Top 3 Dunia: Makau Surga Judi Berakhir, CEO Pecat 900 Pegawai Lewat Zoom

Reporter

Tempo.co

Kamis, 9 Desember 2021 06:04 WIB

Orang-orang menikmati pemandangan malam di Festival Cahaya Makau 2020 yang digelar di Tap Seac Square, Makau, Cina selatan, 26 September 2020. Festival cahaya tersebut dimulai pada Sabtu (26/9) dan akan berlangsung hingga 31 Oktober. (Xinhua/Cheong Kam Ka)

TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin diawali dari berita Cina yang memperketat aturan hingga mengancam kelangsungan surga judi Makau. Beijing melakukan tindakan keras akibat banyaknya uang dari China daratan yang tersedot ke Makau.

Berita kedua top 3 dunia adalah CEO perusahaan properti yang memecat 900 pegawainya melalui zoom. Tindakannya itu menuai kritik karena dinilai tak manusiawi. Berita terakhir top 3 dunia adalah Amerika Serikat kembali mendonasikan vaksin Covid-19. Berikut berita selengkapnya:

1. Cina Perketat Aturan, Era Makau Surga Judi Berakhir?

Makau tampaknya bukan surga judi lagi bagi warga Cina setelah Beijing melakukan tindakan keras akibat banyak uang dari daratan tersedot ke sana.

Regulator perjudian Makau telah memerintahkan operator junket di pusat judi terbesar di dunia untuk berhenti menawarkan kredit kepada pelanggan, menurut perusahaan pialang Bernstein seperti dikutip Reuters, Selasa, 7 Desember 2021..

Biro Inspeksi dan Koordinasi Permainan Macau (DICJ) telah memerintahkan operator, yang membawa klien pembelanjaan besar dari daratan Cina ke kamar VIP di kasino Makau, seringkali dengan pinjaman untuk dipertaruhkan, berhenti menawarkan kredit, kata Bernstein dalam sebuah catatan penelitian.

"Wynn dan yang lainnya sedang dalam proses menutup operasi junket," kata Bernstein dalam catatan tersebut.

Menurut Reuters, Wynn dan Melco akan menutup kamar junket mereka pada 20 Desember dan 21 Desember. Regulator perjudian Makau tidak menanggapi permintaan komentar.

Operator kasino Wynn Macau, Sands China, Galaxy Entertainment, SJM Holdings dan Melco International Development juga tidak menanggapi permintaan dari Reuters untuk wawancara.

Advertising
Advertising

Kabar penutupan itu muncul beberapa hari setelah raksasa junket Suncity menutup semua ruang perjudian VIP di Makau setelah kepala eksekutifnya, Alvin Chau, ditangkap atas dugaan mengadakan perjudian lintas batas.

Pihak berwenang di Cina daratan, di mana perjudian ilegal, melihat junket bertanggung jawab atas tersedotnya miliaran yuan keluar negeri.

Carlos Lobo, konsultan judi yang berbasis di Makau, mengatakan jika pemerintah Makau benar-benar membuat junket berhenti menawarkan kredit kepada klien, itu akan menandai akhir dari sebuah era.

"Jika ini benar, junket harus beroperasi sebagai agen perjalanan, melalui kegiatan seperti menerima biaya untuk membawa klien kaya ke operator kasino, daripada menerima komisi dari ruang permainan VIP yang telah menjadi model bisnis utama selama bertahun-tahun," dia berkata.

<!--more-->

2. CEO Perusahaan Real Estate Pecat 900 Karyawan Melalui Panggilan Zoom

CEO perusahaan real estate asal Amerika Serikat pada Rabu pekan lalu, 1 Desember 2021, memecat 900 karyawannya melalui webinar Zoom, beberapa hari sebelum musim liburan Natal dan Tahun Baru.

CEO Better.com Vishal Garg mengumumkan lewat Zoom memberhentikan sekitar 9% dari tenaga kerjanya di webinar Zoom Rabu secara tiba-tiba.

"Jika Anda menerima panggilan ini, Anda adalah bagian dari kelompok yang diberhentikan," kata Garg dalam panggilan Zoom yang berlangsung selama tiga menit, dikutip dari CNN Business, 8 Desember 2021.

"Pekerjaan Anda di sini segera dihentikan," katanya.

Salah satu yang di-PHK adalah Christian Chapman, mantan trainer di Better.com, mengatakan dia dan karyawan lainnya diberi tahu dengan video singkat singkat yang pada dasarnya mengatakan, "Saya tidak ingin melakukan ini — Anda diberhentikan".

Karyawan lain yang dipecat juga mengaku terkejut dengan pemecatan mendadak itu. "Saya sedang duduk di sini berpikir, 'Apa-apaan ini?'" kata seorang karyawan kepada NBC.

"Saya pikir saya aman. Saya memiliki penilaian yang sempurna dan berpikir saya adalah bagian integral dari tim. Ini mengecewakan, karena saya tahu saya bekerja sangat keras untuk membantu membangun perusahaan itu, dan sepertinya saya hanya membuang-buang waktu saya," paparnya.

Video panggilan Zoom telah diunggah di jaringan media sosial dan YouTube, dengan sumber yang akrab dengan perusahaan memverifikasi keaslian rekaman, menurut CBS News. Dalam video tersebut, Garg duduk di meja putih, mengenakan pakaian kasual celana panjang, kemeja dan rompi biru, dan memberi tahu para pekerja bahwa dia terpaksa mengumumkan keputusan yang sulit, yakni dia harus mem-PHK karyawannya untuk kedua kalinya.

"Terakhir kali saya melakukannya, saya menangis," kata Garg menceritakan kepada karyawan yang dipecat, dikutip dari CBS. "Kali ini saya berharap untuk lebih kuat."

Dalam video tersebut, Garg mengatakan PHK berdampak pada 15% tenaga kerja Better.com, tetapi dia salah bicara, menurut orang yang akrab dengan perusahaan, yang mengatakan sekitar 9% karyawan terpengaruh. Pejabat di Better.com tidak menanggapi permintaan komentar.

Berita selengkapnya di tautan berikut.

<!--more-->


3. Amerika Serikat Donasi 1,5 Juta Dosis Vaksin Virus Corona

Amerika Serikat pada Selasa, 7 Desember 2021, mengirimkan donasi 1,5 juta dosis vaksin virus corona merek Moderna ke Indonesia. Donasi ini bagian dari kemitraan dengan COVAX, Pemerintah Indonesia, dan UNICEF.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dalam keterangan menjelaskan donasi vaksin virus corona ini, diharapkan bisa membantu menyelamatkan jiwa dan melindungi masyarakat Indonesia dari COVID-19. Donasi ini juga bentuk dukungan Pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat untuk Indonesia.

Amerika Serikat adalah donor terbesar dalam program COVAX, dengan total komitmen USD 4 miliar (Rp57 triliun), yang telah membantu Gavi memfasilitasi donasi total lebih dari 44,7 juta dosis vaksin kepada Indonesia.

Sedangkan secara global, Amerika Serikat telah mengirimkan 291 juta dosis vaksin vaksin virus corona tanpa pamrih dan telah berjanji akan mendonasikan sekitar 200 juta dosis lagi vaksin virus corona hingga Maret 2022.

Selain memberikan vaksin, Amerika Serikat melalui USAID bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan mitra lainnya dalam memperkuat program imunisasi vaksin virus corona di Indonesia. Diantaranya dengan memperbanyak tempat-tempat suntik vaksin virus corona dan memberikan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan vaksin.

Amerika Serikat berkomitmen akan mengucurkan lebih dari USD 77 juta untuk mendukung Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Sejak Maret 2020, bantuan dari Amerika Serikat telah menjangkau lebih dari 165 juta orang di Indonesia atau sekitar 60 persen dari populasi Indonesia.

REUTERS | CNN | CBS NEWS


Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

2 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

14 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

18 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

19 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

19 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

20 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

21 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya