dalam negosiasi ladang minyak dan gas di Laut Timor yang bernilai sekitar $40 miliar.

Dr Dorling saat ini bekerja sebagai penasihat Senator Patrick, tetapi pernyataan tertulisnya menceritakan peristiwa dari tahun 2000, ketika ia bekerja untuk mantan menteri luar negeri bayangan Laurie Brereton.

Pada 10 Agustus tahun itu, Dr Dorling dan Brereton bertemu dengan beberapa politisi Timor, termasuk Jose Ramos-Horta dan Joao Carrascalao.

Pernyataan tertulis Dr Dorling mengatakan kedua pria itu "secara pribadi menyatakan keprihatinan bahwa mereka percaya pemerintah Australia terlibat dalam pengawasan elektronik ekstensif yang ditujukan terhadap para pemimpin Timor Leste".

ABC.NET.AU

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

4 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

4 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

5 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

5 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

5 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

5 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

6 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

6 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

6 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya