16 Staf PBB Ditahan di Ethiopia, Disebut Dukung Pemberontak

Reporter

Tempo.co

Rabu, 10 November 2021 13:02 WIB

Sebuah tank rusak selama pertempuran antara Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (ENDF) dan Pasukan Khusus Tigray berdiri di pinggiran kota Humera di Ethiopia 1 Juli 2021 Foto diambil 1 Juli 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 16 staf Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB ditahan di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia. Menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Selasa, 9 November 2021, penahanan dilakukan di tengah laporan penangkapan yang meluas terhadap etnis Tigrayan.

"Kami secara aktif bekerja dengan pemerintah Ethiopia untuk memastikan pembebasan mereka," kata Dujarric kepada wartawan di New York.

Dia menolak menjawab pertanyaan tentang etnis staf PBB yang ditahan. "Ini adalah anggota staf PBB, mereka orang Etiopia dan kami ingin mereka dibebaskan, etnis apa pun yang tercantum di kartu identitas mereka," ujar Dujarric.

Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia yang ditunjuk negara mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah menerima sejumlah laporan penangkapan Tigrayans di ibukota, termasuk orang tua, ibu dan anak-anaknya.

Daniel Bekele, kepala komisi, mengatakan kepada Reuters mereka sedang memantau penangkapan ratusan orang Tigrayan di Addis Ababa.

Advertising
Advertising

Polisi membantah melakukan penangkapan berdasarkan etnis tertentu. Polisi menyatakan hanya menargetkan pendukung pemberontak pasukan Tigrayan yang melawan pemerintah pusat.

Fasika Fanta, juru bicara polisi Addis Ababa, dan juru bicara pemerintah Legesse Tulu mengatakan belum mendapatkan informasi ihwal staf PBB yang ditangkap. "Mereka yang ditahan adalah warga Etiopia yang melanggar hukum," kata Legesse.

Departemen Luar Negeri AS mengutuhk keras penangkapan tersebut. Pelecehan dan penahanan atas dasar etnis tidak dapat diterima.

"Apa pun yang bisa kami lakukan untuk mengamankan pembebasan orang-orang ini, kami siap melakukannya," juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Harga mengatakan kepada wartawan.

Selama setahun terakhir, Ethiopia didera konflik etnis. Terjadi bentrokan antara pemerintah dan pasukan Tigrayan yang setia kepada Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) dalam beberapa pekan terakhir.

Ethiopia mengumumkan keadaan darurat pada 2 November. Hal itu memungkinkan pemerintah secara sewenang-wenang menangkap penduduknya, tanpa perintah pengadilan, siapa pun yang dicurigai bekerja sama dengan kelompok teroris. Parlemen menetapkan TPLF sebagai kelompok teroris awal tahun ini.

Baca: Ethiopia Umumkan Status Darurat, Pemberontak Tigray Dekati Addis Ababa

REUTERS

Berita terkait

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

17 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

23 jam lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

2 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

3 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

4 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

5 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

5 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

6 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

7 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya