AS Tawarkan Hadiah Rp 143 Miliar Buru Gembong ISIS di Afghanistan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 8 Februari 2022 10:33 WIB

Pelayat mengitari peti korban ledakan bom bunuh diri di sebuah masjid Syiah di Kunduz, Afghanistan, Sabtu, 9 Oktober 2021. ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini, menambah deretan aksi pengeboman yang terjadi di bawah pemerintahan baru Taliban. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menawarkan hadiah hingga US$ 10 juta atau setara Rp 143,9 miliar untuk informasi yang mengarah ke lokasi atau identifikasi Sanaullah Ghafari, pemimpin afiliasi ISIL (ISIS) di Afghanistan.

Hadiah itu ditawarkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada Senin, 8 Februari 2022. Amerika Serikat menawarkan hadiah itu untuk menangkap anggota ISIS yang disebut bertanggung jawab atas pemboman mematikan tahun lalu di bandara Kabul, Afghanistan. Pengeboman diklaim oleh kelompok ISIS di di Provinsi Khorasan.

Serangan Agustus 2021 di ibu kota Afghanistan, menewaskan 170 warga sipil Afghanistan dan 13 personel layanan AS. Serangan dilakukan di tengah penarikan AS yang kacau dari Afghanistan.

Sanaullah Ghafari juga dikenal sebagai Shahab al-Muhajir, diangkat sebagai kepala ISKP atau ISIS di Afghanistan pada Juni 2020, menurut Departemen Luar Negeri AS. Ia bertanggung jawab menyetujui semua operasi ISKP di seluruh Afghanistan dan mengumpulkan dana untuk kelompok tersebut.

Hasil penyelidikan militer AS atas serangan 26 Agustus 2021 di bandara Kabul, yang dirilis pada 4 Februari 2022, menemukan bahwa serangan itu kemungkinan besar dilakukan oleh satu orang. Pelaku meledakkan satu alat peledak, sarat dengan bantalan bola di tengah kerumunan yang penuh sesak.

Advertising
Advertising

Beberapa hari setelah pengeboman, AS melakukan serangan pesawat tak berawak. Awalnya Pentagon mengatakan menargetkan para tersangka ISKP.

Tetapi outlet media melaporkan bahwa 10 warga sipil Afghanistan, termasuk beberapa anak-anak, telah tewas dalam serangan tersebut. Para pejabat AS meminta maaf atas pemboman itu, meskipun tidak ada anggota militer AS yang dihukum.

Tak banyak informasi tentang Ghafari. Ia dikabarkan pernah menjadi komandan al-Qaeda atau mantan anggota jaringan Haqqani, salah satu faksi paling kuat dan ditakuti di Taliban.

Ghafari masuk daftar hitam oleh AS pada November sebagai teroris global yang ditunjuk secara khusus. Dua anggota kelompok lainnya adalah juru bicara Sultan Aziz Azam, atau dikenal sebagai Sultan Aziz, dan pemimpin senior Maulawi Rajab Salahudin yang juga masuk daftar hitam.

"Kami berkomitmen untuk menggunakan semua alat kontraterorisme untuk melawan ISIS-K dan memastikan bahwa Afghanistan tidak dapat lagi menjadi platform untuk terorisme internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price saat itu.

Baca: Biden Pantau Momen Menegangkan Penyerangan Rumah Pemimpin ISIS

AL JAZEERA

Berita terkait

Amerika Serikat Ingatkan Rusia dan Iran Jangan Memperkeruh Perang Ukraina

12 jam lalu

Amerika Serikat Ingatkan Rusia dan Iran Jangan Memperkeruh Perang Ukraina

Amerika Serikat mengancam setiap rudal balistik yang dikirimkan Iran ke Rusia sama dengan memantik naiknya ketegangan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima

14 jam lalu

Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima

Densus 88 Antiteror menangkap laki-laki inisial LHM dan DW di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Baca Selengkapnya

Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

16 jam lalu

Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

Putusan yang seharusnya dibacakan pada 18 September 2024, ditunda sampai pemilu 5 November 2024 terlaksana agar tak berdampak pada Donald Trump

Baca Selengkapnya

Gedung Putih: Putin Harus Berhenti Bicara soal Pilpres AS

1 hari lalu

Gedung Putih: Putin Harus Berhenti Bicara soal Pilpres AS

Gedung Putih menegaskan residen Rusia Vladimir Putin harus berhenti berbicara tentang pemilihan presiden Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Senat AS akan Selidiki Penggunaan Semikonduktor Amerika pada Senjata Rusia

2 hari lalu

Senat AS akan Selidiki Penggunaan Semikonduktor Amerika pada Senjata Rusia

Senat Amerika Serikat akan mengadakan dengar pendapat mengenai penggunaan semikonduktor buatan Amerika dalam senjata Rusia

Baca Selengkapnya

Andrii Sybiha Menjadi Menlu Ukraina Gantikan Dmytro Kuleba

2 hari lalu

Andrii Sybiha Menjadi Menlu Ukraina Gantikan Dmytro Kuleba

Andrii Sybiha, calon menlu yang ditunjuk Presiden Volodymyr Zelensky diterima oleh parlemen Ukraina.

Baca Selengkapnya

Keluarga Sandera Desak Amerika Serikat buat Kesepakatan Sepihak dengan Hamas

2 hari lalu

Keluarga Sandera Desak Amerika Serikat buat Kesepakatan Sepihak dengan Hamas

Keluarga sandera Amerika Serikat yang ditawan Hamas mendesak Gedung Putih untuk membuat kesepakatan sepihak dengan Hamas dan mengabaikan Israel

Baca Selengkapnya

Pilpres AS, Putin Ternyata Dukung Kamala Harris Ketimbang Donald Trump

2 hari lalu

Pilpres AS, Putin Ternyata Dukung Kamala Harris Ketimbang Donald Trump

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan mendukung Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS

Baca Selengkapnya

Presiden Biden Sampaikan Duka Cita atas Penembakan Georgia

2 hari lalu

Presiden Biden Sampaikan Duka Cita atas Penembakan Georgia

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan belasungkawa atas penembakan di sekolah di Georgia

Baca Selengkapnya

Penembakan di AS Terjadi Lagi, Remaja 14 Tahun Tembak Mati 4 Orang di SMA Georgia

2 hari lalu

Penembakan di AS Terjadi Lagi, Remaja 14 Tahun Tembak Mati 4 Orang di SMA Georgia

Pelaku penembakan di AS adalah seorang remaja pria berusia 14 tahun. Sebanyak 4 orang tewas dan 9 terluka akibat insiden tersebut.

Baca Selengkapnya