Top 3 Dunia: Mahathir Sindir Keturunan China, Warga Asing Beli Rumah di Turki
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 16 Desember 2021 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari pernyataan Mahathir Mohamad yang menyatakan warga keturunan Tionghoa tidak berbaur karena makan dengan sumpit. Pernyataan ini pun memicu reaksi keras.
Berita kedua top 3 dunia adalah Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin akan membahas ketegangan di Eropa. Terakhir yaitu investor asing ramai-ramai membeli rumah di Turki karena nilai Lira yang merosot. Berikut berita selengkapnya:
1. Mahathir Nilai Keturunan Tionghoa yang Makan dengan Sumpit Tidak Berbaur
Pernyataan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad tentang masyarakat keturunan Tionghoa yang masih menggunakan sumpit untuk makan menunjukkan belum berbaur dengan masyarakat Malaysia lainnya, memicu kontroversi.
“Mereka belum mengadopsi cara makan orang Malaysia. Mereka mempertahankan sumpit, yang merupakan identitas dari Cina, bukan Malaysia, dan banyak hal lainnya,” katanya keli meluncurkan memoar Menangkap Harapan: Perjuangan Berlanjut Untuk Malaysia Baru, Minggu, 12 Desember 2021, seperti dikutip Star.
Pernyataan itu dinilai Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokrat, Lim Guan Eng, sebagai “sederhana dan ofensif”. Dia mengatakan bahwa perkakas itu juga merupakan bagian integral dari budaya lain.
“Ini tidak hanya sederhana tetapi juga menyinggung komunitas Tionghoa di sini. Tun (Mahathir) harus diingatkan bahwa tidak hanya Cina atau Taiwan tetapi negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan dan Vietnam juga menggunakan sumpit,” katanya seperti dikutip CNA, Senin, 13 Desember 2021.
"Tun salah untuk fokus pada asimilasi daripada integrasi dan menggunakan sumpit daripada mengadopsi cara makan Malaysia dengan tangan adalah salah satu alasan yang menyebabkan pemisahan di antara orang-orang," kata Lim, yang menjabat sebagai menteri keuangan di Kabinet Dr Mahathir selama pemerintahan Pakatan Harapan dari 2018 hingga 2020.
Pernyataan Mahathir ini juga memancing komentar mantan PM Najib Razak. Ia mengolok-olok Mahathir dengan menyebutnya sebagai "pakar" dalam menggunakan sumpit.
Najib Razak mengunggah montase foto Mahathir menggunakan sumpit, tampaknya untuk melemparkan "yee sang" di acara Tahun Baru Imlek, dan menuliskan komentar di bawahnya "Pakar keterampilan". Foto-foto itu tidak diberi tanggal, demikian dikutip dari Free Malaysia Today.
<!--more-->
2. Tuding AS dan NATO Agresif, Putin Ajak Xi Jinping Video Call Hari Ini
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping akan membahas ketegangan di Eropa dan retorika "agresif" Amerika Serikat dan NATO dalam panggilan video hari ini, Rabu, 15 Desember 2021.
Dilansir dari Reuters, pembicaraan ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Amerika plus Eropa Barat, dengan Beijing di bawah tekanan atas hak asasi manusia dan Moskow atas penumpukan pasukan perang di dekat perbatasan Ukraina.
"Situasi dalam urusan internasional, terutama di benua Eropa, sangat, sangat tegang saat ini dan membutuhkan diskusi antara sekutu," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, merujuk pada Moskow dan Beijing, Selasa, 14 Desember 2021.
“Kami melihat retorika yang sangat, sangat agresif di pihak NATO dan AS, dan ini membutuhkan diskusi antara kami dan Cina.”
Rusia telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Cina karena hubungannya dengan Barat memburuk. Putin telah menggunakan kemitraan itu sebagai cara untuk menyeimbangkan pengaruh AS sambil mencapai kesepakatan yang menguntungkan, terutama pada energi. Dia dan Xi tahun ini sepakat untuk memperpanjang 20 tahun persahabatan dan perjanjian kerjasama.
Peskov mengatakan mereka akan mengadakan pembicaraan panjang dengan agenda yang luas termasuk energi, perdagangan dan investasi.
Diskusi mereka akan berlangsung delapan hari setelah panggilan video antara Putin dan Presiden AS Joe Biden. Dalam pertemuan daring itu, Biden memperingatkan Putin agar tidak menyerang Ukraina dan Putin mengatakan kepadanya bahwa Rusia membutuhkan jaminan keamanan yang mengikat secara hukum dari Barat.
<!--more-->
3. Warga Asing Ramai-ramai Beli Rumah di Turki karena Nilai Lira yang Anjlok
Penjualan rumah Turki terhadap warga asing melonjak hampir 50% ke level rekor tertinggi pada November, menurut data pada Selasa, menghasilkan miliaran dolar AS dalam valuta asing karena kemerosotan lira membuat pembelian rumah oleh warga asing secara signifikan lebih murah.
Dengan latar belakang inflasi tahunan lebih dari 20%, pasar properti secara umum naik di bulan November, dengan penjualan keseluruhan melonjak 59% tahun-ke-tahun menjadi 178.814 properti, angka Institut Statistik Turki menunjukkan, dikutip dari Reuters, 15 Desember 2021.
"Orang-orang yang melihat perumahan sebagai alat pertahanan terhadap inflasi berperan penting dalam kenaikan tajam penjualan pada November," kata General Manager Penilaian Real Estat TSKB Makbule Yonel Maya, menambahkan bahwa suku bunga pinjaman bank pemerintah yang lebih rendah berdampak.
Dikutip dari Reuters, Lira merosot ke rekor terendah 14,99 terhadap dolar AS pada hari Senin, mewakili nilai setengahnya tahun ini. Pada level saat ini 14,2 lebih dari 40% lebih lemah dari pada awal September.
Altan Elmas, ketua asosiasi pengembang dan investor perumahan Konutder, mengatakan arus masuk mata uang asing karena penjualan rumah dalam 11 bulan hingga November berjumlah sekitar US$8,5 miliar (Rp121,8 triliun), melebihi perkiraannya.
"Kita bisa mencapai US$10 miliar (Rp143 triliun) pada akhir tahun. Dukungan terbesar untuk program ekonomi baru pada periode mendatang akan datang dari penjualan properti ke asing," katanya.
Presiden Tayyip Erdogan telah mendukung pemotongan suku bunga yang agresif untuk mendukung program barunya yang menekankan ekspor dan kredit, meskipun inflasi melonjak dan kritik luas terhadap kebijakan dari para ekonom dan anggota parlemen oposisi.
7.363 rumah yang dijual kepada orang asing pada November mewakili tingkat bulanan tertinggi sejak seri data dimulai pada tahun 2013. Sejauh ini jumlah pembeli asing tertinggi adalah warga negara Iran, diikuti oleh orang Irak dan Rusia.
Penjualan properti kepada orang asing telah kuat sepanjang tahun, naik 39,4% dalam 11 bulan pertama, sementara total penjualan rumah sebenarnya turun 9,2% dalam periode 11 bulan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tempat paling populer untuk pasar properti bagi orang asing adalah Istanbul, dengan 2.922 penjualan, diikuti oleh resor selatan Antalya dan ibu kota Ankara.
Data juga menunjukkan penjualan hipotek November naik 61% dari tahun sebelumnya menjadi 39.366, terhitung 22% dari total pada periode tersebut.
Tahun lalu, penjualan rumah melonjak karena pinjaman murah era pandemi dari bank-bank negara Turki, mendorong pengembang real estat untuk meluncurkan iklan besar-besaran untuk pembeli.