Keputusan Biden Soal Dana Afghanistan Dikecam, Aktivis: Ini Perampokan

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 12 Februari 2022 15:30 WIB

Seorang pria mendistribusikan roti gratis di Kabul, Afghanistan, 31 Januari 2022. REUTERS/Ali Khara

TEMPO.CO, Jakarta -Keputusan Presiden Joe Biden untuk menyita dana bank sentral Afghanistan di Amerika Serikat dan menggunakan setengah dari uang itu sebagai kompensasi kepada para korban serangan 11 September atau 9/11 telah menuai kecaman banyak pihak.

Seperti dilansir Aljazeera Sabtu 12 Februari 2022, Biden mengeluarkan perintah eksekutif pada Jumat malam yang akan membagi US$7,1 miliar atau Rp100 triliun milik Da Afghanistan Bank (DAB) antara bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan dan kompensasi bagi korban 9/11.

“Orang-orang Afghanistan tidak ada hubungannya dengan 9/11. Itu adalah fakta yang tak terbantahkan,” Bilal Askaryar, seorang aktivis Afghanistan-Amerika.

“Apa yang Biden usulkan bukanlah keadilan bagi keluarga 9/11. Ini adalah pencurian dana publik dari negara miskin yang sudah di ambang kelaparan dan kelaparan yang disebabkan oleh penarikan mundur pasukan Amerika Serikat.”

Pemerintah Afghanistan yang didukung AS runtuh pada Agustus tahun lalu, dengan Taliban merebut Kabul di tengah penarikan pasukan AS dari negara itu setelah perang 20 tahun.

Advertising
Advertising

Washington kemudian membekukan aset DAB yang berbasis di AS. Keluarga korban 9/11 kemudian berusaha meminta dana tersebut melalui pengadilan. Satu kasus tertentu terkait gugatan terhadap Taliban pada 2012 menjadi pusat dalam upaya itu.

Para penggugat awalnya menggugat sejumlah entitas dan individu di Timur Tengah dan Afghanistan – banyak yang bertentangan satu sama lain dan bermusuhan dengan al-Qaeda yang melakukan serangan pada 2001.

Para terdakwa termasuk mantan Presiden Irak Saddam Hussein, kelompok Hizbullah Lebanon, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei – dan Taliban.

Halema Wali, salah satu pendiri Afghans for a Better Tomorrow, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di AS, menekankan bahwa uang di bank sentral Afghanistan adalah milik rakyat Afghanistan, yang sedang mengalami krisis kemanusiaan yang mengerikan.

Dengan inflasi yang meroket dan lembaga-lembaga negara berantakan, ekonomi Afghanistan – yang bergantung pada bantuan asing – hancur berantakan. Program Pangan Dunia PBB telah memperingatkan bahwa 23 juta orang menghadapi "kelaparan parah" di negara itu.

“Ini benar-benar mengerikan,” kata Wali kepada Al Jazeera tentang langkah Biden. “Saya pikir secara keseluruhan, itu sangat picik.”

Gedung Putih menyatakan bahwa terlepas dari apa yang terjadi di pengadilan, setidaknya US$3,5 miliar atau Rp50 triliun akan disisihkan untuk keluarga korban 9/11.

“Bahkan jika dana ditransfer untuk kepentingan rakyat Afghanistan, lebih dari US$3,5 miliar aset DAB akan tetap berada di Amerika Serikat dan tunduk pada litigasi berkelanjutan oleh para korban terorisme AS,” kata Gedung Putih.

Namun untuk saat ini, keputusan terakhir untuk mencairkan dana bantuan kemanusiaan dan kompensasi bagi para korban 9/11 tetap berada di pengadilan.

Taliban, yang telah menyerukan pencairan dana, mengecam keputusan AS pada hari Jumat.

“Pencurian dan penyitaan uang yang disimpan/dibekukan oleh Amerika Serikat dari rakyat Afghanistan merupakan tingkat terendah kerusakan manusia dan moral suatu negara dan bangsa,” kata juru bicara Taliban Mohammad Naeem di Twitter.

Baca juga: AS Ambil Separuh Dana Pemerintah Afghanistan untuk Korban 11 September

SUMBER: ALJAZEERA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

1 jam lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

3 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

5 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

19 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

22 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

1 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

1 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya