Presiden Tunisia Bubarkan Dewan Kehakiman Tertinggi

Reporter

Tempo.co

Senin, 7 Februari 2022 08:07 WIB

Presiden Tunisia Kais Saied (Sumber: Reuters/ Muahmmad Hamed)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Tunisia Kais Saied memutuskan untuk membubarkan Dewan Kehakiman Tertinggi pada Minggu, 6 Februari 2022. Ia mengatakan badan tersebut sudah menjadi bagian dari masa lalu.

Saied melanjutkan, ia akan mengeluarkan keputusan sementara terhadap dewan itu, namun belum ada rincian informasi ihwal keputusan yang akan diteken.

Dia juga menuduh anggota dewan menerima suap miliaran dan menunda penyelidikan yang sensitif secara politik, termasuk pembunuhan aktivis sayap kiri pada 2013.

Keputusan Saied membubarkan badan yang menangani independensi peradilan itu dinilai sebagai langkah kontroversial. Kebijakan itu akan menyulut perjuangan atas peradilan.

Sebelum membubarkan Dewan Kehakiman Tertinggi, Saied berulang kali melontarkan kritik tajam terhadap para hakim. Dia berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan mereka bertindak seakan-akan mereka adalah sebuah negara, bukan menjadi fungsi negara. Saied kerap mengkritisi penundaan putusan pengadilan dalam kasus korupsi dan terorisme.

Advertising
Advertising

Saied menghadapi kritik luas karena memberlakukan aturan tirani setelah merebut seluruh kekuasaan. Ia juga dialog dengan seluruh partai politik.

Saied sebelumnya membubarkan pemerintahan dan menangguhkan parlemen pada Juli lalu. Langkah itu digambarkan para lawannya sebagai kudeta.

Dewan Kehakiman Tertinggi adalah sebuah institusi independen dan konstitusional yang dibentuk pada 2016. Kekuasaannya termasuk memastikan independensi peradilan, mendisiplinkan para hakim dan memberikan mereka promosi jabatan. Bulan lalu, Saied mencabut seluruh hak keuangan bagi anggota dewan.

Youssef Bouzakher, kepala Dewan Kehakiman Tertinggi, mengatakan keputusan Saied merupakan upaya untuk membawa hakim di bawah instruksi presiden. "Keputusan presiden adalah ilegal dan asimilasi langsung dari kepresidenan," katanya kepada kantor berita Reuters.

Baca: Arab Spring dan Proses Demokratisasi Dunia Arab yang Dipicu Demonstrasi Massa

AL JAZEERA | REUTERS

Berita terkait

Profil Rahmady Effendi, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang Disebut Punya Harta Tak Wajar

2 jam lalu

Profil Rahmady Effendi, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang Disebut Punya Harta Tak Wajar

Ini profil Rahmady Effendi Hutahaean, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang disebut memiliki bisnis pribadi dan harta tak wajar hingga Rp60 miliar.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Eks Dirut PTPN XI Mark Up Anggaran untuk Beli Lahan Tebu

17 jam lalu

KPK Sebut Eks Dirut PTPN XI Mark Up Anggaran untuk Beli Lahan Tebu

KPK menjelaskan konstruksi perkara atas penetapan tiga tersangka kasus korupsi pengadaan lahan yang diperuntukkan penanaman tebu oleh PTPN XI.

Baca Selengkapnya

Jadi Pejabat di Pemprov Sulsel, Anak SYL Disebut Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

19 jam lalu

Jadi Pejabat di Pemprov Sulsel, Anak SYL Disebut Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Kabag Umum Ditjen Perkebunan Kementan mengungkap anak SYL pernah meminta uang untuk pembayaran aksesori mobil Rp 111 juta.

Baca Selengkapnya

KPK Tetapkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Lahan PTPN XI

20 jam lalu

KPK Tetapkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Lahan PTPN XI

KPK menetapkan tiga tersangka kasus korupsi pengadaan lahan hak guna usaha yang diperuntukkan sebagai lahan penanaman tebu oleh PTPN XI.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Kasus TPPU yang Menjerat Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara

1 hari lalu

Rangkaian Kasus TPPU yang Menjerat Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara

KPK kembali menetapkan eks Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba sebagai tersangka dalam kasus dugaan TPPU dengan nilai mencapai Rp 100 miliar.

Baca Selengkapnya

Kejati Tahan Pejabat DKP Banten untuk Dugaan Korupsi Proyek Breakwater Cituis, Ini Arti Pemecah Gelombang

4 hari lalu

Kejati Tahan Pejabat DKP Banten untuk Dugaan Korupsi Proyek Breakwater Cituis, Ini Arti Pemecah Gelombang

Kejati Banten menahan pejabat di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek breakwater Cituis.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

5 hari lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

5 hari lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

5 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

5 hari lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya