Swedia dan Pakistan Peringatkan Afghanistan Akan Segera Runtuh

Reporter

Tempo.co

Senin, 25 Oktober 2021 10:00 WIB

Anak-anak penghuni panti asuhan bersiap berangkat sekolah di Kabul, Afghanistan, 12 Oktober 2021. Panti asuhan memainkan peran besar di Afghanistan, sejak puluhan ribu warga sipil tewas dalam perang yang telah menghancurkan negara tersebut selama lebih dari 40 tahun. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Afghanistan akan segera runtuh kecuali masyarakat internasional bertindak cepat, kata menteri Swedia dan Pakistan memperingatkan pada Sabtu.

Afghanistan terjerumus ke dalam krisis setelah gerakan Islam garis keras Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat pada Agustus, yang memicu penghentian tiba-tiba miliaran dolar bantuan karena ekononi Afghanistan sangat bergantung pada bantuan asing.

"Negara ini berada di ambang kehancuran dan keruntuhan itu datang lebih cepat dari yang kita duga," kata Menteri Pembangunan Swedia Per Olsson Fridh kepada Reuters di Dubai, dikutip 25 Oktober 2021.

Dia mengatakan terjun bebas ekonomi dapat memberikan lingkungan bagi kelompok teroris untuk berkembang, tetapi Swedia tidak akan menyalurkan uang melalui Taliban, melainkan meningkatkan kontribusi kemanusiaan melalui kelompok masyarakat sipil Afghanistan.

Banyak negara dan lembaga multilateral telah menghentikan bantuan pembangunan tetapi meningkatkan bantuan kemanusiaan sejak Agustus, enggan untuk melegitimasi penguasa baru Taliban.

Advertising
Advertising

Sementara Menteri Informasi Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan kepada Reuters, keterlibatan langsung dengan Taliban adalah satu-satunya cara untuk mencegah bencana kemanusiaan, dan menyerukan miliaran dolar aset Afghanistan yang dibekukan di luar negeri untuk dibebaskan.

"Apakah kita akan mendorong Afghanistan ke dalam kekacauan atau kita akan mencoba dan menstabilkan negara?" katanya di Dubai.

Keterlibatan dengan Taliban juga akan mendorong perlindungan hak asasi manusia dan pembentukan pemerintahan konstitusional yang inklusif, katanya.

Seorang kombatan Taliban Mohammad Ishaq bersama pasien lainnya mendapatkan kaki palsu di pusat rehabilitasi Palang Merah di Kabul, Afghanistan, 16 Oktober 2021. REUTERS/Jorge Silva

Pakistan memiliki hubungan yang dalam dengan Taliban dan sering dituduh mendukung kelompok itu saat memerangi pemerintah dukungan AS di Kabul selama 20 tahun, tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.

Fridh dari Swedia mengatakan Taliban sejauh ini gagal membuktikan bahwa mereka telah meninggalkan kebijakan yang menindas yang menandai periode kekuasaan mereka sebelumnya dari 1996-2001.

Dia juga mengatakan kondisinya tidak tepat bagi negara-negara Eropa untuk membuka kembali kedutaan besar di Kabul. Sebaliknya, lebih banyak aktivitas diplomatik akan berlangsung di Qatar, lawan bicara penting antara Barat dan Taliban.

Fridh bertemu dengan pejabat Qatar di ibu kota Doha minggu ini.

Tapi Chaudhry mengatakan sudah waktunya Amerika Serikat, Cina dan kekuatan besar lainnya menetapkan kerangka kerja untuk pengakuan formal penguasa baru Afghanistan dan untuk penghapusan sanksi PBB terhadap anggota Taliban, termasuk beberapa anggota pemerintah baru.

Baca juga: Wanita Afghanistan: PBB Harus Paksa Taliban Penuhi Hak Perempuan

REUTERS

Berita terkait

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

8 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

13 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

14 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

21 hari lalu

Swedia Usir Jurnalis Cina karena Alasan Keamanan Nasional

Swedia mengusir seorang jurnalis Cina, karena dianggap menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Baca Selengkapnya

Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

23 hari lalu

Salwan Momika, Ditangkap di Norwegia hingga Diblokir TikTok

Salwan Momika yang memicu kemarahan internasional dengan berulang kali merusak Al-Quran tahun lalu, kini telah ditangkap di Norwegia

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

24 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Sempat Diisukan Tewas, Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

24 hari lalu

Sempat Diisukan Tewas, Pembakar Al Quran Salwan Momika Ditangkap di Norwegia

Imigran asal Irak Salwan Momika ditangkap di Norwegia. Ia membakar Al Quran sehhingga membuat umat Muslim marah.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

26 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

35 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

6 Negara yang Menerapkan Cuti Ayah, Pegawai Tetap Dapat Gaji

41 hari lalu

6 Negara yang Menerapkan Cuti Ayah, Pegawai Tetap Dapat Gaji

Pemberian cuti ayah saat istri pegawai melahirkan telah diterapkan di beberapa negara.

Baca Selengkapnya