Protes Sampah Makanan, 11 Aktivis Jerman Menempelkan Diri ke Jalan

Reporter

Tempo.co

Senin, 7 Februari 2022 21:50 WIB

Aktivis "Generasi Letzte" (Generasi Terakhir) memblokir pintu keluar jalan raya untuk memprotes limbah makanan dan menyerukan perubahan pertanian untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, di Berlin, Jerman, 7 Februari 2022. REUTERS/Christian Mang

TEMPO.CO, Jakarta -Para aktivis iklim berunjuk rasa dengan cara duduk dan menempelkan diri ke aspal jalan raya utama Ibu Kota Berlin, Jerman, Senin 7 Februari 2022.

Seperti dilansir Reuters, unjuk rasa unik ini menyebabkan kemacetan lalu lintas karena diadakan di jam sibuk.

Aksi ini dilakukan sebelas aktivis iklim dari lembaga Last Generation untuk mendesak dibuatnya undang-undang sampah makanan serta pengurangan emisi gas rumah kaca dari pertanian.

Mereka menempelkan diri ke aspal di Jalan Raya A100. Sebelum itu mereka juga membuang limbah makanan di jalanan. Dalam video, beberapa pengguna jalan keluar dari mobil kemudian menarik para aktivis dari jalanan untuk membuka jalan.

Namun setelah ditarik, mereka kembali ke jalanan, memblokir kembali kendaraan. Polisi juga tak berdaya untuk memindahkan para akvitis tersebut. Polisi kemudian membiarkan mereka menjalankan aksinya tepat di perempatan lampu lalu lintas.

Advertising
Advertising

Para aktivis Last Generation sebelumnya juga memblokir jalan untuk menuntut seruan serupa. Pada pekan lalu mereka juga menempelkan diri di aspal jalanan Kota Hamburg dan Stuttgart. Dalam pernyataan Last Generation mengungkap, aksi serupa juga akan digelar di kota-kota Jerman.

Seorang juru bicara kepolisian Jerman mengatakan, ada tiga aksi serupa di Berlin, tapi satu di antaranya berhasil digagalkan. Sejauh ini, lanjut dia, 27 aktivis ambil bagian dalam unjuk rasa itu, 11 di antaranya menempelkan diri di aspal.

Polisi Jerman masih menyelidiki unjuk rasa Last Generation serta mengidentifikasi para aktivis guna menentukan apakah mereka bisa didakwa atau tidak.

Dia tak menyebutkan berapa banyak yang sudah ditahan. Namun berdasarkan informasi di situs web Last Generation 50 anggotanya ditahan di berbagai kota dalam unjuk rasa yang berlangsung pada Jumat lalu.

"Dengan merencanakan untuk mencapai netralitas iklim pada 2045, Pemerintah Jerman melanggar kewajiban konstitusionalnya untuk melindungi kehidupan," kata seorang aktivis Last Generation, Carla Hinrichs.

Pada 2030, lanjut dia, suhu di Jerman mengalami kenaikan 1,5 derajat atau kenaikan rata-rata suhu global. Menurut Hinrichs, pemerintah tidak hanya melanggar hukum internasional tapi juga melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Sebab, pemanasan global akan membuat miliaran penduduk dunia kelaparan.

Baca juga: LSM Jerman Gugat BMW dan Daimler karena Tidak Tetapkan Target Emisi Karbon

SUMBER: REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

1 hari lalu

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

Tidak hanya di Jerman, Munich juga kota yang paling nyaman berjalan kaki di Eropa

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

2 hari lalu

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

Lily Greenberg Call, seorang staf Yahudi di Departemen Dalam Negeri AS, menuduh Biden memberikan dukungan bagi "bencana" serangan Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

3 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

5 Kontroversi Sydney Sweeney, Aktris Amerika yang Sedang Naik Daun

3 hari lalu

5 Kontroversi Sydney Sweeney, Aktris Amerika yang Sedang Naik Daun

Sydney Sweeney aktris pemeran Madame Web kerap menuai kontroversi. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

4 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

4 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

4 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

7 hari lalu

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.

Baca Selengkapnya

Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

10 hari lalu

Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

Maxton Hall - The World Between Us diadaptasi dari novel terlaris pemenang penghargaan, Save Me, karya Mona Kasten.

Baca Selengkapnya