Top 3 Dunia: Makau Surga Judi Berakhir, CEO Pecat 900 Pegawai Lewat Zoom
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 9 Desember 2021 06:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin diawali dari berita Cina yang memperketat aturan hingga mengancam kelangsungan surga judi Makau. Beijing melakukan tindakan keras akibat banyaknya uang dari China daratan yang tersedot ke Makau.
Berita kedua top 3 dunia adalah CEO perusahaan properti yang memecat 900 pegawainya melalui zoom. Tindakannya itu menuai kritik karena dinilai tak manusiawi. Berita terakhir top 3 dunia adalah Amerika Serikat kembali mendonasikan vaksin Covid-19. Berikut berita selengkapnya:
1. Cina Perketat Aturan, Era Makau Surga Judi Berakhir?
Makau tampaknya bukan surga judi lagi bagi warga Cina setelah Beijing melakukan tindakan keras akibat banyak uang dari daratan tersedot ke sana.
Biro Inspeksi dan Koordinasi Permainan Macau (DICJ) telah memerintahkan operator, yang membawa klien pembelanjaan besar dari daratan Cina ke kamar VIP di kasino Makau, seringkali dengan pinjaman untuk dipertaruhkan, berhenti menawarkan kredit, kata Bernstein dalam sebuah catatan penelitian.
"Wynn dan yang lainnya sedang dalam proses menutup operasi junket," kata Bernstein dalam catatan tersebut.
Menurut Reuters, Wynn dan Melco akan menutup kamar junket mereka pada 20 Desember dan 21 Desember. Regulator perjudian Makau tidak menanggapi permintaan komentar.
Operator kasino Wynn Macau, Sands China, Galaxy Entertainment, SJM Holdings dan Melco International Development juga tidak menanggapi permintaan dari Reuters untuk wawancara.
Kabar penutupan itu muncul beberapa hari setelah raksasa junket Suncity menutup semua ruang perjudian VIP di Makau setelah kepala eksekutifnya, Alvin Chau, ditangkap atas dugaan mengadakan perjudian lintas batas.
Pihak berwenang di Cina daratan, di mana perjudian ilegal, melihat junket bertanggung jawab atas tersedotnya miliaran yuan keluar negeri.
Carlos Lobo, konsultan judi yang berbasis di Makau, mengatakan jika pemerintah Makau benar-benar membuat junket berhenti menawarkan kredit kepada klien, itu akan menandai akhir dari sebuah era.
"Jika ini benar, junket harus beroperasi sebagai agen perjalanan, melalui kegiatan seperti menerima biaya untuk membawa klien kaya ke operator kasino, daripada menerima komisi dari ruang permainan VIP yang telah menjadi model bisnis utama selama bertahun-tahun," dia berkata.
<!--more-->
2. CEO Perusahaan Real Estate Pecat 900 Karyawan Melalui Panggilan Zoom
CEO perusahaan real estate asal Amerika Serikat pada Rabu pekan lalu, 1 Desember 2021, memecat 900 karyawannya melalui webinar Zoom, beberapa hari sebelum musim liburan Natal dan Tahun Baru.
CEO Better.com Vishal Garg mengumumkan lewat Zoom memberhentikan sekitar 9% dari tenaga kerjanya di webinar Zoom Rabu secara tiba-tiba.
"Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok yang diberhentikan," kata Garg dalam panggilan Zoom yang berlangsung selama tiga menit, dikutip dari CNN Business, 8 Desember 2021.
"Pekerjaan Anda di sini segera dihentikan," katanya.
Salah satu yang di-PHK adalah Christian Chapman, mantan trainer di Better.com, mengatakan dia dan karyawan lainnya diberi tahu dengan video singkat singkat yang pada dasarnya mengatakan, "Saya tidak ingin melakukan ini — Anda diberhentikan".
Karyawan lain yang dipecat juga mengaku terkejut dengan pemecatan mendadak itu. "Saya sedang duduk di sini berpikir, 'Apa-apaan ini?'" kata seorang karyawan kepada NBC.
"Saya pikir saya aman. Saya memiliki penilaian yang sempurna dan berpikir saya adalah bagian integral dari tim. Ini mengecewakan, karena saya tahu saya bekerja sangat keras untuk membantu membangun perusahaan itu, dan sepertinya saya hanya membuang-buang waktu saya," paparnya.
Video panggilan Zoom telah diunggah di jaringan media sosial dan YouTube, dengan sumber yang akrab dengan perusahaan memverifikasi keaslian rekaman, menurut CBS News. Dalam video tersebut, Garg duduk di meja putih, mengenakan pakaian kasual celana panjang, kemeja dan rompi biru, dan memberi tahu para pekerja bahwa dia terpaksa mengumumkan keputusan yang sulit, yakni dia harus mem-PHK karyawannya untuk kedua kalinya.
"Terakhir kali saya melakukannya, saya menangis," kata Garg menceritakan kepada karyawan yang dipecat, dikutip dari CBS. "Kali ini saya berharap untuk lebih kuat."
Dalam video tersebut, Garg mengatakan PHK berdampak pada 15% tenaga kerja Better.com, tetapi dia salah bicara, menurut orang yang akrab dengan perusahaan, yang mengatakan sekitar 9% karyawan terpengaruh. Pejabat di Better.com tidak menanggapi permintaan komentar.
Berita selengkapnya di tautan berikut.
<!--more-->
3. Amerika Serikat Donasi 1,5 Juta Dosis Vaksin Virus Corona
Amerika Serikat pada Selasa, 7 Desember 2021, mengirimkan donasi 1,5 juta dosis vaksin virus corona merek Moderna ke Indonesia. Donasi ini bagian dari kemitraan dengan COVAX, Pemerintah Indonesia, dan UNICEF.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dalam keterangan menjelaskan donasi vaksin virus corona ini, diharapkan bisa membantu menyelamatkan jiwa dan melindungi masyarakat Indonesia dari COVID-19. Donasi ini juga bentuk dukungan Pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat untuk Indonesia.
Amerika Serikat adalah donor terbesar dalam program COVAX, dengan total komitmen USD 4 miliar (Rp57 triliun), yang telah membantu Gavi memfasilitasi donasi total lebih dari 44,7 juta dosis vaksin kepada Indonesia.
Sedangkan secara global, Amerika Serikat telah mengirimkan 291 juta dosis vaksin vaksin virus corona tanpa pamrih dan telah berjanji akan mendonasikan sekitar 200 juta dosis lagi vaksin virus corona hingga Maret 2022.
Selain memberikan vaksin, Amerika Serikat melalui USAID bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan mitra lainnya dalam memperkuat program imunisasi vaksin virus corona di Indonesia. Diantaranya dengan memperbanyak tempat-tempat suntik vaksin virus corona dan memberikan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan vaksin.
Amerika Serikat berkomitmen akan mengucurkan lebih dari USD 77 juta untuk mendukung Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Sejak Maret 2020, bantuan dari Amerika Serikat telah menjangkau lebih dari 165 juta orang di Indonesia atau sekitar 60 persen dari populasi Indonesia.
REUTERS | CNN | CBS NEWS