Pengunjuk Rasa Hadang Konvoi Militer Prancis di Niger, 2 Tewas dan 16 Luka-Luka

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 28 November 2021 08:00 WIB

Masyarakat protes menyusul serangan terhadap pos gendarmerie yang menewaskan 32 orang, menyerukan Presiden Burkina Faso Roch Kabore mengundurkan diri dan pemulangan pasukan Prancis yang berpatroli di negara itu, di Ouagadougou, Burkina Faso 16 November 2021. REUTERS/Anne Mimault

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya dua orang tewas dan 16 lainnya cedera di Niger barat ketika pengunjuk rasa bentrok dengan konvoi militer Prancis yang mereka hadang setelah melintasi perbatasan dari Burkina Faso, kata walikota setempat, Sabtu, 27 November 2021.

Kendaraan lapis baja dan truk logistik melintasi perbatasan Niger pada hari Jumat setelah diblokir di Burkina Faso selama seminggu oleh demonstrasi di sana menentang kegagalan pasukan Prancis untuk menghentikan kekerasan yang meningkat oleh militan Islam.

Kemarahan tentang kehadiran militer Prancis di bekas koloninya telah meningkat di Niger, Burkina Faso dan negara-negara lain di wilayah Sahel Afrika Barat di mana Prancis memiliki ribuan tentara untuk memerangi afiliasi lokal Al Qaeda dan Negara Islam ISIS.

Akhir pekan lalu, ratusan orang di kota Kaya di Burkinabe memblokir konvoi Prancis, yang sedang dalam perjalanan dari Pantai Gading ke Mali.

Konvoi akhirnya dapat meninggalkan Burkina Faso pada Jumat tetapi kembali dihadang pada Sabtu pagi kurang dari 30 km (19 mil) setelah melintasi perbatasan di kota Tera, Niger barat, tempat mereka berhenti untuk bermalam.

Advertising
Advertising

Hamma Mamoudou, walikota Tera, mengatakan kepada Reuters bahwa dua pengunjuk rasa tewas dan 16 lainnya terluka dalam bentrokan, "kemungkinan besar" karena tembakan.

Juru bicara militer Prancis Kolonel Pascal Ianni mengatakan kepada Reuters sebelumnya bahwa tentara Prancis dan polisi militer Niger telah melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan pengunjuk rasa yang mencoba menjarah dan menyita truk.

Ianni mengatakan konvoi itu kemudian dapat melanjutkan perjalanan menuju ibu kota Niamey. Dia tidak segera menanggapi pertanyaan tentang kematian itu.

Video yang dibagikan oleh seorang pejabat setempat menunjukkan para pengunjuk rasa, sebagian besar pria muda, berteriak, "Ganyang Prancis!" saat asap hitam membubung dari barikade yang terbakar.

Prancis melakukan intervensi di Mali pada 2013 untuk memukul mundur milisi yang merebut gurun utara, sebelum mengerahkan tentara melintasi Sahel. Meskipun telah menewaskan banyak pemimpin jihad, kekerasan terus meningkat dan menyebar di wilayah tersebut.

Dalam demonstrasi di Burkina Faso dan di tempat lain, pengunjuk rasa mengutip teori konspirasi bahwa Prancis diam-diam mendukung militan untuk membenarkan kehadiran militernya yang berkelanjutan di bekas koloninya.

Berita terkait

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

13 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

18 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

16 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

24 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

25 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya