Cerita Penegakan Demokrasi di Ukraina Via Revolusi Oranye Hari Ini 17 Tahun Lalu

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 28 November 2021 20:35 WIB

Presiden Ukraina Pertimbangkan Pemilu Dini

TEMPO.CO, Kiev -Pemilihan umum Presiden Ukraina 2004 memberikan kenangan tersendiri bagi negara Ukraina.

Pasalnya, waktu tersebut merupakan hari tercetusnya Revolusi Oranye, sebuah demonstrasi besar-besaran yang menuntut pelaksanaan pemilu ulang. Insiden tersebut menyeret beberapa nama tokoh besar Ukraina, seperti Viktor Yanukovych dan Viktor Yushchenko.

Mengutip dari p2k.itbu.ac.id, Revolusi Oranye merupakan sebuah gerakan yang digalakkan oleh massa dan kubu dari Viktor Yushchenko.

Hasil Pemilu 2004 yang dimenangkan oleh kandidat Viktor Yanukovych dianggap curang. Oleh sebab itu, massa melakukan demonstrasi besar-besaran selama sepuluh hari guna mendesak pelaksanaan pemilu presiden ulang.

Melansir dari repository.umy.ac.id, warna oranye dipilih sebagai nama revolusi ini tidak terlepas dari kandidat kubu Viktor Yushchenko. Kandidat yang berasal dari kubu oposisi itu menggunakan warna oranye selama kampanye pemilu presiden. Revolusi Oranye juga dikenal dengan sebutan Revolusi Chestnut, yang diambil dari nama sebuah pohon yang tumbuh di kawasan ibukota Ukraina, Kiev.

Advertising
Advertising

Krisis politik di Ukraina melibatkan dua nama tokoh politik besar sekaligus calon kandidat presiden unggulan kala itu. Dua tokoh tersebut adalah Viktor Yanukovych, perdana menteri aktif Ukraina kala itu, dan Viktor Yushchenko, pemimpin oposisi dan mantan perdana menteri Ukraina masa pemerintahan Leonid Kuchma.

Sebagaimana dijelaskan dalam repository.unair.ac.id, saat itu, Viktor Yanukovych memeroleh dukungan besar dari Rusia, khususnya Vladimir Putin selaku presiden Rusia, dalam mempersiapkan dan melaksanakan kampanye pemilu. Sementara itu, kubu Viktor Yushchenko memeroleh dukungan dari Amerika Serikat sekaligus penggerak massa Revolusi Oranye.

Setelah pelaksanaan dua putaran pemilu berakhir, dinyatakan bahwa Viktor Yanukovych menjadi pemenangnya. Namun, pihak Viktor Yushchenko menolak keputusan tersebut dan mengeklaim terjadinya kecurangan. Usaha kecurangan yang dilakukan pihak Viktor Yanukovych sudah tampak bahkan sebelum pemilu dimulai.

Kubu Viktor Yanukovych melakukan berbagai kecurangan berupa menghambat proses kampanye dari kubu Viktor Yushchenko. Bentuk-bentuk kecurangan tersebut antara lain pemanipulasian jumlah pemilih, penyerangan mobil Yushcheko saat kampanye, dan penguntitan proses kampanye kubu Viktor Yushchenko oleh mata-mata negara. Puncaknya, pada 6 September 2004, Viktor Yushchenko mengalami sakit keracunan dioksin dengan kondisi fisik yang melemah.

Akhirnya, pagi hari setelah pelaksanaan pemilu presiden berlangsung. Para massa berkumpul di ibukota Ukraina sembari membawa bendera. Berbagai kendaraan, seperti mobil, truk, dan bus berkumpul di trotoar dan jalan raya. Mereka meneriakkan kata Yu-shchen-Ko! dengan penuh semangat. Mayoritas demonstran memakai atribut berwana oranye sembari menuju lapangan kemerdekaan.

Pada 26 Desember 2004 Ukraina menggelar pilpres ulang yang bersih dan sehat, dikutip dari p2k.unkris.ac.id. Hasil akhir pemilu ini menghasilkan keputusan Viktor Yuschchenko sebagai pemenang pemilu. Pengangkatan Viktor Yuschchenko sebagai presiden berlangsung pada 23 Januari 2005 di Kiev, ibukota Ukraina.

NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga : Pesan Anies Baswedan ke Golkar: Demokrasi Harus Memberikan

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

51 menit lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Mardani Ali Sera Usul Pilpres Didahulukan Sebelum Pileg

3 hari lalu

Mardani Ali Sera Usul Pilpres Didahulukan Sebelum Pileg

Politikus PKS Mardani Ali Sera mengusulkan agar pelaksanaan Pilpres didahulukan, setelah itu baru digelar pemilihan legislatif.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya