Ini Sebab MoU Pengiriman ART Indonesia ke Malaysia Belum Ditandatangani

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 8 Februari 2022 12:06 WIB

Sejumlah Buruh Migran Wanita berada di penampungan Tenaga Kerja Indonesia di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia, 30 Juni 2016. Tidak punya bekal pendidikan yang memadai, dan pengalaman yang minim, membuat Warga Indonesia kerap menjadi korban oknum untuk bisa memasuki mereka ke negara lain secara tidak sah (ilegal) untuk mengadu nasib menjadi tenaga kerja. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia di Kuala Lumpur, Hermono, menjelaskan alasan belum ditandatanganinya kesepakatan pengiriman asisten rumah tangga atau ART ke Malaysia, yang semula direncanakan pada 6-7 Februari 2022 di Bali.

Hermono mengatakan masalah utama yang belum terselesaikan adalah soal visa bagi TKW. Indonesia ingin menghapus sistem di mana tenaga kerja Indonesia masuk ke Malaysia dengan visa turis dan kemudian mengajukan permohonan konversi ke izin kerja.

“Kami ingin ini dihapuskan karena telah menyebabkan perdagangan manusia dan penganiayaan terhadap warga kami karena kebanyakan dari mereka tidak terlatih dan tidak tahu bagaimana menangani diri mereka sendiri karena mereka berasal dari desa-desa di Indonesia," kata Dubes Hermono kepada Free Malaysia Today, Senin, 7 Februari 2022.

“Metode ini mengarah pada rekrutmen langsung, yang berarti pemerintah kita tidak memiliki catatan tentang pekerja dan untuk siapa mereka bekerja. Itu benar-benar melewati pemerintah Indonesia,” katanya, dan menambahkan mereka juga tidak akan mengetahui detail kontraknya.

Sebelumnya, Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia M Saravanan mengatakan pada 19 Januari bahwa ia akan bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Indonesia Ida Fauziyah untuk menyelesaikan rincian MoU yang akan ditandatangani pada 7-8 Februari di Bali.

Advertising
Advertising

Hermono mengatakan tidak ada tanggal atau konfirmasi penandatanganan yang dibahas ketika menteri sumber daya manusia kedua negara bertemu pada 24 Januari.

Hermono mengatakan kekhawatiran lain adalah bahwa perwakilan dari kementerian dalam negeri dan departemen imigrasi harus dimasukkan pada pertemuan yang direncanakan pada 10 Februari. "Kami telah meminta delegasi Malaysia untuk memasukkan petugas dari lembaga ini, jadi belum dikonfirmasi," katanya.

Hermono mengatakan mereka ingin aparat penegak hukum Malaysia menyadari sepenuhnya klausul dalam MoU karena Indonesia tidak ingin warganya disalahgunakan seperti di masa lalu.

Berita terkait

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

2 jam lalu

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

Bea Cukai menyatakan pengusaha asal Malaysia, Kenneth Koh. cukup melunasi denda yang kini mencapai Rp11,8 miliar bila ingin 9 mobil mewahnya kembali.

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

6 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

7 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

2 hari lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

3 hari lalu

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

Inilah peristiwa kerusuhan massal nan kelam di Malaysia yang menewaskan sedikitnya 184 Orang

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

3 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya

PRT Thailand Kaya Mendadak, Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikannya

4 hari lalu

PRT Thailand Kaya Mendadak, Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikannya

Seorang PRT di Thailand mendapat warisan puluhan miliar rupiah dari majikannya yang merupakan warga negara Prancis.

Baca Selengkapnya

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

6 hari lalu

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

Faisal Halim sempat mendapat hukuman dari Federasi Sepakbola Malaysia sebelum disiram air keras.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

8 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

8 hari lalu

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

Atlet sepak bola Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya