Top 3 Dunia: 800 Penerbangan Dibatalkan, Anggaran Pertahanan AS Rp 11.000 T
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 29 Desember 2021 06:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin diawali dari ratusan penerbangan di Amerika Serikat dibatalkan akibat varian Omicron. Lebih dari 800 penerbangan di Amerika Serikat dibatalkan pada Senin.
Berita kedua top 3 dunia adalah Presiden AS Joe Biden menekan Undang-undang otorisasi pertahanan nasional yang mengesahkan anggaran sebesar Rp 11 ribu triliun. Berita terakhir adalah jumlah kasus Covid-19 di Argentina naik hingga tiga kali lipat. Berikut berita selengkapnya:
1. Waspada Omicron, Ratusan Penerbangan di Amerika Serikat Dibatalkan
Lebih dari 800 penerbangan dari sejumlah maskapai di Amerika Serikat, dibatalkan pada Senin, 27 Desember 2021. Sebelumnya pada akhir pekan lalu, juga ada ribuan penerbangan yang seharusnya terbang selama libur Natal, dibatalkan menyusul naiknya kasus varian Covid-19, omicron, di penjuru Amerika Serikat.
Omicron telah mendesak sejumlah awak pesawat melakukan karantina mandiri. Walhasil, para pelancong harus mencari alternatif lain untuk melakukan perjalanan.
Kondisi ini telah membuat saham American Airlines Group Inc, United Airlines Holdings Inc, Delta Air Line Inc dan Southwest Airlines Co, anjlok antara 2 persen dan 3 persen sebelum pembukaan.
Dengan kenaikan angka infeksi virus corona, sejumlah maskapai di Amerika Serikat terpaksa harus membatalkan penerbangan karena pilot dan awak kabin harus menjalani karantina mandiri. Bukan hanya itu, buruknya cuaca di sejumlah daerah telah menambah kesengsaraan para pelancong.
Delta, United, Southwest dan American belum mau berkomentar perihal ini. Sejumlah media di Amerika Serikat mewartakan pembatalan juga dialami oleh operator kapal pesiar. Pada akhir pekan lalu, setidaknya tiga kapal pesiar terpaksa balik ke pelabuhan setelah mendeteksi ada penumpang yang positif Covid-19.
<!--more-->
2. Joe Biden Teken Anggaran Pertahanan Sebesar Rp11 Ribu Triliun, untuk Apa Saja?
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani Undang-undang Otorisasi Pertahanan Nasional atau NDAA untuk tahun fiskal 2022, yang mengesahkan US$770 miliar (Rp11 ribu triliun) dalam pengeluaran pertahanan, kata Gedung Putih pada Senin.
Awal bulan ini, Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS memberikan suara sangat besar untuk RUU pertahanan dengan dukungan kuat dari Demokrat dan Republik untuk kebijakan pengaturan undang-undang tahunan untuk Departemen Pertahanan.
"Undang-undang tersebut memberikan manfaat vital dan meningkatkan akses keadilan bagi personel militer dan keluarga mereka, dan termasuk otoritas penting untuk mendukung pertahanan nasional negara kita," kata Biden dalam sebuah pernyataan setelah menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang, dilaporkan Reuters, 28 Desember 2021.
National Defense Authorization Act (NDAA) diawasi dengan ketat oleh banyak industri dan kepentingan lainnya karena ini adalah satu-satunya undang-undang utama yang menjadi undang-undang setiap tahun dan karena membahas berbagai masalah. NDAA telah menjadi undang-undang setiap tahun selama enam dekade.
Secara keseluruhan, RUU tersebut memberi wewenang US$768 miliar (hampir Rp11 ribu triliun) untuk program pertahanan nasional, yang mencakup Pentagon dan program senjata nuklir yang diawasi oleh Departemen Energi, menurut Politico.
Tetapi RUU kebijakan pertahanan hanya mengesahkan pengeluaran, dan tidak benar-benar mengalokasikan uang. Anggota parlemen masih harus mencapai kesepakatan untuk mendanai pemerintah selama sisa tahun fiskal agar peningkatan pertahanan terealisasi.
Mengotorisasi pengeluaran militer sekitar 5% lebih banyak daripada tahun lalu, NDAA 2022 fiskal adalah kompromi setelah negosiasi intens antara DPR dan Senat Demokrat dan Republik setelah terhenti oleh perselisihan mengenai kebijakan Cina dan Rusia.
Rincian NDAA tahun ini termasuk kenaikan gaji 2,7% untuk pasukan, dan lebih banyak pembelian pesawat dan kapal Angkatan Laut, di samping strategi untuk menghadapi ancaman geopolitik, terutama Rusia dan Cina.
NDAA mencakup US$300 juta (Rp4,2 triliun) untuk Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina, yang memberikan dukungan kepada angkatan bersenjata Ukraina, US$4 miliar (Rp57 triliun) untuk Inisiatif Pertahanan Eropa dan US$150 juta (Rp2,1 triliun) untuk kerja sama keamanan Baltik.
Pada Cina, RUU anggaran pertahanan mencakup US$7,1 miliar (Rp101 triliun) untuk Inisiatif Pencegahan Pasifik dan pernyataan dukungan kongres untuk pertahanan Taiwan, serta larangan Departemen Pertahanan untuk mendapatkan produk yang diproduksi dengan kerja paksa dari wilayah Xinjiang Cina.
<!--more-->
3. Kasus Covid-19 di Argentina Naik Hampir 2 Kali Lipat
Kasus Covid-19 di Argentina pada Senin, 27 Desember 2021, tercatat sebanyak 20.263 kasus atau naik hampir dua kali lipat dibanding pada Jumat, 24 Desember 2021.
Kementerian Kesehatan Argentina menyebut itu adalah kasus harian Covid-19 tertinggi dalam 6 bulan terakhir menyusul adanya penyebaran varian omicron di berbagai belahan dunia.
Sebelumnya pada Jumat, 24 Desember 2021, Argentina mencatat ada 11.181 kasus baru Covid-19. Meskipun Argentina mempublikasi kasus harian pada akhir pekan juga, angka-angka itu cenderung lebih rendah dibanding hari-hari biasa.
Argentina pernah mengalami kasus baru Covid-19 tertinggi pada 1 Juli 2021, dengan 41.080 kasus baru virus corona. Kementerian Kesehatan Argentina menyebut sudah 70 persen populasi di negara itu disuntik vaksin virus corona dua dosis.
Saat ini, Argentina sedang menawarkan suntik vaksin dosis ketika atau vaksin penguat. Prioritas diberikan kepada mereka yang bekerja di garda terdepan dan lansia usia 60 tahun ke atas.
REUTERS | POLITICO