Kritik Taliban karena Sebabkan Krisis Keuangan, Profesor Afghanistan Ditangkap

Reporter

Tempo.co

Minggu, 9 Januari 2022 19:41 WIB

Faizullah Jalal, profesor ternama di Afghansitan yang ditangkap Taliban karena gemar mengkritik. (TWITTER)

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban menangkap seorang profesor universitas terkemuka Afghanistan yang secara terbuka mengkritik rezim garis keras tersebut. Profesor bernama Faizullah Jalal ditangkap di Kabul.

Ia tampil beberapa kali dalam acara bincang-bincang televisi sejak Taliban berkuasa kembali pada Agustus 2021. Jalal menyalahkan Taliban atas krisis keuangan yang memburuk. Ia juga mengkritik Taliban karena memerintah dengan paksa.

Sejak kembali berkuasa, Taliban telah menindak perbedaan pendapat. Taliban dengan paksa membubarkan protes hak-hak perempuan dan menahan sementara beberapa wartawan Afghanistan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam cuitannya di Twitter mengatakan Jalal telah ditahan pada hari Sabtu. Alasan penahanannya adalah pernyataan Jalal di media sosial. Jalal disebut berusaha menghasut orang untuk menentang sistem dan mempermainkan martabat rakyat.

"Dia ditangkap agar orang lain tidak membuat komentar tidak masuk akal serupa atas nama profesor atau sarjana yang merugikan martabat orang lain," ujar Mujahid.

Advertising
Advertising

Mujahid membagikan tangkapan layar dari tweet yang dia klaim telah diposting oleh Jalal. Dalam tweet itu Jalal mengatakan bahwa kepala intelijen Taliban adalah kaki tangan Pakistan. Jalal juga mengatakan bahwa pemerintah baru menganggap warga Afghanistan sebagai keledai.

Dalam satu penampilan televisi, Jalal menyebut juru bicara Taliban Mohammad Naeem, yang juga berpartisipasi dalam acara tersebut sebagai anak sapi. Ungkapan ini dinilai penghinaan besar di Afghanistan.

Kritik pedas Jalal menjadi viral di media sosial. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa dia berisiko mendapat pembalasan dari Taliban.

Istri Jalal, Massouda, yang pernah mencalonkan diri sebagai kandidat presiden wanita pertama Afghanistan, memposting di Facebook bahwa suaminya telah ditangkap oleh pasukan Taliban. Jalal telah ditahan di lokasi yang tidak diketahui.

"Dr Jalal berjuang untuk keadilan dan kepentingan nasional, dalam semua kegiatannya yang berkaitan dengan hak asasi manusia," kata Massouda.

Jalal adalah seorang profesor hukum dan ilmu politik di Universitas Kabul, Afghanistan. Ia adalah seorang kritikus pemerintah.

Di Twitter, kelompok hak asasi Amnesty International mengutuk penangkapan dosen tersebut karena menggunakan kebebasan berekspresi dan mengkritik Taliban. Amnesty International menyerukan pembebasan Jalal segera dan tanpa syarat.

Taliban telah membentuk kabinet yang semuanya laki-laki. Mereka semua berasal dari anggota kelompok tersebut, dan hampir secara eksklusif berasal dari etnis Pashtun. Taliban semakin membatasi hak perempuan untuk bekerja dan belajar, memicu kecaman internasional yang meluas.

Baca: Drama Bayi Afghanistan Hilang setelah Diserahkan ke Tentara AS Berakhir Bahagia

FRANCE 24

Berita terkait

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

5 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

8 hari lalu

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

Afghanistan dilanda banjir parah yang menyapu desa-desa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

9 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Rektor Unri soal Kritik Uang Pangkal yang Berujung ke Polisi: Harusnya Disampaikan dengan Etika

13 hari lalu

Kuasa Hukum Rektor Unri soal Kritik Uang Pangkal yang Berujung ke Polisi: Harusnya Disampaikan dengan Etika

Mahasiswa Universitas Riau (Unri), Khariq Anhar, dilaporkan Rektor Unri, Sri Indarti, ke Polda Riau usai mengkritik kebijakan uang pangkal

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

15 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

17 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

17 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

20 hari lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

56 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Tuai Kritik, PM Thailand Hentikan Perjalanan ke Luar Negeri Selama Dua Bulan

20 Maret 2024

Tuai Kritik, PM Thailand Hentikan Perjalanan ke Luar Negeri Selama Dua Bulan

PM Srettha Thavisin telah menghabiskan sekitar sepertiga dari enam bulan masa jabatannya di luar negeri untuk mempromosikan investasi di Thailand.

Baca Selengkapnya