Hukuman Mati Pelaku Bom Boston Marathon Dikaji Ulang

Reporter

Tempo.co

Kamis, 14 Oktober 2021 18:31 WIB

Dzhokhar Tsarnaev, 22 tahun, tersangka kedua dalam pengeboman Boston Marathon dalam foto FBI. Ia merupakan anak imigran Chechnya yang tinggal di A.S. sejak kecil. REUTERS/FBI/Handout

TEMPO.CO, Jakarta - Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat pada Rabu, 13 Oktober 2021, memperlihatkan sinyalemen untuk mengevaluasi vonis hukuman mati pada narapidana pelaku bom Boston Marathon, Dzhokhar Tsarnaev.

Serangan bom dalam acara lari Boston Marathon terjadi pada 2013, yang menewaskan tiga orang. Lebih dari 260 orang mengalami luka-luka.

Otoritas Kehakiman di Amerika Serikat saat ini sedang mempertimbangkan apakah Tsarnaev harus mendapatkan hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati.

Pertimbangan hukum ini mencuat setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutarakan rencana untuk menghilangkan hukuman mati di tingkat federal.

Salah satu korban selamat bom Boston Marathon Marc Fucarile berbicara pada media usai menyaksikan pra sidang pelaku pemboman Dzhokhar Tsarnaev di Pengadilan Federal di Boston, 18 Desember 2014. AP/Elise Amendola

Advertising
Advertising

Selama 17 tahun sebelum Trump mengawasi 13 eksekusi dalam enam bulan terakhir masa jabatannya, belum ada narapidana federal yang menjalani eksekusi hukuman mati.

Pengacara Tsarnaev, Ginger Anders, mengatakan hakim distrik George O'Toole, yang memimpin persidangan, secara tidak benar mengecualikan bukti yang berkaitan dengan pembunuhan berlapis di Waltham, Massachusetts terkait dengan kakak laki-laki Tsarnaev.

Anders berpendapat, kliennya memainkan peran sekunder dalam pemboman di acara Boston marathon. Sebaliknya, saudara Tsarnaev yang bernama Tamerlan, diyakini sebagai tokoh otoritas, yang punya keyakinan ekstrimis.

Tsarnaev sekarang berusia 28 tahun. Saat serangan bom Boston Marathon dia baru 19 tahun.

Hakim konservatif tampaknya bersedia untuk menunda putusan hakim O'Toole untuk mengecualikan bukti sebagian karena rincian yang tepat dari peran Tamerlan dalam pembunuhan itu belum ditetapkan.

Sedangkan hakim liberal Elena Kagan mengatakan pengacara Tsarnaev tampak putus asa untuk memperkenalkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa klien mereka diperbudak saudaranya.

Tsarnaev bersaudara meledakkan dua bom kompor buatan sendiri di garis finish Boston Marathon pada 15 April 2013. Beberapa hari kemudian, atau saat mereka buron, mereka membunuh seorang aparat kepolisian.

Tamerlan tewas setelah baku tembak dengan polisi. Sedangkan Tsarnaev saat ini meringkuk di penjara.

Tsarnaev dikenai 30 dakwaan dan juri memutuskan bahwa dia pantas dieksekusi atas bom yang menewaskan tiga orang.

Baca juga: Boston Marathon 2020 Akhirnya Dibatalkan

Afifa Rizkia Amani | Reuters

Berita terkait

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

5 jam lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

6 jam lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

7 jam lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

10 jam lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

11 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

13 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

14 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

15 jam lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

15 jam lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya